Kamis, 05 Agustus 2010

Ramadhan Di Babak Keempat Akhir Zaman


Ramadhan Mubarok.
Menjelang tibanya bulan
Ramadhan, setiap orang
beriman merasa berbahagia.
Setiap pencinta al-khair
(kebaikan) bersuka cita. Ada
suasana penuh ketaatan dan
kesucian yang sungguh
dinantikan. Bukan rahasia
lagi, bahwa sebagian besar
ummat Islam mengalami
perubahan penampilan bila
sudah memasuki bulan penuh
rahmat dan berkah Ilahi. Yang
jarang muncul di masjid, tiba-
tiba kita jumpai datang sholat
ke masjid. Yang jarang
membuka mushaf Al-Qur ’an,
sekonyong-konyong rajin
tilawah. Muslimah yang tidak
pernah menutup auratnya,
mendadak tampil ber-jilbab.
Subhaanallah.
Bahkan mereka yang biasa
berbuat maksiat juga
” terpaksa” mengurangi
perilaku tercelanya. Bukan
karena ia sadar, tapi karena
ada semacam keharusan
untuk merahasiakan
kemungkarannya. Ada
kesungkanan untuk secara
vulgar meneruskan dosanya.
Sebut saja ada sejenis
” solidaritas” yang perlu ia
tunjukkan di muka umum
karena berada di dalam bulan
suci. Ada semacam ketidak-
leluasaan untuk meneruskan
kemaksiatannya dibandingkan
bila berada di bulan-bulan
selain Ramadhan. Sungguh,
bagi para penggemar
kemaksiatan bulan Ramadhan
merupakan bulan penuh
siksaan batin dan penderitaan
lahir. Laa haula wa laa
quwwata illa billah. Benarlah
apa yang diucapkan
Rasulullah Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam
dalam haditsnya berikut ini.
اَذِإ َناَك ُلَّوَأ
ٍةَلْيَل ْنِم ِرْهَش
َناَضَمَر ْتَدِّفُص
ُنيِطاَيَّشلا
ُةَدَرَمَو ِّنِجْلا
ْتَقِّلُغَو ُباَوْبَأ
ِراَّنلا ْمَلَف
ْحَتْفُي اَهْنِم
ٌباَب ْتَحِّتُفَو
ُباَوْبَأ ِةَّنَجْلا
ْمَلَف ْقَلْغُي
اَهْنِم ٌباَب
يِداَنُيَو ٍداَنُم اَي
َيِغاَب ِرْيَخْلا
ْلِبْقَأ اَيَو
َيِغاَب ِّرَّشلا
ْرِصْقَأ
Bersabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam:
“ Bila tiba malam pertama
bulan Ramadhan para
syaithan dibelenggu,
maksudnya jin. Dan pintu-2
Neraka ditutup dan tak
satupun yang dibuka dan
pintu-2 surga dibuka dan tak
satupun yang ditutup dan ada
penyeru yang menyerukan:
” Wahai para pencari
kebaikan, sambutlah
(songsonglah) dan wahai para
pencari kejahatan, tolaklah
(hindarilah). ” (HR Tirmidzi)
Namun demikian, kita perlu
menyadari bahwa keadaan
dunia dewasa ini tidaklah
sama dengan keadaannya di
masa lalu. Sebut saja sepuluh,
limapuluh apalagi seratus
atau dua ratus tahun yang
lalu. Hanya dalam beberapa
tahun belakangan ini, secara
cepat dunia telah mengalami
penuaan mendadak. Dunia
sudah tua renta. Ibarat
seorang manula (manusia usia
lanjut), dunia sudah berjalan
membungkuk dengan
menggunakan tongkat,
rambutnya sudah banyak yang
memutih beruban. Memang,
semenjak limabelas abad yang
lalu sewaktu diutusnya Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam ke muka bumi,
dunia segera memasuki era
Akhir Zaman. Mengapa?
Karena Nabi Akhir Zaman
telah diutus oleh Allah. Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam merupakan penutup
rangkaian para Nabi utusan
Allah yang diperuntukkan bagi
penutup para ummat. Beliau
merupakan Nabi Akhir Zaman
untuk kita, Ummat Akhir
Zaman.
Dalam sebuah hadits panjang
riwayat Imam Ahmad, Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam telah menjelaskan
ringkasan perjalanan sejarah
Ummat Islam yang hidup di
Akhir Zaman. Secara garis
besar, beliau mengatakan
bahwa bakal ada lima babak
yang dilalui dalam sejarah
ummat Islam di Akhir Zaman.
Dari kelima babak tersebut
kita telah menyaksikan tiga
babak berlalu. Dan dewasa ini
kita sedang menjalani babak
keempat. Tinggal satu babak
terakhir yang perlu
disongsong kedatangannya.
