Kamis, 12 Agustus 2010

Rahmat di Bulan Nan Mulia


Siapa yang tak senang jika
kedatangan tamu istimewa?
Pasti sebagian kita
mempersiapkan dengan baik
untuk menyambut tamu yang
dinanti-nanti bahkan jauh-jauh
hari sebelumnya.
Itulah bulan Ramadhan, bulan
yang mulia. Kenapa bisa
dikatakan istimewa? Ya, ia
istimewa karena saat itu
pintu-pintu ampunan dan
rahmat dibuka lebar-lebar
sedangkan pintu-pintu neraka
ditutup rapat dan setan-setan
dibelenggu.
Bagaimana tidak, di bulan
yang penuh berkah ini seluruh
muslim/ah di seluruh dunia
diwajibkan berpuasa menahan
rasa lapar, haus, pun hawa
nafsu yang paling sulit
dihadapi. Mulai dari menjaga
lisan dalam berucap, menjaga
mata dalam melihat, menahan
amarah sampai menahan
nafsu-nafsu lain yang selalu
kita hadapi dalam mengarungi
hidup ini.
Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu
bertakwa (QS 2 : 183)
Sudah lima kali aku melewati
Ramadhan di Negeri Gajah
Putih. Seperti tahun-tahun
sebelumnya, tak ada tanda-
tanda bahwa bulan itu bulan
Ramadhan di sekitar tempat
tinggal kami.
Walaupun Islam menjadi
agama terbesar kedua di
Thailand setelah Budha,
namun spanduk atau umbul-
umbul menyambut bulan
Ramadhan tak pernah
ditemukan di pinggir-pinggir
jalan atau di mall-mall.
Suasana Ramadhan hanya ada
di sekitar mesjid-mesjid yang
jumlahnya bisa dihitung oleh
jari.
Siang itu, panas kota Bangkok
terasa sangat terik. Aneka
jajanan sepanjang jalan
menuju rumah kami utamanya
minuman dingin terlihat
sangat menggiurkan.
Ada kelapa muda yang
dikemas cantik, jus jeruk yang
menyegarkan, dan aneka
macam sirup warna-warni
serta es krim yang dibalut roti
dengan topping coklat,
menambah berat ujian kami
menjalankan puasa di panas
yang menyengat. Belum lagi
cara orang Thai yang senang
berbusana sekenanya di
musim panas saat itu
membuat kami harus ekstra
hati-hati menjaga pandangan
mata. Semoga ujian-ujian ini
menambah besar pahala
kami, aamiin.
Dari kita untuk kita, mungkin
itulah istilah yang tepat bagi
kami sebagai kaum minoritas
dan para perantau. Agar lebih
bersemangat mengisi bulan
Ramadhan, kami disibukkan
dengan berbagai kegiatan.
Mulai dari menyiapkan sahur
dini hari di rumah masing-
masing, disambung pagi hari
kaum ibu melakukan taddarus
bersama dengan target
khatam Qur ’an, dilanjutkan
dengan sore hari menyiapkan
buka puasa di rumah sampai
sholat tarawih di mesjid
kesayangan kami di KBRI pada
malam harinya.
Selain itu setiap Sabtu dan
Minggu diisi dengan buka
bersama untuk seluruh warga
Indonesia yang ada di
Thailand. Para ibu siap bahu
membahu menyediakan
hidangan berbuka puasa.
Saat-saat seperti itu
menambah gairah ibadah
kami sehingga tak terasa
sebulan berlalu begitu cepat
dan tibalah saatnya
menyambut hari kemenangan,
Idul Fitri.
Bicara soal puasa, aku jadi
teringat cerita seorang
sahabat yang lupa mematikan
kompor di rumahnya. Kala itu,
saat tiba di rumah sehabis
bertaddarus, sahabatku yang
juga seorang ibu rumah
tangga memanaskan semur
daging untuk menu berbuka
mereka sekeluarga magrib
nanti.
Sambil menunggu masakan
menjadi hangat, sahabatku
duduk menyimak berita
Indonesia melalui saluran
antena parabola yang tersedia
di apartemennya. Tak semua
apartemen menyediakan
saluran Indonesia. Berita dari
tanah air menjadi dambaan
kami para perantau. Tak
terasa, panas yang menyengat
saat berpuasa membuatnya
haus dan letih….ia pun
tertidur di bangku sofa.
Semilir asap harum semur
daging yang terbawa angin
menyadarkannya dari tidur.
Wangi sekali, siapa yang
masak ya? Pikir temanku.
Seketika sahabatku melompat
dari kursinya tersadar bahwa
saat itu ia sedang
menghangatkan semur daging
untuk berbuka.
Tak tahu sudah berapa lama
ia tertidur, segera iapun
berlari menuju dapur. Wah,
gosong sudah menu andalan
berbuka! Batinnya berseru. Di
luar dugaan, ternyata
Subhanalloh…..semur daging
itu masih utuh dan masih
berair!
Sahabatku terheran-heran,
rasanya tak mungkin semur
itu masih utuh. Dalam
benaknya terbayang daging
yang menghitam disertai
kepulan asap memenuhi
ruangan diiringi bunyi alarm
kebakaran yang
membisingkan seisi
apartemen.
Namun yang dijumpainya
sungguh bagaikan mimpi. Tak
ada daging gosong, justru
semurnya bertambah kental
dan dagingnya bertambah
empuk sekaligus ia telah
mendapatkan nikmat tidur
yang tiada disangka-sangka
sebelumnya.
Semua ini terjadi karena
pertolongan dan perlindungan
dari Zat Yang Maha
Penyayang. Maha Suci ALLOH
yang telah menjaga
sahabatku, keluarganya,
bahkan seisi apartemennya
dari musibah kebakaran yang
dikhawatirkannya.
Sesungguhnya rahmat ALLOH
amat dekat kepada orang-
orang yang berbuat baik (QS
7 : 56)
Inilah salah satu rahmat yang
tercurah kepada siapapun
yang dikendaki-NYA di bulan
penuh berkah. Mungkin jika
kejadian itu bukan di bulan
yang penuh berkah, akan lain
lagi ceritanya.
Rupanya sahabatku yang
setiap memasak selalu
memutar kompor listrik ke
titik 6 (terpanas), siang itu
tanpa sadar ia memutar
tombol kompor listrik ke titik
1 (terendah).
Sahabatku, terima kasih telah
berbagi cerita. Semoga kisah
hikmah ini dapat menambah
ketakwaan kita kepada Illahi
Rabbi akan berkah di bulan
nan mulia dan berharap kita
masih diberi kesempatan
meraih kemenangan yang
hakiki di hari yang fitri,
inshaALLOH. Wallohu a ’lam
bishshowaab.

Rabu, 11 Agustus 2010

Jadwal Imsakiyah Ramdhan 1431 H Bandung

Selasa, 10 Agustus 2010

Berbenah Diri Menyambut Bulan Ramadhan


Allah Ta’ala telah
mengutamakan sebagian
waktu (zaman) di atas
sebagian lainnya,
sebagaimana Dia
mengutamakan sebagian
manusia di atas sebagian
lainnya dan sebagian tempat
di atas tempat lainnya.
Allah Ta’ala berfirman,
َكُّبَرَو ُقُلْخَي اَم ُءاَشَي
ُراَتْخَيَو اَم َناَك ُمُهَل
ُةَرَيِخْلا
“Dan Rabbmu menciptakan
apa yang Dia kehendaki dan
memilihnya, sekali-kali tidak
ada pilihan bagi mereka ” (QS
al-Qashash:68).
Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di
ketika menafsirkan ayat di
atas, beliau berkata, “(Ayat
ini menjelaskan)
menyeluruhnya ciptaan Allah
bagi seluruh makhluk-Nya,
berlakunya kehendak-Nya
bagi semua ciptaan-Nya, dan
kemahaesaan-Nya dalam
memilih dan
mengistimewakan apa (yang
dikehendaki-Nya), baik itu
manusia, waktu (jaman)
maupun tempat ”[1].
Termasuk dalam hal ini
adalah bulan Ramadhan yang
Allah Ta ’ala utamakan dan
istimewakan dibanding bulan-
bulan lainnya, sehingga dipilih-
Nya sebagai waktu
dilaksanakannya kewajiban
berpuasa yang merupakan
salah satu rukun Islam.
Sungguh Allah Ta’ala
memuliakan bulan yang penuh
berkah ini dan menjadikannya
sebagai salah satu musim
besar untuk menggapai
kemuliaan di akhirat kelak,
yang merupakan kesempatan
bagi hamba-hamba Allah
Ta ’ala yang bertakwa untuk
berlomba-lomba dalam
melaksanakan ketaatan dan
mendekatkan diri kepada-Nya
[2].
Bagaimana Seorang Muslim
Menyambut Bulan Ramadhan?
Bulan Ramadhan yang penuh
kemuliaan dan keberkahan,
padanya dilipatgandakan
amal-amal kebaikan,
disyariatkan amal-amal ibadah
yang agung, di buka pintu-
pintu surga dan di tutup pintu-
pintu neraka [3].
Oleh karena itu, bulan ini
merupakan kesempatan
berharga yang ditunggu-
tunggu oleh orang-orang yang
beriman kepada Allah Ta ’ala
dan ingin meraih ridha-Nya.
Dan karena agungnya
keutamaan bulan suci ini,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam selalu
menyampaikan kabar gembira
kepada para sahabat
radhiyallahu ‘anhum akan
kedatangan bulan yang penuh
berkah ini [4].
Sahabat yang mulia, Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, menyampaikan
kabar gembira kepada para
sahabatnya, “Telah datang
bulan Ramadhan yang penuh
keberkahan, Allah
mewajibkan kalian berpuasa
padanya, pintu-pintu surga di
buka pada bulan itu, pintu-
pintu neraka di tutup, dan
para setan dibelenggu. Pada
bulan itu terdapat malam
(kemuliaan/lailatul qadr) yang
lebih baik dari seribu bulan,
barangsiapa yang terhalangi
(untuk mendapatkan)
kebaikan malam itu maka
sungguh dia telah dihalangi
(dari keutamaan yang
agung )”[5].
Imam Ibnu Rajab, ketika
mengomentari hadits ini,
beliau berkata, “Bagaimana
mungkin orang yang beriman
tidak gembira dengan
dibukanya pintu-pintu surga?
Bagaimana mungkin orang
yang pernah berbuat dosa
(dan ingin bertobat serta
kembali kepada Allah Ta’ala)
tidak gembira dengan
ditutupnya pintu-pintu neraka?
Dan bagaimana mungkin
orang yang berakal tidak
gembira ketika para setan
dibelenggu ?”[6].
Dulunya, para ulama salaf
jauh-jauh hari sebelum
datangnya bulan Ramadhan
berdoa dengan sungguh-
sungguh kepada Allah Ta ’ala
agar mereka mencapai bulan
yang mulia ini, karena
mencapai bulan ini merupakan
nikmat yang besar bagi orang-
orang yang dianugerahi taufik
oleh Alah Ta ’ala. Mu’alla bin
al-Fadhl berkata, “Dulunya
(para salaf) berdoa kepada
Allah Ta ’ala (selama) enam
bulan agar Allah
mempertemukan mereka
dengan bulan Ramadhan,
kemudian mereka berdoa
kepada-Nya (selama) enam
bulan (berikutnya) agar Dia
menerima (amal-amal shaleh)
yang mereka (kerjakan )”[7].
Maka hendaknya seorang
muslim mengambil teladan
dari para ulama salaf dalam
menyambut datangnya bulan
Ramadhan, dengan
bersungguh-sungguh berdoa
dan mempersiapkan diri untuk
mendulang pahala kebaikan,
pengampunan serta keridhaan
dari Allah Ta ’ala, agar di
akhirat kelak mereka akan
merasakan kebahagiaan dan
kegembiraan besar ketika
bertemu Allah Ta ’ala dan
mendapatkan ganjaran yang
sempurna dari amal kebaikan
mereka. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Orang yang
berpuasa akan merasakan dua
kegembiraan (besar):
kegembiraan ketika berbuka
puasa dan kegembiraan ketika
dia bertemu Allah ”[8].
Tentu saja persiapan diri yang
dimaksud di sini bukanlah
dengan memborong berbagai
macam makanan dan
minuman lezat di pasar untuk
persiapan makan sahur dan
balas dendam ketika berbuka
puasa. Juga bukan dengan
mengikuti berbagai program
acara Televisi yang lebih
banyak merusak dan
melalaikan manusia dari
mengingat Allah Ta’ala dari
pada manfaat yang
diharapkan, itupun kalau ada
manfaatnya.
Tapi persiapan yang dimaksud
di sini adalah mempersiapkan
diri lahir dan batin untuk
melaksanakan ibadah puasa
dan ibadah-ibadah agung
lainnya di bulan Ramadhan
dengan sebaik-sebaiknya,
yaitu dengan hati yang ikhlas
dan praktek ibadah yang
sesuai dengan petunjuk dan
sunnah Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam. Karena
balasan kebaikan/keutamaan
dari semua amal shaleh yang
dikerjakan manusia, sempurna
atau tidaknya, tergantung dari
sempurna atau kurangnya
keikhlasannya dan jauh atau
dekatnya praktek amal
tersebut dari petunjuk Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam
[9].
Hal ini diisyaratkan dalam
sabda Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam, “Sungguh
seorang hamba benar-benar
melaksanakan shalat, tapi
tidak dituliskan baginya dari
(pahala kebaikan) shalat
tersebut kecuali
sepersepuluhnya,
sepersembilannya,
seperdelapannya,
sepertujuhnya, seperenamnya,
seperlimanya, seperempatnya,
sepertiganya, atau
seperduanya ”[10].
Juga dalam hadits lain tentang
puasa, Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam bersabda,
“Terkadang orang yang
berpuasa tidak mendapatkan
bagian dari puasanya kecuali
lapar dan dahaga saja ”[11].
Meraih Takwa dan Kesucian
Jiwa dengan Puasa Ramadhan
Hikmah dan tujuan utama
diwajibkannya puasa adalah
untuk mencapai takwa kepada
Allah Ta ’ala[12], yang
hakikatnya adalah kesucian
jiwa dan kebersihan hati [13].
Maka bulan Ramadhan
merupakan kesempatan
berharga bagi seorang muslim
untuk berbenah diri guna
meraih takwa kepada Allah
Ta ’ala.
Allah Ta’ala berfirman,
اَي اَهُّيَأ َنيِذَّلا اوُنَمَآ
َبِتُك ُمُكْيَلَع ُماَيِّصلا
اَمَك َبِتُك ىَلَع َنيِذَّلا ْنِم
ْمُكِلْبَق ْمُكَّلَعَل
َنوُقَّتَت
“Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu, agar kamu
bertakwa ” (QS al-
Baqarah:183).
Imam Ibnu Katsir berkata,
“ Dalam ayat ini Allah Ta’ala
berfirman kepada orang-
orang yang beriman dan
memerintahkan mereka untuk
(melaksanakan ibadah) puasa,
yang berarti menahan (diri)
dari makan, minum dan
hubungan suami-istri dengan
niat ikhlas karena Allah Ta ’ala
(semata), karena puasa
(merupakan sebab untuk
mencapai) kebersihan dan
kesucian jiwa, serta
menghilangkan noda-noda
buruk (yang mengotori hati)
dan semua tingkah laku yang
tercela ”[14].
Lebih lanjut, Syaikh Abdur
Rahman as-Sa ’di menjelaskan
unsur-unsur takwa yang
terkandung dalam ibadah
puasa, sebagai berikut:
- Orang yang berpuasa
(berarti) meninggalkan semua
yang diharamkan Allah
(ketika berpuasa), berupa
makan, minum, berhubungan
suami-istri dan sebagainya,
yang semua itu diinginkan
oleh nafsu manusia, untuk
mendekatkan diri kepada
Allah dan mengharapkan
balasan pahala dari-Nya
dengan meninggalkan semua
itu, ini adalah termasuk takwa
(kepada-Nya).
- Orang yang berpuasa
(berarti) melatih dirinya untuk
(merasakan) muraqabatullah
(selalu merasakan
pengawasan Allah Ta ’ala),
maka dia meninggalkan apa
yang diinginkan hawa
nafsunya padahal dia mampu
(melakukannya), karena dia
mengetahui Allah maha
mengawasi (perbuatan)nya.
- Sesungguhnya puasa akan
mempersempit jalur-jalur
(yang dilalui) setan (dalam diri
manusia), karena
sesungguhnya setan beredar
dalam tubuh manusia di
tempat mengalirnya darah
[15], maka dengan berpuasa
akan lemah kekuatannya dan
berkurang perbuatan maksiat
dari orang tersebut.
- Orang yang berpuasa
umumnya banyak melakukan
ketaatan (kepada Allah
Ta ’ala), dan amal-amal
ketaatan merupakan bagian
dari takwa.
- Orang yang kaya jika
merasakan beratnya (rasa)
lapar (dengan berpuasa)
maka akan menimbulkan
dalam dirinya (perasaan) iba
dan selalu menolong orang-
orang miskin dan tidak
mampu, ini termasuk bagian
dari takwa [16].
Bulan Ramadhan merupakan
musim kebaikan untuk melatih
dan membiasakan diri
memiliki sifat-sifat mulia
dalam agama Islam, di
antaranya sifat sabar. Sifat ini
sangat agung kedudukannya
dalam Islam, bahkan tanpa
adanya sifat sabar berarti
iman seorang hamba akan
pudar. Imam Ibnul Qayyim
menggambarkan hal ini dalam
ucapan beliau, “Sesungguhnya
(kedudukan sifat) sabar dalam
keimanan (seorang hamba)
adalah seperti kedudukan
kepala (manusia) pada
tubuhnya, kalau kepala
manusia hilang maka tidak
ada kehidupan bagi
tubuhnya ”[17].
Sifat yang agung ini, sangat
erat kaitannya dengan puasa,
bahkan puasa itu sendiri
adalah termasuk kesabaran.
Oleh karena itu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam hadits yang shahih
menamakan bulan puasa
dengan syahrush shabr (bulan
kesabaran) [18]. Bahkan Allah
menjadikan ganjaran pahala
puasa berlipat-lipat ganda
tanpa batas [19], sebagaimana
sabda Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam, “Semua
amal (shaleh yang dikerjakan)
manusia dilipatgandakan
(pahalanya), satu kebaikan
(diberi ganjaran) sepuluh
sampai tujuh ratus kali lipat.
Allah Ta ’ala berfirman:
“Kecuali puasa (ganjarannya
tidak terbatas), karena
sesungguhnya puasa itu
(khusus) untuk-Ku dan Akulah
yang akan memberikan
ganjaran (kebaikan)
baginya ”[20].
Demikian pula sifat sabar,
ganjaran pahalanya tidak
terbatas, sebagaimana firman
Allah Ta ’ala,
{ اَمَّنِإ ىَّفَوُي َنوُرِباَّصلا
ْمُهَرْجَأ ِرْيَغِب ٍباَسِح }
“Sesungguhnya orang-orang
yang bersabar akan
disempurnakan (ganjaran)
pahala mereka tanpa
batas ” (QS az-Zumar:10).
Imam Ibnu Rajab al-Hambali
menjelaskan eratnya
hubungan puasa dengan sifat
sabar dalam ucapan
beliau, “Sabar itu ada tiga
macam: sabar dalam
(melaksanakan) ketaatan
kepada Allah, sabar dalam
(meninggalkan) hal-hal yang
diharamkan-Nya, dan sabar
(dalam menghadapi)
ketentuan-ketentuan-Nya
yang tidak sesuai dengan
keinginan (manusia). Ketiga
macam sabar ini (seluruhnya)
terkumpul dalam (ibadah)
puasa, karena (dengan)
berpuasa (kita harus)
bersabar dalam
(menjalankan) ketaatan
kepada Allah, dan bersabar
dari semua keinginan syahwat
yang diharamkan-Nya bagi
orang yang berpuasa, serta
bersabar dalam (menghadapi)
beratnya (rasa) lapar, haus,
dan lemahnya badan yang
dialami orang yang
berpuasa ”[21].
Penutup
Demikianlah nasehat ringkas
tentang keutamaan bulan
Ramadhan, semoga
bermanfaat bagi semua orang
muslim yang beriman kepada
Allah Ta ’ala dan
mengharapkan ridha-Nya,
serta memberi motivasi bagi
mereka untuk bersemangat
menyambut bulan Ramadhan
yang penuh kemuliaan dan
mempersiapkan diri dalam
perlombaan untuk meraih
pengampunan dan kemuliaan
dari-Nya, dengan bersungguh-
sungguh mengisi bulan
Ramadhan dengan ibadah-
ibadah agung yang
disyariatkan-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Pada
setiap malam (di bulan
Ramadhan) ada penyeru
(malaikat) yang menyerukan:
Wahai orang yang
menghendaki kebaikan
hadapkanlah (dirimu), dan
wahai orang yang
menghendaki keburukan
kurangilah
(keburukanmu )!”[22].
ىلصو هللا ملسو كرابو ىلع
انيبن دمحم هلآو هبحصو نيعمجأ،
رخآو اناوعد نأ دمحلا هلل بر
نيملاعلا
Kota Kendari, 6 Sya’ban 1431
H
Penulis: Ustadz Abdullah bin
Taslim al-Buthoni, MA
Artikel www.muslim.or.id