ُنوُكَت ُةَّوُبُّنلا
ْمُكيِف اَم َءاَش
ُهَّللا ْنَأ َنوُكَت
َّمُث اَهُعَفْرَي اَذِإ
َءاَش ْنَأ اَهَعَفْرَي
َّمُث ُنوُكَت
ٌةَفاَلِخ ىَلَع
ِجاَهْنِم ِةَّوُبُّنلا
ُنوُكَتَف اَم َءاَش
ُهَّللا ْنَأ َنوُكَت
َّمُث اَهُعَفْرَي اَذِإ
َءاَش ُهَّللا ْنَأ
اَهَعَفْرَي َّمُث
ُنوُكَت اًكْلُم
اًّضاَع ُنوُكَيَف اَم
َءاَش ُهَّللا ْنَأ
َنوُكَي َّمُث
اَهُعَفْرَي اَذِإ َءاَش
ْنَأ اَهَعَفْرَي َّمُث
ُنوُكَت اًكْلُم
اَّيِرْبَج
ُنوُكَتَف اَم َءاَش
ُهَّللا ْنَأ َنوُكَت
َّمُث اَهُعَفْرَي اَذِإ
َءاَش ْنَأ اَهَعَفْرَي
َّمُث ُنوُكَت
ًةَفاَلِخ ىَلَع
ِجاَهْنِم ِةَّوُبُّنلا
َّمُث َتَكَس
Bersabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam:
“ Akan berlangsung babak (1)
An-Nubuwwah (kenabian) di
tengah-tengah kalian selama
kurun waktu tertentu yang
Allah kehendaki lalu Dia
mengangkatnya (berakhir)
bila Dia menghendaki untuk
mengakhirinya. Kemudian
berlangsung babak (2)
kekhalifahan menurut sistim
kenabian selama kurun waktu
tertentu yang Allah kehendaki
lalu Dia mengangkatnya bila
Dia menghendaki untuk
mengakhirinya Kemudian
berlangsung babak (3)
kerajaan yang bengis selama
kurun waktu tertentu yang
Allah kehendaki lalu Dia
mengangkatnya bila Dia
menghendaki untuk
mengakhirinya Kemudian
berlangsung babak (4)
pemerintahan yang menindas
(diktator) selama kurun waktu
tertentu yang Allah kehendaki
lalu Dia mengangkatnya bila
Dia menghendaki untuk
mengakhirinya Kemudian
akan berelangsung kembali
babak (5) kekhalifahan
menurut sistim kenabian.
Kemudian beliau diam ”.(HR
Ahmad 17680)
Babak pertama dan kedua
merupakan babak yang sangat
ideal. Pada babak pertama
ummat Islam langsung
dipimpin dan dibimbing oleh
Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam. Sedangkan
babak kedua ditandai dengan
munculnya empat orang Al-
Khulafa Ar-Rasyidin (para
khalifah yang terbimbing)
yang terdiri dari sahabat-
sahabat terbaik, yakni Abu
Bakar Ash-Shiddiq, Umar
ibnul-Khattab, Ustman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu ’anhum ’ajma’iin.
Keempat sahabat ini termasuk
sepuluh sahabat yang
dijanjikan surga oleh Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam.
Sesudah itu, pada babak
ketiga ummat Islam
mengalami kepemimpinan
para raja-raja yang
kebanyakan di antara mereka
berlaku zalim. Namun
demikian –walau jarang- ada
juga yang adil seperti cicit
Umar ibnul-Khattab
radhiyallahu ’anhu, yakni
Umar bin Abdul Aziz
rahimahullah. Babak ketiga
ditandai dengan silih
bergantinya aneka kerajaan
Islam. Namun secara garis
besar ada tiga di antaranya
yang sangat signifikan, yakni
Dinasti Kerajaan Bani
Ummayyah, Bani Abbasiyyah
dan Kesultanan Turki Ustmani.
Setelah runtuhnya
kekhalifahan terakhir yakni
Kesultanan Turki Utsmani,
maka duniapun memasuki
babak keempat. Inilah babak
dimana kita hidup dewasa ini.
Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam menyebutkan
bahwa di babak keempat ini
ummat bakal dipimpin oleh
para Mulkan Jabriyyan (para
penguasa yang menindas/
memaksakan kehendak alias
para diktator). Dan benar
saja, semenjak
ditinggalkannya babak ketiga,
dunia segera menyaksikan
bagaimana kepemimpinan
yang semula berlangsung
selama ribuan tahun di bawah
kepemimpinan ummat Islam
atas dunia, tiba-tiba Allah
gilirkan dan serahkan kepada
kaum kafir yang kemudian
memaksakan kehendak
mereka dan mengabaikan
Kehendak Allah dan
RasulNya. Belum pernah
dalam sejarah Islam di Akhir
Zaman kita merasakan
keterasingan dari ajaran Islam
sebagaimana yang kita alami
dewasa ini. Kepemimpinan
dunia dewasa ini diarahkan
dari Barat yang notabene
merupakan Judeo-Christian
Civilization (Peradaban
Yahudi-Nasrani). Segenap
negeri kaum muslimin
mengekor ke Barat. Keadaan
ini telah di-Nubuwwah-kan
oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sejak dulu:
َّنُعِبَّتَتَل
َنَنَس َنيِذَّلا ْنِم
ْمُكِلْبَق
اًرْبِش ٍرْبِشِب
اًعاَرِذَو ٍعاَرِذِب
ىَّتَح ْوَل اوُلَخَد
يِف ِرْحُج ٍّبَض
ْمُهوُمُتْعَبَّتاَل
اَنْلُق اَي َلوُسَر
ِهَّللا َدوُهَيْلآ
ىَراَصَّنلاَو َلاَق
ْنَمَف
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Sungguh,
kalian benar-benar akan
mengikuti kebiasaan orang-
orang sebelum kalian
sejengkal demi sejengkal dan
sehasta demi sehasta,
sehingga sekiranya mereka
masuk ke dalam lubang
biawak pun kalian pasti akan
mengikuti mereka." Kami
bertanya; "Wahai Rasulullah,
apakah mereka itu Yahudi dan
Nasrani?" Beliau menjawab:
"Siapa lagi kalau bukan
mereka?" (MUSLIM - 4822)
Babak keempat ini merupakan
babak paling kelam dalam
sejarah Islam. Ibarat sebuah
filem, maka babak keempat
merupakan potongan filem
dimana jagoannya mengalami
kekalahan sementara
penjahatnya berada di atas
angin. Di babak ini kaum
muslimin dituntut untuk
bersabar dan
melipatgandakan
kesabarannya menyaksikan
kesewenang-wenangan kaum
kuffar. Puncak dari kegelapan
babak keempat ialah
keluarnya puncak fitnah,
yakni Dajjal. Dajjal merupakan
tanda besar pertama yang
menandakan semakin
dekatnya Kiamat. Tidak
mengherankan bila Ahmad
Thomson, seorang penulis
muslim berkebangsaan
Inggirs, menyatakan bahwa
dunia modern dewasa ini
sedang mengokohkan dirinya
menjadi sebuah Sistem Dajjal
yang kian hari kian hegemonik
dan mempersiapkan diri untuk
menyambut kedatangan
pemimpinnya yakni si mata
tunggal Dajjal. Dan tidak
mengherankan pula bila pada
babak ini terjadi akselerasi
kemunculan tanda-tanda kecil
Kiamat yang umumnya berupa
fenomena pelanggaran hukum
Allah dan RasulNya. Sebab ini
merupakan babak yang
mendahului munculnya babak
kelima dimana pada saat itu
justru dunia akan
menyaksikan kembali
kedamaian dan keberkahan
ketika diberlakukannya
kembali hukum Allah dengan
tegaknya babak (5)
kekhalifahan menurut manhaj
(sistim) kenabian.
ُجُرْخَي يف ِرِخآ
يتَّمُأ ُّيِدَهملَا
ِهيِقْسَي
هللا َُثيَغْلا
ُجِرْخُتَو ُضرَألا
اَهَتاَبَن يِطْعُيَو
َلاَملا اًحاَحِص
ُرُثْكَتَو
ُةَيِشاَملا ُمُظْعَتَو
ُةَّمُألا ُشيِعَي
اًعْبَس ْوَأ
اًيِناَمَث يِنْعَي
اًجَجُح
“Pada masa akhir ummatku
akan muncul Al-Mahdi. Pada
waktu itu Allah menurunkan
banyak hujan, bumi
menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan, memberikan
banyak harta (penghasilan),
banyak ternak, ummat
menjadi mulia dan dia (Al-
Mahdi) hidup selama tujuh
atau delapan tahun. ” (HR Al-
Hakim 4:557-558)
Bila kita ikuti berbagai
perkembangan situasi niscaya
begitu banyak contoh nyata di
sekitar kita yang
membenarkan bahwa kita
sekarang berada dalam babak
paling kelam dalam sejarah
Islam. Kaum muslimin banyak
yang meniru pola hidup kaum
Yahudi-Nasrani. Tidak bisa
dipungkiri bahwa seluruh
dunia dewasa ini berkiblat
kepada kepemimpinan dunia
yang berperadaban Yahudi-
Nasrani. Kebanyakan
pemimpin negeri muslim
mengekor kepada mereka.