Jumat, 06 Agustus 2010

Pemilik "Senyuman Maut" Datang ke Indonesia


VIVAnews - Kim Bum adalah
salah satu pemain serial 'Boys
Before Flowers' (BFF). Dia
berkunjung ke Indonesia untuk
bertemu dengan para fansnya
di tanah air.
Kim Bum yang mengenakan
kaos putih, blazer abu-abu dan
celana putih menggelar jumpa
pers di Sands, Mangga Dua
Square, Jumat 6 Agustus 2010.
Sepanjang menggelar jumpa
pers, Kim Bum tidak berhenti
tersenyum. Tak heran jika ia
dijuluki 'The Killer
Smile' (senyuman maut). Arti
senyum tersebut, menurut
Kim Bum, karena ia selalu
berpikir positif.
Kim Bum merasa senang
dengan sambutan fansnya di
Indonesia. "Saat saya baru
mendarat, saya disambut
hangat oleh wartawan dan
fans, saya senang sekali. Saya
dapat informasi dari teman-
teman yang sudah pernah ke
sini, mereka juga dapat
sambutan yang sangat baik,"
kata Kim Bum di gelaran
jumpa persnya, Jumat sore, 6
Agustus 2010 di Mangga Dua
Square.
Kim Bum datang ke Indonesia
setelah melalui persiapan
lama. Dia sekaligus
mengucapkan salam untuk
masyarakat Korea yang
berada di Indonesia.
Aktor Korea ini juga bercerita
seputar kedekatannya dengan
para pemain 'Boys Before
Flowers' lainnya.
"Saya akrab dengan Lee Min
Hoo, minimal seminggu tiga
kali makan siang bareng.
Biasanya juga main bola
dengan Kim Hyu Joong
seminggu sekali. Tapi akhir-
akhir ini jarang ketemu lagi,
jadi lewat telepon aja,"
ucapnya.
Sebelum Indonesia, Kim Bum
dan rekan-rekannya di BFF
juga sudah menemui fansnya
di Shanghai dan Thailand.
"Empat personel BFF lain juga
akan ke Jepang," ujarnya di
depan para wartawan.
Saat para fans diperbolehkan
masuk, mereka langsung
histeris melihat Kim Bum.
Fans di kelas VVIP hanya
diperbolehkan meminta tanda
tangan di poster Kim Bum.
Tapi ada juga fans yang
'nakal' dan nekat menyalami
Kim BUm.
Ada juga fans yang memakai
kursi roda dan ikut mengantri.
Saat memberi tanda
tangannya, Kim Bum tampak
selalu tersenyum. (sj)

Inilah Amal Pembuka Pintu Rezeki


Manusia hanya dapat
mengharapkan pertolongan
dari Allah Azza Wa Jalla. Tidak
dapat menggantungkan diri
kepada makhluk. Hanya Allah
Rabbul Alamin yang berhak
untuk dimintai pertolongan
‘ Iyyaka nasyta’in’, datangnya
pertolongan itu hanyalah dari
Rabb semata.
Manusia dan kelompok yang
menggantungkan hidupnya
kepada makhluk lainnya, pasti
akan mendapatkan dirinya
terjatuh ke dalam lembah
kehinaan dan kesesatan
belaka.
Diantara pintu yang akan
mengantarkan pintu rezeki,
dan menjauhkan dari
kesempitan hidup adalah :
1.Membaca “La ilaha illahah”.
Barang siapa yang lambat
rezekinya hendaklah banyak
mengucapkan la hawla wala
quwwata illa billah (HR.At-
Tabrani.
2.Membaca “La ilaha illallahul
malikul haqqul mubin”.
Barangsiapa yang membaca
“ La ilaha illallahul malikul
haqqul mubin”, maka bacaan
itu akan menjadi keamanan
dari kefakiran dan menjadi
penenteram dari rasa takut
dalam kubur ”. (HR. Abu
Nu’aim dan Ad-Dailami).
3.Melanggengkan Istighfar.
“Barangsiapa melanggengkan
istighfar, niscaya Allah
mengeluarkan dia dari segala
kesusahan dan memberikan
dan memberikan dia rezeki
dari arah yang tidak
diduganya ”. (HR.Ahmad, Abu
Dawud, dan Ibnu Majah).
4.Membaca Surah Al-Ikhlas.
“Barangsiapa yang membaca
surah al-Ikhlas ketika masuk
rumah, maka (berkah bacaan)
menghilangkan kefakiran dari
penghuni rumah dan
tetangganya ”. (HR.Tabrani).
5.Membaca surah al-Waqi’ah
“Barangsiapa membaca surah
al-Waqi’ah setiap malam,
maka tidak akan ditimpa
kesempitan hidup ”. (HR.
Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).
6.Memperbanyak Shalawat
atas Nabi Shallahu Alaihi Wa
Sallam.
Ubay bin Ka’ab
meriwayatkan , bila telah
berlalu sepertiga malam,
Rasulullah Shallahu Alaihi Wa
Sallam berdiri seraya
bersabda, “Wahau manusia,
berzikirlah mengingat Allah.
Akan datang tiupan
(sangkakala kiamat), pertama
kemudian diiringi tiupan
keuda. Akan datang kematian
dan segala kesulitan yang ada
di dalamnya”.
7.Membaca “Subhanallah
wabihamdihi subhanallahil
‘ adzhim.
..dari setiap kalimat itu
seorang malaikat yang
bertasbih kepada Allah Ta’ala
sampai diberikan untukmu
sampia hari Kiamat yang
pahala tasbihnya itu diberikan
untukmu ”. (HR.Al-Mustaqfiri
dalam Ad-Da’wat, dinukilkan
dari Ihya Ulumuddin al-
Ghazali).
Sementara itu, diriwayatkan
dari Ibnu Abbas, ada beberapa
orang musyrik yang telah
berbuat maksiat dan dosa,
yaitu mereka membunuh dan
berzina. Maka, m ereka
menghadap Rasulullah untuk
bertobat. Mereka pun
bertanya kepada beliau,
apakah akan diterima tobat
mereka? Maka, turunlah ayat
ini yang menerangkan
hendaknya jangan berputus
asa untuk terus mencari
ampunan Allah Rabbul
Alamin.
“Katakanlah, “Wahai hamba-
hamba-Ku yang melampaui
batas terhadap diri mereka
sendiri! Janganlah kamu
berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sungguh, Dialah
Yang Maha Pengampun, Maha
Penyayang ”. (Al-Qur’an : Az-
Zummar : 53)
Semoga Allah Azza Wa Jalla
memberikan rezeki dan
melapangkan jalan hidup
kaum muslimin, dan jauhkan
dari jalan-jalan setan, yang
selalu akan menyesatkan.
Wallahu’alam.

Rahasia Kemenangan Kaum Muslimin di Bulan Ramadhan


oleh Ustadz Fathuddin Jafar,
MA
نإ دمحلا هلل هدحو,
هدمحن و هنيعتسن و
هرفغتسن بوتنو
هيلا ذوعنو هللاب نم
رورش انسفنأ
تائيسو انلامعأ نم
هدهي هللا وهف دتهملا
نمو هللضي نلف
دجت هل ايلو ادشرم,
دهشأ نأ ال هلا الا هللا
هدحو ال كيرش هل
دهشأو نأ ادمحم هدبع
هلوسرو غلب ةلاسرلا
ىدأو ةنامألا حصنو
ةمألل انكرتو ىلع
ةجحملا ءاضيبلا
اهليل اهراهنك ال
غيزي اهنع الا كله,
مهللا لص ملسو ىلع
انيبن دمحم ىلعو هلآ
هبحصو نمو اعد
هتوعدب ىلا موي
نيدلا. امأ دعب, ايف
دابع هللا مكيصوا
يسفنو ةئطاخلا
ةبنذملا ىوقتب هللا
هتعاطو مكلعل
نوحلفت. لاقو هللا
ىلاعت يف مكحم
ليزنتلا دعب ذوعأ
هللاب نم ناطيشلا
ميجرلا :
اَي اَهُّيَأ َنيِذَّلا
اوُنَمَآ اوُقَّتا
َهَّللا َّقَح
ِهِتاَقُت اَلَو
َّنُتوُمَت اَّلِإ
ْمُتْنَأَو َنوُمِلْسُم
)لا نارمع : 102(
Kaum muslimin
rahimakumullah..
Pertama-tama, marilah kita
tingkatkan kualitas taqwa kita
pada Allah dengan berupaya
maksimal melaksanakan apa
saja perintah-Nya yang
termaktub dalam Al-Qur ’an
dan juga Sunnah Rasul saw.
Pada waktu yang sama kita
dituntut pula untuk
meninggalkan apa saja
larangan Allah yang
termaktub dalam Al-Qur ’an
dan juga Sunnah Rasul Saw.
Hanya dengan cara itulah
ketaqwaan kita mengalami
peningkatan dan perbaikan...
Selanjutnya, shalawat dan
salam mari kita bacakan
untuk nabi Muhammad Saw
sebagaimana perintah Allah
dalam Al-Qur ’an : ذوعأ هللاب
نم ناطيشلا ميجرلا
َّنِإ َهَّللا
ُهَتَكِئالَمَو
َنوُّلَصُي ىَلَع
ِّيِبَّنلا اَي اَهُّيَأ
َنيِذَّلا اوُنَمَآ
اوُّلَص ِهْيَلَع
اوُمِّلَسَو
اًميِلْسَت
"Sesungguhnya Allah dan
malaikat-Nya bershalawat
atas Nabi (Muhammad Saw).
Wahai orang-orang beriman,
ucapkan shalawat dan salam
atas Nabi (Muhammad)
Saw." (QS. Al-Ahzab : 56)
Kaum Muslimin
rahimakumullah..
Sebagaimana kita maklumi
bahwa kebersihan hati dan
kesucian jiwa adalah modal
utama untuk mendapatkan
pertolongan dan kemenangan
dari Allah Ta`ala baik di dunia
maupun di akhirat kelak.
Allah Subhanahu Wa Ta`ala
berfirman :
ْدَق َحَلْفَأ ْنَم
اَهاَّكَز ]سمشلا/9[
"Sesungguhnya beruntunglah
orang yang mensucikan jiwa
itu."
Sebaliknya ketika hati dikuasai
oleh hawa nafsu duniawi dan
syahwat hewani maka hati itu
akan menjadi sakit, kotor,
keras, keruh dan bahkan bisa
mati. Dengan demikian
perlahan tapi pasti ia akan
menjerumuskan pemiliknya ke
kubangan kehinaan dan
kerendahan serta
membelokkannya dari tujuan
hidup yang benar sehingga
terperosok ke dalam jurang
kerugian dunia dan akhirat.
Allah Subhanahu Wa Ta`ala
berfirman :
ْدَقَو َباَخ ْنَم
اَهاَّسَد ]سمشلا/10[
"Dan sesungguhnya merugilah
orang yang mengotorinya."
Ramadhan adalah bulan
dimana Allah mewajibkan
hamba-hamba-Nya melakukan
ibadah shaum (memenej
syahwat) sebagai sarana
melatih diri mengendalikan
syahwat baik perut atau
kemaluan, ketenaran,
kebanggaan pada pangkat,
jabatan dan fasilitas duniawi
lainnya dan berbagai syahwat
lainnya. Ibadah Ramadhan
juga bertujuan untuk
membersihkan hati dan jiwa
serta untuk mengantarkan
seorang hamba ke puncak
kemuliaan disisi Allah yaitu
pribadi yang bertaqwa yang
dekat dengan Allah, di
manapun ia berada dan
apapun profesinya. Allah
Ta`ala berfirman ;
اَي اَهُّيَأ َنيِذَّلا
اوُنَمَآ َبِتُك
ُمُكْيَلَع ُماَيِّصلا
اَمَك َبِتُك ىَلَع
َنيِذَّلا ْنِم
ْمُكِلْبَق
ْمُكَّلَعَل
نوُقَّتَت
]ةرقبلا/183[
"Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu
bertaqwa."
Umat Islam khususnya di
zaman Rasulullah dan sampai
sekitar 13 abad setelahnya
sangat memahami esensi
bulan Ramadhan. Di
antaranya sebagai media
pendidikan jihad melawan
syahwat duniawi dan sekaligus
jihad fi sabilillah. Sebab itu,
sepanjang sejarah umat yang
sudah lebih 14 abad ini,
banyak peristiwa kemenangan
kaum Muslimin dalam
menghadapi musuh-musuh
mereka yang terjadi pada
bulan yang mulia ini yakni
bulan Ramadhan, di antaranya
adalah :
1. Perang Badar Kubra yang
terjadi pada tanggal 17
Ramadhan tahun ke 2 hijrah.
Perang ini dianggap sebagai
perang terbesar dan
kemenangan terbesar yang
diraih kaum Muslimin sejak
kemenangan tentara Thalut
atas tentara kafirin Jalut
beberapa abad sebelumnya.
Menariknya, menurut sebuah
riwayat, jumlah personil
tentara Thalut sama dengan
mujahidin yang terjun dalam
peristiwa perang Badar Kubra
yang dipimpin langsung oleh
Nabi Muhammad Shallallahu
`alaihi wa sallam, yakni
sekitar 315 personil Mujahidin.
Allah mengabadikan peristiwa
kemenangan bersejarah yang
tidak akan pernah dilupakan
oleh kaum Muslimin sepanjang
masa ini dalam ayat-ayat suci
alqur`an. Di antaranya :
اوُمَلْعاَو اَمَّنَأ
ْمُتْمِنَغ ْنِم
ٍءْيَش َّنَأَف
ِهَّلِل ُهَسُمُخ
ِلوُسَّرلِلَو
يِذِلَو ىَبْرُقْلا
ىَماَتَيْلاَو
ِنيِكاَسَمْلاَو
ِنْباَو ِليِبَّسلا
ْنِإ ْمُتْنُك
ْمُتْنَمَآ ِهَّللاِب
اَمَو اَنْلَزْنَأ ىَلَع
اَنِدْبَع َمْوَي
ِناَقْرُفْلا َمْوَي
ىَقَتْلا ِناَعْمَجْلا
ُهَّللاَو ىَلَع ِّلُك
ٍءْيَش ٌريِدَق
]لافنألا/41[
"Dan ketahuilah,
Sesungguhnya apa saja yang
dapat kamu peroleh sebagai
rampasan perang, Maka
Sesungguhnya seperlima
untuk Allah, Rasul, Kerabat
rasul, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan binussabil,
jika kamu beriman kepada
Allah dan kepada apa yang
Kami turunkan kepada hamba
Kami (Muhammad) di hari
Furqaan, Yaitu di hari
bertemunya dua pasukan. dan
Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu."
Yang dimaksud dengan hari
Furqaan ialah hari pemisah
antara kubu iman dan kubu
kekufuran dan sekaligus
benturan antara kubu
keimanan dan kubu
kekufuran. Dalam peristiwa
besar tersebut Allah
membuktikan kekuasaan-Nya
dengan memenangkan
pasukan Islam dan
mengalahkan orang kafir.
Pada hari itu Allah
menegaskan bahwa antara al-
haq dengan al-bathil tidak
akan bercampur lagi untuk
selama-lamanya. Jika kubu
kekufuran masih tetap saja
melakukan kezaliman di muka
bumi, khususnya terhadap
kaum Muslimin, maka
pertemuan di medan tempur
sulit untuk dihindarkan. Hari
Furqan adalah hari dimana
Allah menegaskan bahwa al-
haq itu pasti menang atas al-
bathil selama kubu al-haq itu
beriman kepada-Nya dengan
benar.
Hari Furqan itu terjadi di
wilayah Badar pada hari
Jum'at 17 Ramadhan tahun ke
2 hijrah. Sebagian mufassirin
berpendapat bahwa ayat ini
mengisyaratkan kepada hari
permulaan turunnya Al
Qur ’anul Kariem pada malam
17 Ramadhan saat Rasul Saw
berada di gua Hira ’ sekitar 15
tahun sebelumnya. Sebab itu,
kemenangan kaum Muslimin
pada perang badar Kubra
disebut sebagai awal
kemenangan ideology Islam
atas ideology kekufuran dan
kemusyrikan dalam sejarah
Islam.
2. Fathu Makkah yang terjadi
pada tahun ke 8 hijrah. Fathu
Makkah merupakan sebuah
kemenangan besar ajaran
tauhid dengan semua sistem
syari ’atnya atas ideology,
keyakinan dan sistem hidup
jahiliyah yang dipenuhi
kekufuran, kemusyrikan dan
kezaliman. Indikator
kongkritnya adalah masuknya
manusia dengan berbondong-
bondong ke dalam Islam.
Peristiwa ini mengajarkan
kepada kita bahwa Fathu
Makkah adalah bukti
tegaknya syariat Allah di
muka bumi. Tidak ada lagi
syari’at lain di negeri-negeri
Islam dan masyarakat Islam
selain syari ’at Rabbul ‘Alamin.
Semua sistem jahiliyah baik
yang diciptakan sendiri
maupun peninggalan nenek
moyang hancur berkeping-
keping di hadapan syari ’at
Allah, Tuhan Pencipta alam
semesta. Inilah kemenangan
total dakwah Islam yang
sebenarnya. Kemenangan
dakwah Islam yang tidak
seperti kemenangan pada
Fathu Makkah adalah
kemenangan semu, juz-iyyah
(parsial) dan bahkan bisa juga
kemenangan tipu-tipuan.
Allah mencatatkan peristiwa
ini dalam kitab-Nya yang
abadi ketika Dia berfirman :
اَذِإ َءاَج ُرْصَن
ِهَّللا ُحْتَفْلاَو
)1( َتْيَأَرَو
َساَّنلا َنوُلُخْدَي
يِف ِنيِد ِهَّللا
اًجاَوْفَأ )2(
ْحِّبَسَف ِدْمَحِب
َكِّبَر
ُهْرِفْغَتْساَو
ُهَّنِإ َناَك اًباَّوَت
)3 ]رصنلا/1-3[
"Apabila telah datang
pertolongan Allah dan
kemenangan, dan kamu lihat
manusia masuk agama Allah
dengan berbondong-bondong,
Maka bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu dan
mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah
Maha Penerima taubat."
Dalam surah An-Nashr ini,
Allah menjelaskan
kemenangan da`wah Islam
dengan indikasi yang sangat
jelas yaitu masuk Islamnya
manusia dengan berduyun-
duyun dan diterimanya ajaran
Islam sebagai manhajul hayah
atau the way of life. Atau
dengan kata lain,
kemenangan Islam itu ditandai
oleh tegaknya aturan dan
syari’at Allah di muka bumi
yang dihuni kaum Muslimin.
Sedangkan pemimpinnya
adalah orang yang paling
tinggi taqwanya pada Allah.
Bukanlah bisa disebut
kemenangan dakwah Islam
kalau tidak atau belum
mengindikasikan hal-hal di
atas. Karena, kemenangan itu
bukanlah ketika orang
beramai-ramai makin jauh
dari nilai-nilai Islam, malu
menjadikan nilai-nilai Islam
sebagai landasan perjuangan
dan malu meninggikan syiar
dan ajaran Allah Ta`ala.
Orang-orang seperti ini
bukanlah orang yang sedang
memperjuangkan Islam dan
dakwah Islam, melainkan
berjuang untuk kepentingan
duniawi dengan berbalutkan
Islam dan dakwah Islam.
3. Ma`rakah [perang] Ain Jalut
yang terjadi pada tanggal 24
bulan Ramadhan tahun 658
hijrah.
Pada peperangan ini kaum
Muslimin di bawah pimpinan
seorang amir /pemimpin yang
shalih; Al-Muzhaffar Qutz
berhasil menghancurkan
pasukan Tartar di sebuah
lembah di Negri Palestina
yang dikenal dengan nama Ain
Jalut..
Ada peristiwa yang sangat
menarik dari Ma`rakah
[perang] Ain Jalut yang dicatat
oleh sejarah dengan tinta
emas. Pada saat Al-Muzhaffar
Qutz melihat moral tentara
kaum Muslimin menurun
akibat pukulan dan serangan
yang luar biasa dari pasukan
Tartar yang dikenal sangat
tangguh dan ganas itu, Al-
Muzhaffar Qutz dengan cerdas
menciptakan yel-yel atau
syi ’ar yang akan
mengingatkan para
prajuritnya bahwa mereka
bukanlah sedang mengejar
harta dan kedudukan, dan
bukan pula sedang membela
sejengkal tanah atas dasar
nasionalisme. Akan tetapi,
mereka sedang
meperjuangkan Islam yang
sudah diinjak-injak
kesuciannya oleh pasukan
Tartar sejak mereka
memasuki kawasan Islam,
khsusnya setelah mereka
berhasil menaklukkan
Baghdad sebagai ibu kota
negera Islam. Lalu Al-
Muzhafar memilih kata "wa
Islamah" yang berarti “Duhai
Islamku”
Sebagai pemimpin dan
sekaligus panglima Mujahidin,
Al-Muzhaffar Qutz bukan
hanya mengeluarkan syi ’ar
dan yel-yel itu dari atas
menara dan gedung tinggi dan
membiarkan prajuritnya
bertempur mati-matian atas
dasar perintah dari al-qiyadah
al- ‘ulya (pemimpin tertinggi).
Akan tetapi, ia maju ke baris
terdepan setelah kuda yang
Beliau tunggangi jatuh
terkena anak panah musuh.
Dengan keyakinan yang kuat
pada Allah, Beliau berjalan
sambil bertempur
mengahadapi musuh yang ada
di hadapnya satu persatu.
Melihat sang pemimpin
bertindak seperti itu para