Bahkan sistem hukum dan
kemasyarakatanpun menjiplak
sistem mereka. Apalagi di
bidang budaya dan hiburan
praktis kaum muslimin
menikmati produk mereka
sepenuhnya. Padahal Allah
memperingatkan akibat yang
bakal timbul jika tingkah
mengikuti mereka
dilestarikan.
اَي اَهُّيَأ َنيِذَّلا
اوُنَمآ ال اوُذِخَّتَت
َدوُهَيْلا
ىَراَصَّنلاَو
َءاَيِلْوَأ ْمُهُضْعَب
ُءاَيِلْوَأ ٍضْعَب
ْنَمَو ْمُهَّلَوَتَي
ْمُكْنِم ُهَّنِإَف
ْمُهْنِم َّنِإ َهَّللا ال
يِدْهَي َمْوَقْلا
َنيِمِلاَّظلا
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang
Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin (mu);
sebahagian mereka adalah
pemimpin bagi sebahagian
yang lain. Barang siapa di
antara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim. ” (QS.
Al-Maidah : 51)
Setidaknya ada dua akibat
yang Allah ancam akan
menimpa kaum muslimin jika
menjadikan orang-orang
Yahudi dan Nasrani menjadi
role-model (kiblat
kepemimpinan). Pertama,
Allah katakan ”Barang siapa
di antara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. ”
Artinya, Allah tidak pandang
lagi kita sebagai ummat Islam,
melainkan menjadi bagian dari
mereka (Yahudi dan Nasrani).
Dan kedua, Allah memandang
kita sebagai orang-orang yang
zalim yang tidak layak
memperoleh petunjuk-Nya.
Jika kedua akibat tersebut
telah menjadi kenyataan,
maka tidak mengherankan
bilamana jumlah besar
penduduk muslim di berbagai
penjuru dunia tidak membawa
serta pengaruh signifikan
ajaran Islam yang dianutnya.
Di samping itu kita menjadi
faham mengapa dengan
mudahnya kaum muslimin rela
menanggalkan ideologi Islam
dan menerima ideologi asing
yang ditawarkan kaum
Yahudi-Nasrani. Sebab mereka
lebih tertarik mengikuti
petunjuk kaum Yahudi-Nasrani
daripada petunjuk Allah
dalam menata kehidupan
pribadi maupun kolektif.
Saudaraku, marilah kita
bertekad menjadikan bulan
Ramadhan tahun ini sebagai
turning point (titik balik) agar
kaum muslimin menelusuri
kembali jatidirinya yang sejati.
Marilah kita melaksanakan
shaum (berpuasa) dalam arti
sebenarnya. Kita menahan diri
dari godaan para Mulkan
Jabriyyan (para penguasa yang
menindas/memaksakan
kehendak alias para diktator).
Jangan hendaknya giliran
kepemimpinan kaum Yahudi-
Nasrani di babak keempat
perjalanan sejarah ummat
Islam di Akhir Zaman
membuat kita menjadi inferior
(rendah diri). Sehingga kita
menggunakan kaedah kaum
kafir If you cannot beat them,
then you join them (jika kamu
tidak sanggup mengalahkan
mereka, maka bergabunglah
bersama mereka). Sekal-kali
tidak, saudaraku...!! Marilah
kita bersabar dalam beriman
dan berislam di era paling
kelam dalam sejarah Islam ini.
Memang tidak mudah, tapi
percayalah, hanya dengan
berpegang kepada jatidiri
Iman dan Islam yang
diperintahkan Allah-lah kita
bakal sanggup menyambut
datangnya babak kelima,
yakni tegaknya babak (5)
kekhalifahan menurut manhaj
(sistim) kenabian.
الَو اوُنِهَت الَو
اوُنَزْحَت ُمُتْنَأَو
َنْوَلْعألا ْنِإ
ْمُتْنُك َنيِنِمْؤُم
“Janganlah kamu bersikap
lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang
paling tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang
beriman. ” (QS. Ali Imran : 139)
Saudaraku, marilah kita
mengembangkan mentalitas
pemenang walaupun dalam
realitanya kemenangan itu
belum kita raih. Daripada
mengembangkan mentalitas
pecundang demi terpenuhinya
mimpi seolah-olah sudah
meraih kemenangan...
Hasbun-Allahu wa ni ’mal
Wakiil. Ni’mal Maula wa
ni’man Nashiir.
Wallahu a’lam bish-showwaab.

0 komentar:

Posting Komentar

MOTEKAR-LIFE™ © 2008 Template by:
SkinCorner