perajuritnya mengatakan : "
janganlah anda
membahayakan diri dengan
berbuat seperti itu, kalau
anda mati bagaimana dengan
Islam? Ini kuda kami, silahkan
anda tunggangi"
Mendengar tawaran yang
logis itu, Al-Muzhaffar Qutz
berkata :" Saya sedang
mencium aroma syurga,
mengapa harus saya
berlambat-lambat menujunya?
Islam itu memiliki Pelindung
yang akan senantiasa
menjaganya dan sungguh
telah terbunuh si fulan dan
sifulan..Telah meninggal Abu
Bakar, Umar, Utsman dan Ali.
Namun, Allah tetap
menegakkan dan memelihara
agama-Nya dengan orang lain
sepeninggalan mereka".
Inilah keteladanan seorang
pemimpin sejati dalam sejarah
Islam. Tidak silau dengan
berbagai fasilitas duniawi,
kapanpun dan di manapun. Di
bawah pemimpin seperti inilah
prajurit kaum Muslimin
mampu mengalahkan dan
menghancurkan pasukan
Tartar dalam Ma`rakah Ain
Jalut yang sangat terkenal itu
dan dikenang sepanjang
sejarah umat Islam dan
tercium harumnya semerbak
sampai akhir zaman.
Kaum Muslimin
Rahimakumullah..
Semua kemenangan dan
pertolongan Allah atas kaum
Muslimin dalam sepanjang
sejarah Islam yang lebih 14
abad itu tidaklah datang tanpa
sebab dan tidak pula turun
sim salabim. Harus ada upaya
yang dilakukan dengan
mewujudkan sebab-sebab
diturunkannya pertolongan
dan kemenangan tersebut.
Sejarah Islam itu panjang,
lebih dari 14 abad, bukan dari
tahun 80-an... Sepanjang
sejarah Islam kita menemukan
sebab-sebab kemenangan dan
pertolongan Allah itu datang.
Di antaranya :
1. Kekuatan iman kepada
Allah. Allah berfirman :
اَمَّنِإ َنوُنِمْؤُمْلا
َنيِذَّلا اوُنَمَآ
ِهَّللاِب ِهِلوُسَرَو
َّمُث ْمَل
اوُباَتْرَي اوُدَهاَجَو
ْمِهِلاَوْمَأِب
ْمِهِسُفْنَأَو يِف
ِليِبَس ِهَّللا
َكِئَلوُأ ُمُه
َنوُقِداَّصلا
]تارجحلا/15[
"Sesungguhnya orang-orang
yang beriman itu hanyalah
orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan
harta dan jiwa mereka pada
jalan Allah. mereka Itulah
orang-orang yang benar."
Iman telah menciptakan
banyak keajaiban. Para
Shahabat Rasulullah saw
memenuhi hati mereka
dengan iman dan merasakan
betul lezatnya keimanan itu.
Dengan kekuatan iman
kepada Allah Rabbul `Alamin
jalan ladang da`wah yang
terjal terasa menjadi mulus
dan yang sulit terasa mudah.
Karena iman dan
pengenalannya yang benar
tehadap Penciptanya maka
seorang Mu`min tidak
mengenal putus asa. Dengan
iman ia tidak pernah
dilemahkan oleh gelombang
fitnah dunia, harta dan
jabatan. Dengan iman ia tegar
laksana batu karang. Itulah
yang sudah ditunjukkan oleh
para Shahabat yang mulia
Bilal bin Rabah, Khabbab bin
Arts, keluarga Yasir, Khubaib
bin Adi dan banyak lagi
Shahabat yang lain
Ridhwanullahi `alaihim.
Karena keimanan itulah Allah
menurunkan banyak
pertolongan dan kemenangan
kepada mereka atas musuh-
musuh mereka sebagaimana
Allah berjanji dalam kitab-Nya
yang mulia :
اَّنِإ ُرُصْنَنَل
اَنَلُسُر َنيِذَّلاَو
اوُنَمَآ يِف
ِةاَيَحْلا اَيْنُّدلا
َمْوَيَو ُموُقَي
ُداَهْشَأْلا ]رفاغ/51[
"Sesungguhnya Kami pasti
menolong Rasul-rasul Kami
dan orang-orang yang
beriman dalam kehidupan
dunia dan pada hari berdirinya
saksi-saksi (hari kiamat)."
Karena itu sudah sepatutnya
kita mengharap petunjuk
Allah, beriman kepadaNya
dengan keimanan yang benar
sehingga kita bisa merasakan
kenikmatannya yang akan
mengangkat kita ke maqam
yang tinggi dan mulia..
اَلَو اوُنِهَت اَلَو
اوُنَزْحَت ُمُتْنَأَو
َنْوَلْعَأْلا ْنِإ
ْمُتْنُك َنيِنِمْؤُم
]لآ نارمع/139[
"Janganlah kamu bersikap
lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, Padahal
kamulah orang-orang yang
paling Tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang
beriman."
Benarlah Rasulullah saw saat
Beliau bersabda : "Ada 3 hal
yang apabila dimiliki oleh
seseorang maka ia akan
merasakan manisnya iman;
jika Allah dan RasulNya lebih
dicintai dari pada yang lain,
jika ia mencintai seseorang
semata-mata karena Allah
dan ia membenci kekufuran
sebagaimana ia benci jika
dilemparkan kedalam api"
2. Adanya keteladanan yang
baik [qudwah hasanah] dari
seorang pemimpin
Allah Ta`ala telah menjadikan
Rasul-Nya Muhammad
Shallallahu `alaihi wa sallam
sebagai pemimpin umat
manusia, memerintahkan
Beliau untuk menjadi teladan
bagi mereka dalam semua
segi kehidupan. Sebab itu,
Allah juga memerintahkan
kaum Muslimin untuk
meneladani Beliau.
Kemenangan dan kejayaan
yang diperoleh kaum Muslimin
sepanjang sejarahnya sangat
ditentukan oleh keteladanan
yang diperlihatkan oleh para
pemimpin mereka, baik
keteladanan dalam ibadah,
keteladanan dalam akhlaq
dan prilaku, keteladanan
dalam zuhud dan wara`
terhadap dunia, keteladaan
dalam jihad dan pengorbanan,
keteladanan dalam
memegang teguh prinsip,
keteladanan dalam sifat sabar
dan pemaaf dan keteladanan
dalam bentuk yang lain.
Inilah yang diperlihatkan oleh
Abu Bakar, Umar, Utsman,
dan Ali bin Abi Thalib
Radhiyallahu Anhum
sepeninggalan Rasul saw.
Keteladanan itu pula
kemudian yang diperlihatkan
oleh Umar bin Abdil Aziz,
Shalahuddin Al-Ayyubi, Al-
Muzhaffar Qutz, Muhammad
Al-Fatih. Demikian pula yang
diperlihatkan oleh para
pemimpin di masa kini seperti
Imam Hasan Al-Banna, Sayyid
Quthb, Mustafa As-Siba`i,
Syaikh Abdullah `Azzam,
Syekh Ahmad Yasin dan tokoh-
tokoh lain yang menjadi
teladan kebanggaan umat dan
pemuda Islam saat ini. Dengan
keteladanan itulah umat
bangkit, panji-panji Islam
menjulang di seluruh pelosok
negeri, izzah Islam dan kaum
Muslimin tegak, pertolongan
dan bantuan Allah turun
kepada mereka
Salah satu contoh keteladanan
seorang pemimpin adalah apa
yang diperlihatkan oleh Imam
Hasan Al-Banna
Rahimahullah :
Suatu hari utusan dari
Kedubes Inggris datang
berkunjung ke Markaz
Ikhwanul Muslimin untuk
bertemu degan Imam Hasan
Al-Banna Rahimahullah.
Utusan itu berkata kepada
Beliau: "Pemerintah Inggris
mempunyai program untuk
membantu organisasi
keagamaan dan juga
masyarakat dan salah satu
yang terpilih untuk
mendapatkan bantuan itu
adalah organisasi Tuan...Kami
akan memberikan bantuan
tidak mengikat, ini cek
sejumalah 10.000 pound utk
membantu jamaah Ikhwanul
Muslimin"
Mendengar tawaran itu, Imam
Al-Banna-pun tersenyum
sambil berkata:
"Sesungguhnya kalian lebih
membutuhkan uang itu dari
pada kami, karena kalian
sedang berperang"
Karena tawaran itu ditolak,
utusan Inggris tersebut
menambahkan jumlahnya,
namun Imam Al-Banna tetap
menolaknya. Sebagian
anggota jamaah ada yang
heran dan saling berbisik:
"Kenapa kita tidak menerima
uang itu? lalu kita gunakan
untuk melawan mereka"
Lalu Imam Al-Banna
menjelaskan: "Sesungguhnya
tangan yang sudah terbuka
tidak mungkin lagi ditutup,
tangan yang sudah menerima
bantuan tidak akan mampu
lagi memukul, kita akan
berjihad dengan harta dan
jiwa kita sendiri, bukan
dengan harta dan jiwa orang
lain..
3. Cinta jihad dan mati syahid.
Jihad adalah amal yang paling
utama di sisi Allah. Ia adalah
puncak ajaran Islam [zarwatu
sanamil Islam]. Allah memberi
pujian kepada para Mujahid
dengan pujian yang tinggi dan
menjanjikan kepada mereka
balasan yang melimpah di
syurga. Di sana terdapat
sesuatu yang belum pernah
dilihat mata, belum pernah
didengar telinga dan sesuatu
yang belum pernah terlintas
dalam benak manusia. Kaum
Muslimin disepanjang sejarah
mereka bersepakat bahwa
jihad adalah amal yang di
syariatkan Allah sampai hari
kiamat dan dipraktekkan oleh
para Shahabat, Tabi ’in,
Tabi’ittabi’in dan siapa saja
setelah mereka yang
mendapat hidayah. Dengan
amal jihad ini kaum Muslimin
menegakkan syariat Allah,
menegakkan keadilan,
membela kehormatan agama,
tanah air dan diri mereka
serta mengangkat kezaliman
yang menimpa umat manusia.
Karena itu mereka selalu
merespon panggilan Allah dan
RasulNya untuk berjihad.
Dengannya kehormatan
dibangun untuk menggantikan
kehinaan, kekuatan
ditegakkan untuk
menggantikan kelemahan,
keadilan ditegakkan untuk
menggatikan kezaliman.
Kaum Muslimin juga
memahami tidak ada
kematian yang lebih mulia
dibanding orang yang mati
syahid, seperti yang dijelaskan
Allah :
اَلَو َّنَبَسْحَت
َنيِذَّلا اوُلِتُق
يِف ِليِبَس
ِهَّللا اًتاَوْمَأ ْلَب
ٌءاَيْحَأ َدْنِع
ْمِهِّبَر َنوُقَزْرُي
]لآ نارمع/169[
"Janganlah kamu mengira
bahwa orang-orang yang
gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka itu hidup disisi
Tuhannya dengan mendapat
rezki."
Dalam sebuah peperangan,
Rasulullah berkata kepada
para Shahabatnya:
"Bangkitlah kalian menuju
syurga yang luasnya seluas
langit dan bumi". Syurga yang
luasnya seluas langit dan
bumi?" tanya Umair bin
Hammam Al-Anshari ra. "Ya"
jawab Rasulullah. "kalau
begitu bagus, bagus.." sahut
Umair.
"Mengapa kau katakan bagus,
bagus.." tanya Rasulullah. "Ya
Rasulallah, aku ingin menjadi
penghuninya". "Engkau salah
satu penghuninya," Jawab
Rasulullah. Mendengar
jawaban itu, seketika itu juga
ia mengambil korma dalarn
kantongnya yang hendak ia
makan. Kemudian ia berkata:
"Kalau aku habiskan korma
ini, betapa lamanya aku
hidup," katanya. Kemudian ia
lemparkan korma itu lalu
terjun ke medan jihad dan
Umair-pun meraih syahid-nya
Shahabat Anas bin Malik ra
berkata: " Abu Thalhah ra
membaca surah Baro`ah,
ketika sampai ayat :
اوُرِفْنا اًفاَفِخ
اًلاَقِثَو اوُدِهاَجَو
ْمُكِلاَوْمَأِب
ْمُكِسُفْنَأَو يِف
ِليِبَس ِهَّللا
ْمُكِلَذ ٌرْيَخ
ْمُكَل ْنِإ ْمُتْنُك
نوُمَلْعَت َ
)ةبوتلا/41(
"Berangkatlah kamu baik
dalam keadaan merasa ringan
maupun berat, dan
berjihadlah kamu dengan
harta dan dirimu di jalan
Allah. Yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui."
Setelah itu ia berkata:
"Menurutku, Allah
memerintahkan kita untuk
berangkat ke medan jihad,
baik pemuda maupun orang
tua. Wahai anak-ku!
Persiapkan bekal-ku untuk
berangkat berjihad.." Anak-
anakny berkata: "Semoga
Allah merahmati ayah. Ayah
telah ikut berperang bersama
Rasulullah saw hingga akhir
hayat Beliau, bersama Umar
hingga akhir hayat Beliau..
Ayah..Biarlah kami yang
berangkat sementara ayah
tinggal di rumah" Abu Thalhah
berkata: "Tidak, siapkan
perbekalan ayah untuk
berangkat"..
Maka Shahabat Rasulullah
yang mulia inipun berangkat
dan bertempur di lautan, ia
meninggal ditengah laut dan
para mujahidin baru
menemukan pulau untuk
menguburkan jenazahnya
setelah tujuh hari, selama
tujuh hari itu jenazah Abu
Thalhah tidak berubah dan
tidak membusuk..
4. Mencintai negeri Akhirat
َكْلِت ُراَّدلا
ُةَرِخَآْلا اَهُلَعْجَن
َنيِذَّلِل اَل
َنوُديِرُي اًّوُلُع
يِف ِضْرَأْلا اَلَو
اًداَسَف
ُةَبِقاَعْلاَو
َنيِقَّتُمْلِل
]صصقلا/83[
"Negeri akhirat itu, Kami
jadikan untuk orang-orang
yang tidak ingin
menyombongkan diri dan
berbuat kerusakan di (muka)
bumi. dan kesudahan (yang
baik) itu adalah bagi orang-
orang yang bertaqwa."
Imam Ali bin Abi Thalib ra
berkata : " Wahai dunia,
perdayalah orang selain aku,
wahai dunia, aku menjatuhkan
thalaq tiga kepadamu. Setelah
itu Beliau membaca ayat
diatas [Al-Qashash : 83]
Kenapa generasi Islam
terdahulu berhasil menthalak
tiga dunia dan di mata, pikiran
dan hati mereka ingin cepat-
cepat kembali kepada
kampung akhirat? Sejarah
mengajarkan pada kita bahwa
interaksi mereka dengan Al-
Qur`an dan dengan sunnah
Rasulullah saw adalah kunci
rahasianya. Berinteraksi
dengan Al-Qur ’an dan Sunnah
Rasul secara baik dan
maksimal telah memberikan
pemahaman kepada mereka
bahwa dunia ini adalah tempat
tinggal sementara, tempat
ujian dan cobaan dan pada
hakikatnya dunia ini adalah
ladang Akhirat, Setiap kita
menanam kebaikan hari ini
untuk memetiknya esok di
hari akhirat, bukan di dunia ini
juga. Hidup kita ini adalah
untuk akhirat, bukan untuk
kehidupan dunia itu sendiri.
Allah menjelaskan :
يِذَّلا َقَلَخ
َتْوَمْلا َةاَيَحْلاَو
ْمُكَوُلْبَيِل
ْمُكُّيَأ ُنَسْحَأ
اًلَمَع َوُهَو
ُزيِزَعْلا ُروُفَغْلا
] كلملا 2[
"Dzat yang menciptakan
kematian dan kehidupan agar
Dia mengujimu siapa dari
kamu yang paling baik
amalnya dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha
pengampun."
Para Shahabat sangat
memahami hal tersebut. Oleh
karenanya mereka berjuang
keras membuang jauh-jauh
dunia dari hati mereka meski
mereka memiliki harta dunia
yang memenuhi bumi.
Abu Bakar ra pernah
membawa seluruh hartanya
sebagai bekal prajurit dalam
jihad fi sabilillah. ketika Nabi
saw bertanya: “Apa yang
engkau sisakan bagi
keluargamu ?” Abu Bakar
menjawab: ”Aku tinggalkan
bagi mereka Allah dan Rasul-
Nya ”
Khalifah Umar ra mengunjungi
rumah gubernurnya Abu
Ubaidah binul Jarrah ra di
Syam. Khalifah hanya melihat
pedang, perisai dan tombak di
rumahnya.
Ketika Rasul saw memobilisasi
dana untuk operasi militer,
Abdurrahman bin Auf ra
pulang ke rumahnya dan
segera kembali, kemudian ia
berkata: “Ya Rasulallah, saya
mempunyai uang 4.000 dinar,
2.000 aku pinjamkan kepada
Allah, 2.000 aku tinggalkan
untuk keluargaku ”
Rasul saw berkata: ”Semoga
Allah memberkahi yang kamu
berikan dan memberkahi apa
yang kamu sisakan “
Kaum Muslimin
Rahimakumullah..
Pesan dari kisah tersebut
adalah ketika para Shahabat
membebaskan diri dari
kekuasaan dunia dengan
segala daya tariknya dan
mereka hanya tunduk, patuh,
dan menyerahkan dirinya
kepada Allah, mencintai
negeri akhirat, maka Allah
berkenan memuliakan
mereka, menolong dan
membantu mereka atas
musuh-musuhnya.
Kalau kita ingin meraih apa
yang telah dicapai para
Shahabat, syaratnya adalah
kita harus membuang cinta
dunia dari dalam hati kita
sejauh-jauhnya, meskipun kita
memiliki dunia sebanyak
hamparan padang pasir,
kemudian kita bangun
orientasi semua aktifitas kita
untuk kepentingan akhirat
saja.
5. Bersungguh-sungguh
menolong agama Allah
اَي اَهُّيَأ َنيِذَّلا
اوُنَمَآ ْنِإ
اوُرُصْنَت َهَّللا
ْمُكْرُصْنَي
ْتِّبَثُيَو
ْمُكَماَدْقَأ ]دمحم/7[
"Hai orang-orang mukmin, jika
kamu menolong (agama)
Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu."
Rasulullah SAW bersabda :
َلّـفـكت هللا نمل
دهاج ىف هليبس ال
هجرخي نم هتيب الإ
داهجلا ىف هليبس و
ُقيِدْصَـت هِتملك
نأ هلخدي ةنجلا وأ
ّدُرَي َه ىلإ هنكسم
امب َلاَن نم ٍرجأ وأ
ٍةمينغ ] ناخيشلا[
"Allah menjamin seseorang
yang berjihad fii sabilillah
yang keluar rumahnya tidak
lain hanya bertujuan untuk
berjihad dan untuk
membuktikan kebenaran
janjiNya bahwa Allah akan
memasukkannya ke dalam
syurga atau mengembalikan ia
ke rumahnya yang telah
ditinggalkannya dengan
membawa pahala atau
ghanimah yang ia peroleh"
Bersungguh-sungguh membela
agama Allah adalah salah
satu akhlaq para Shahabat
yang menyebabkan mereka
mendapatkan bantuan dan
pertolongan Allah. Para
Shahabat mendengar sendiri
Firman Allah dan sabda Rasul-
Nya dan melihat langsung
praktek Rasulullah tentang
hal ini, seperti yang
ditegaskan Allah dan Rasul-
Nya dalam ayat dan hadits di
atas.
Mereka menyaksikan
Rasulullah secara nyata
mengamalkan perintah Allah
ini. Aktifitas inilah yang sangat
menyibukkan Beliau siang dan
malam, susah dan senang, di
saat safar atau di rumah,
kapan dan dimanapun. Karena
itu para Shahabatpun
bergerak menjalankan
kewajiban ini, mereka
curahkan seluruh perhatian
untuk membela agama Allah,
mereka mencintainya,
menyibukkan diri dengannya
dan menjadi pembicaraan
mereka disaat bangun serta
mimpi mereka disaat tidur..
Inilah salah satu gambaran
kesungguhan mereka
membela agama Allah,
mereka datang jauh dari
Madinah ke Mesir untuk
menda`wahkan Islam di
benua hitam tersebut. Adalah
Shahabat Amru binul Ash
datang ke Mesir untuk
menda`wahkan Islam kepada
penduduknya, menyelamatkan
mereka dari jilatan api neraka
dan meninggikan kalimat
tauhid La Ilaha Illallah.
Penguasa Mesir dari bangsa
Romawi yg berkuasa saat itu
bernama Muqauqis. Dia
menyadari betul bahwa
pertempuran dengan kaum
Muslimin merupakan sesuatu
yang tak mungkin lagi
dihindari.. Sebelum
pertempuran benar-benar
berlangsung, Muqauqis
mengirim utusan kepada
Amru binul Ash untuk
melakukan perundingan.
Panglima Amru binul Ash
mengutus 10 orang Shahabat
terkemuka yang dipimpin oleh
Ubadah bin Shamit
Radhiyallahu `anhu, Beliau
adalah seorang yang sangat
hitam, berpostur tinggi dan
disegani.
Ketika utusan kaum Muslimin
itu sampai, Muqauqis
merasakan takut merasuki
dirinya seraya berkata:
"Jauhkan orang saya dari
orang hitam ini – yang
dimasud adalah Shahabat
mulia Ubadah bin Shamit–
dan suruh orang lain yang
maju dan berbicara dengan
saya."
Semua anggota delegasi kaum
Muslimin berkata: "Laki-laki
ini adalah seorang shahabat
Nabi yang mulia. Beliau
adalah yang paling alim
diantara kami. Beliau diangkat
menjadi pemimpin kami dan
kami diperintah untuk
merujuk kepada perkataan
dan pendapatnya. Bagi kami
orang hitam atau putih sama
saja, hanya taqwa dan amal
shalih seseorang yang dapat
unggul dari yang lainnya."
Selanjutnya Muqauqis
memberi isyarat kepada
Ubadah bin Shamit untuk
berbicara..Ubadah berkata:
"Sesungguhnya dibelakang
saya ada 1000 orang lagi
Shahabat saya yang serupa
dengan saya bahkan mereka
lebih hitam dibanding saya.
Kalau anda melihat mereka
anda pasti lebih takut kepada
mereka daripada saya..
Sungguh saya telah ditunjuk
sebagai komandan dan saya
telah meninggalkan semua
kesenangan dunia. Namun
demikian –dan segala puji
hanya bagi Allah- saya tidak
pernah takut berhadapan
dengan 100 orang musuh
meskipun mereka menyerang
saya dalam waktu
bersamaan..
Para Shahabat saya adalah
orang-orang yang memiliki
misi yang sama yaitu jihad fi
sabilillah demi tegaknya
kalimat Allah. Demi Allah..
Tidak seorangpun di antara
kami yang peduli apakah ia
memiliki segudang emas atau
hanya memiliki satu dirham
saja. Sungguh bagi kami
kenikmatan duniawi bukanlah
sebuah kenikmatan dan
kemegahannya bukanlah
kebanggaan. Itulah prinsip
yang diajarkan Allah dan
Rasul-Nya kepada kami"
Penuturan lantang ini sangat
berpengaruh dalam diri
Muqauqis sehingga ucapan ini
semakin membuat nyalinya
menciut. Kemudian ia berkata
kepada orang-orang yang ada
disekelilingnya: "Saya prediksi
bahwa orang-orang ini akan
menguasai seluruh negeri di
muka bumi ini"
Kemudian Muqauqis berkata:
"Saya telah mendengar
penuturan tuan, hanya saja
saya masih yakin tujan kalian
berperang hanyalah karena
kecintaan kalian terhadap
dunia. Pasukan Romawi
dengan jumlah sangat banyak
telah bergerak untuk
memerangi kalian dan kami
lebih memilih berdamai
dengan kalian. Kami akan
memberikan 2 dinar kepada
setiap prajurit kalian, 100
dinar untuk setiap komandan
kalian serta 1000 dinar untuk
Khalifah kalian, ambillah
semuanya dan kami tidak
ingin melihat kalian
dihancurkan oleh pasukan
Romawi itu."
Ubadah bin Shamit menyadari
bahwa itu hanyalah omong
kosong dan tipu daya
terhadap kaum Muslimin,
sehingga mereka akan
berdecak kagum dengan
pemikiran matrealis yang
menuhankan harta dan
kekayaan.
Dengan semangat keislaman
Ubadah bin Shamit yang mulia
ini mengatakan: "Tuan, jangan
sekali-kali tertipu dengan
orang disekeliling anda.
Ancaman yang anda ucapkan
tidak akan pernah
menyurutkan langkah kami.
Harta anda yang melimpah
takkan membuat kami
berpaling, jika anda
berperang hingga tetes darah
kami yang terakhir hal itu
justru lebih baik bagi kami,
demi negeri akhirat kami dan
itu lebih memungkinkan kami
mendapatkan ridha Allah dan
syurgaNya yang penuh
kenikmatan..."
"Sepanjang hari, pagi dan
petang setiap orang dari kami
selalu berdoa dan memohon
dengan penuh harap kepada
Allah agar Dia
menganugrahkan syahid dan
agar Allah tidak
mengembalikan setiap kami
ke tanah air dan sanak
keluarga.. Anda hanya punya
tiga pilihan : Masuk Islam,
membayar jizyah atau perang.
Inilah yang diperintahkan
Khalifah dan Komandan kami,
demikian pula yang diperintah
oleh Allah dan RasulNya
kepada kami.." Lalu Muqauqis
bertanya: " Tidak adakah
pilihan selain tiga hal itu?"
Ubadah bin Shamit
menunjukkan jari tangannya
ke arah langit sambil berkata:
" Demi Rabb langit, tidak ada
lagi, pilihlah salah satu dari
ketiga hal itu untuk kalian.."
Muqauqispun tunduk, akan
tetapi para elite
kepemimpinan lain tidak
menerima, akhirnya mereka
terjun dalam arena
peperangan dengan semangat
orang-orang yang kalah.
Ketika kaum Muslimin
berhasil menguasai benteng-
benteng mereka di bawah
kumandang Takbir, tahta
kekaisaran Romawipun seolah
berguncang hebat. Lalu,
kecongkakan dan arogansi
bangsa Romawipun hancur di
tangan prajurit Muslim yang
telah penuh ikhlas menjual
nyawa dan hartanya untuk
agama Allah dan kepentingan
akhirat mereka.
Muqauqis berkomentar: "Jika
kaum ini berhadapan dengan
gunung-gunung yang kokoh
dan tinggi menjulang, niscaya
mereka mampu melenyapkan
gunung-gunung itu dari
tempatnya"
Izzah Imaniyah seperti inilah
yang mengantarkan kaum
Muslimin ke puncak kejayaan,
dulu, sekarang dan di masa
yang akan datang.
Kaum Muslimin
rahimakumullah...
Demikianlah khutbah ini,
semoga Allah sampaikan kita
di bulan Ramadhan tahun 1431
hijrah ini dan memasukkan
kita ke dalam golongan
hamba-Nya mendapatkan
kemenangan. Semoga Allah
pilih kita menjadi orang-orang
yang sukses di akhirat kelak,
yakni dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam
Syurga. Semoga Allah
berkenan menghimpunkan
kita di syurga Firdaus yang
paling tinggi bersama Rasul
Saw, para shiddiqin, syuhada’,
dan shalihin sebagaimana
Allah himpunkan kita di
tempat yang mulia ini.
Allahumma amin..
كراب هللا يل مكلو
يف نآرقلا ميظعلا
ينعفنو مكايإو امب
هيف نم تايآلا و
ركذلا ميكحلا لوقأ
يلوق اذه رفغتسأو
هللا يل مكلو هنإ
ىلاعت داوج ميرك كلم
فوؤر ميحر هنإ وه
عيمسلا ميلعلا ......

Korban Pertemanan

Kita semua tentu mengetahui
bahwa pengaruh teman
terhadap seseorang sangat
terasa dan tidak diragukan
lagi. Teman dengan berbagai
karakternya, sedikit
banyaknya mempengaruhi
seseorang atau mewarnainya.
Ia akan mempengaruhinya,
baik ia sukai atau tidak,
disadari atau tidak. Karena itu
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menuntunkan kita
dalam sabdanya:
“Sesungguhnya perumpamaan
teman yang baik dan teman
yang jahat adalah seperti
pembawa minyak wangi dan
peniup api pandai besi.
Pembawa minyak wangi
mungkin akan memberi
minyak wanginya kepadamu
atau engkau membeli darinya
atau engkau hanya akan
mencium wanginya itu.
Sedangkan peniup api tukang
besi mungkin akan membakar
bajumu atau engkau akan
mencium darinya bau yang
tidak sedap “. (HR.Bukhari dan
Muslim)
Sebagaimana pembawa
minyak wangi, kadang ia
memberi minyak wangi
kepada orang yang di
dekatnya atau orang yang di
dekatnya bisa membeli
minyak wangi darinya atau
kalau tidak, ia akan mencium
aroma harum walau hanya
sekedar dekat dengannya,
maka demikian pula teman
yang baik, bisa jadi ia berbuat
kebaikan kepada kita, atau
kita mengambil kebaikan
darinya atau kita terpengaruh
dengan kebaikannya. Adapun
teman yang jelek, ia akan
berbuat kejelekan kepada kita
atau kita terpengaruh dengan
kejelekannya, sebagaimana
kalau kita mendekati tukang
pandai besi, bisa jadi akan
terbakar pakaian kita atau
paling tidak, kita merasakan
aroma yang tidak sedap
darinya.
Bukti dari ucapan nabi ini
nyata. Saya, anda dan kita
semua pasti merasakannya.
Ketika kita bergabung dengan
orang -orang yang suka
ngrumpi atau ghibah, awalnya
kita pasti risih mendengarnya
tapi seiring waktu, karena
sering nimbrung dengan
mereka, eh, malah
menikmatinya juga.
Sebaliknya ketika ada orang
yang nggak demen bicara
agama bahkan merasa gerah
ketika mendengar orang
berbicara tentang agama, tapi
ketika sering bergabung
dengan orang-orang yang
pembicaraan sehari-hari
mereka tentang agama,
lambat laun orang tadi yang
awalnya merasa risih
mendengar pembicaraan
mereka, akhirnya menjadi
suka dengan pembicaraan
mereka bahkan ketagihan,
sehingga bertambahlah
ilmunya dan ketakwaannya.
Karena itu seorang teman
sangat berpengaruh terhadap
agama dan akhlak seseorang.
Ia bisa menyulap seorang yang
shalih menjadi thalih (jelek)
dan nabil (cerdas) menjadi
jahil, begitu juga sebaliknya.
Dan ini yang saya saksikan
sendiri dengan mata kepala
saya sendiri.
Dulu ketika saya masih di
SMU, saya memiliki teman
yang sama-sama telah
dikenalkan dakwah dan
tarbiyah, kebetulan ia juga
teman sekelas saya di kelas
satu. Ketika itu saya bahu-
membahu bersamanya di rohis
(rohani islam), pokoknya dua
"aktivis" yang kompak
(hehehe, ini menurut saya lho,
bukan kata orang). Sayang di
kelas dua kami berdua
terpisah, tidak satu kelas lagi,
kami sudah berlainan kelas.
Di awal-awal kelas dua ia
sudah tidak lagi aktif di rohis,
tapi kalau melihat
lahiriyahnya, masih "ikhwan",
insya Allah, karena kami juga
masih sering bertemu dan
berbincang walaupun tak
sesering ketika ia masih aktif
di rohis dulu. Saya tanyakan
kepadanya sebab
ketidakaktifannya lagi di
rohis, ia menjawab bahwa ia
sibuk dengan pelajaran.
Ketika itu saya belum melihat
perubahan padanya, hanya
saja, saya sering melihatnya
berbincang-bincang dengan
anak-anak gaul (bukan gaul
islami tentunya).
Selang beberapa bulan tak
ada kontak antara kami,
entah karena saya yang sibuk
atau ia yang sibuk, padahal
kelas kami tak terlalu jauh,
tiba-tiba saya dikejutkan
kabar yang dibawa teman
sekelasnya, temannya
mengabarkan saya bahwa
teman saya ini sudah
bergabung dengan grup band
anak-anak gaul yang baru-
baru ini dekat dengannya.
Masya Allah, alangkah
cepatnya hati
berubah!..Kemana ilmu yang
sudah ia pelajari selama ini?
Entahlah, mungkin ia sudah
lupa atau melupakannya.
Dan yang lebih "fantastik" lagi
adalah yang diceritakan
teman saya. Ia memiliki teman
yang sangat semangat
mempraktekan Sunnah Nabi,
selain itu, ia juga sangat
bangga dengan identitas
keislamannya, bila pergi
kemana-mana ia selalu
memakai gamis pakistan dan
ia tak canggung dengan
pakaiannya itu. Suatu hari
temannya ini melamar
pekerjaan di sebuah pabrik
dan akhirnya diterima. Ketika
memasuki dunia barunya di
pabrik ia tetap semangat
menjalankan agamanya, ia
selalu menjaga shalat
berjamaah bahkan ia juga
tetap bangga dengan gamis
pakitan yang ia kenakan,
sesuatu yang tentu saja asing
di lingkungan pabriknya.
Kemudian selang empat bulan
setelah ia diterima bekerja di
pabrik itu, teman saya
berkunjung ke pabriknya
untuk melepas rindu bertemu
dengannya. Nah, ketika teman
saya melihat temannya itu, ia
kaget bukan main, ia seolah-
olah tak percaya dengan apa
yang ia lihat, seakan-akan ia
tak yakin kalau orang yang ia
lihat adalah temannya yang
dulu. Mengapa? Ia
menyaksikan teman-temannya
sedang bermabuk mabukan
miras dengan sekelompok
pekerja di situ, terlihat anting
ditelinganya dan gamis
pakistan yang dulu sering ia
pakai telah diganti dengan
baju dan celana jeans yang
banyak sobekan! Apakah ia
temannya yang dulu atau
seorang preman?! sangat
mengenaskan!
Teman saya bingung melihat
pemandangan yang aneh itu,
kemudian ia perhatikan
lingkungan pabrik tadi,
ternyata memang tidak
menunjang seseorang untuk
istiqamah dalam agamanya,
orang-orangnya bebas
bermaksiat, mau mabuk-
mabukan bisa, mau berzina
pun bisa! Naudzu billah min
dzalika!.. Akhirnya teman saya
mengurungkan niatnya untuk
bertemu dengan temannya
dan langsung pulang ke
rumahnya.
Masih banyak lagi contoh
seperti itu yang bisa kita
kumpulkan dari orang-orang
terdekat kita, apakah itu
keluarga kita atau sahabat-
sahabat kita, maupun orang
lain. Seluruh kasus itu
memberi kita pelajaran
penting bahwa pengaruh
buruk dari pergaulan yang
salah memang membawa
korban tanpa pandang bulu,
apakah itu orang yang saleh
seberapa pun tingkat
kesalehannya dan apakah ia
orang yang berilmu,
seberapapun keilmuannya,
kecuali yang Allah rahmati
dan selamatkan.
Melihat kenyataan seperti itu,
maukah kita menjadi korban
berikutnya? Kalau tidak, mari
kita bergabung bersama
kafilah orang-orang yang baik,
bahu-membahu bersama
mereka menuju tempat yang
diridhai-Nya, di surga naim.
Amin...
Jakarta, 9 Sya`baan 1431/21
Juli 2010
umaranung@yahoo.co.id

Kamis, 05 Agustus 2010

Ramadhan Di Babak Keempat Akhir Zaman


Ramadhan Mubarok.
Menjelang tibanya bulan
Ramadhan, setiap orang
beriman merasa berbahagia.
Setiap pencinta al-khair
(kebaikan) bersuka cita. Ada
suasana penuh ketaatan dan
kesucian yang sungguh
dinantikan. Bukan rahasia
lagi, bahwa sebagian besar
ummat Islam mengalami
perubahan penampilan bila
sudah memasuki bulan penuh
rahmat dan berkah Ilahi. Yang
jarang muncul di masjid, tiba-
tiba kita jumpai datang sholat
ke masjid. Yang jarang
membuka mushaf Al-Qur ’an,
sekonyong-konyong rajin
tilawah. Muslimah yang tidak
pernah menutup auratnya,
mendadak tampil ber-jilbab.
Subhaanallah.
Bahkan mereka yang biasa
berbuat maksiat juga
” terpaksa” mengurangi
perilaku tercelanya. Bukan
karena ia sadar, tapi karena
ada semacam keharusan
untuk merahasiakan
kemungkarannya. Ada
kesungkanan untuk secara
vulgar meneruskan dosanya.
Sebut saja ada sejenis
” solidaritas” yang perlu ia
tunjukkan di muka umum
karena berada di dalam bulan
suci. Ada semacam ketidak-
leluasaan untuk meneruskan
kemaksiatannya dibandingkan
bila berada di bulan-bulan
selain Ramadhan. Sungguh,
bagi para penggemar
kemaksiatan bulan Ramadhan
merupakan bulan penuh
siksaan batin dan penderitaan
lahir. Laa haula wa laa
quwwata illa billah. Benarlah
apa yang diucapkan
Rasulullah Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam
dalam haditsnya berikut ini.
اَذِإ َناَك ُلَّوَأ
ٍةَلْيَل ْنِم ِرْهَش
َناَضَمَر ْتَدِّفُص
ُنيِطاَيَّشلا
ُةَدَرَمَو ِّنِجْلا
ْتَقِّلُغَو ُباَوْبَأ
ِراَّنلا ْمَلَف
ْحَتْفُي اَهْنِم
ٌباَب ْتَحِّتُفَو
ُباَوْبَأ ِةَّنَجْلا
ْمَلَف ْقَلْغُي
اَهْنِم ٌباَب
يِداَنُيَو ٍداَنُم اَي
َيِغاَب ِرْيَخْلا
ْلِبْقَأ اَيَو
َيِغاَب ِّرَّشلا
ْرِصْقَأ
Bersabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam:
“ Bila tiba malam pertama
bulan Ramadhan para
syaithan dibelenggu,
maksudnya jin. Dan pintu-2
Neraka ditutup dan tak
satupun yang dibuka dan
pintu-2 surga dibuka dan tak
satupun yang ditutup dan ada
penyeru yang menyerukan:
” Wahai para pencari
kebaikan, sambutlah
(songsonglah) dan wahai para
pencari kejahatan, tolaklah
(hindarilah). ” (HR Tirmidzi)
Namun demikian, kita perlu
menyadari bahwa keadaan
dunia dewasa ini tidaklah
sama dengan keadaannya di
masa lalu. Sebut saja sepuluh,
limapuluh apalagi seratus
atau dua ratus tahun yang
lalu. Hanya dalam beberapa
tahun belakangan ini, secara
cepat dunia telah mengalami
penuaan mendadak. Dunia
sudah tua renta. Ibarat
seorang manula (manusia usia
lanjut), dunia sudah berjalan
membungkuk dengan
menggunakan tongkat,
rambutnya sudah banyak yang
memutih beruban. Memang,
semenjak limabelas abad yang
lalu sewaktu diutusnya Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam ke muka bumi,
dunia segera memasuki era
Akhir Zaman. Mengapa?
Karena Nabi Akhir Zaman
telah diutus oleh Allah. Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam merupakan penutup
rangkaian para Nabi utusan
Allah yang diperuntukkan bagi
penutup para ummat. Beliau
merupakan Nabi Akhir Zaman
untuk kita, Ummat Akhir
Zaman.
Dalam sebuah hadits panjang
riwayat Imam Ahmad, Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam telah menjelaskan
ringkasan perjalanan sejarah
Ummat Islam yang hidup di
Akhir Zaman. Secara garis
besar, beliau mengatakan
bahwa bakal ada lima babak
yang dilalui dalam sejarah
ummat Islam di Akhir Zaman.
Dari kelima babak tersebut
kita telah menyaksikan tiga
babak berlalu. Dan dewasa ini
kita sedang menjalani babak
keempat. Tinggal satu babak
terakhir yang perlu
disongsong kedatangannya.
ُنوُكَت ُةَّوُبُّنلا
ْمُكيِف اَم َءاَش
ُهَّللا ْنَأ َنوُكَت
َّمُث اَهُعَفْرَي اَذِإ
َءاَش ْنَأ اَهَعَفْرَي
َّمُث ُنوُكَت
ٌةَفاَلِخ ىَلَع
ِجاَهْنِم ِةَّوُبُّنلا
ُنوُكَتَف اَم َءاَش
ُهَّللا ْنَأ َنوُكَت
َّمُث اَهُعَفْرَي اَذِإ
َءاَش ُهَّللا ْنَأ
اَهَعَفْرَي َّمُث
ُنوُكَت اًكْلُم
اًّضاَع ُنوُكَيَف اَم
َءاَش ُهَّللا ْنَأ
َنوُكَي َّمُث
اَهُعَفْرَي اَذِإ َءاَش
ْنَأ اَهَعَفْرَي َّمُث
ُنوُكَت اًكْلُم
اَّيِرْبَج
ُنوُكَتَف اَم َءاَش
ُهَّللا ْنَأ َنوُكَت
َّمُث اَهُعَفْرَي اَذِإ
َءاَش ْنَأ اَهَعَفْرَي
َّمُث ُنوُكَت
ًةَفاَلِخ ىَلَع
ِجاَهْنِم ِةَّوُبُّنلا
َّمُث َتَكَس
Bersabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam:
“ Akan berlangsung babak (1)
An-Nubuwwah (kenabian) di
tengah-tengah kalian selama
kurun waktu tertentu yang
Allah kehendaki lalu Dia
mengangkatnya (berakhir)
bila Dia menghendaki untuk
mengakhirinya. Kemudian
berlangsung babak (2)
kekhalifahan menurut sistim
kenabian selama kurun waktu
tertentu yang Allah kehendaki
lalu Dia mengangkatnya bila
Dia menghendaki untuk
mengakhirinya Kemudian
berlangsung babak (3)
kerajaan yang bengis selama
kurun waktu tertentu yang
Allah kehendaki lalu Dia
mengangkatnya bila Dia
menghendaki untuk
mengakhirinya Kemudian
berlangsung babak (4)
pemerintahan yang menindas
(diktator) selama kurun waktu
tertentu yang Allah kehendaki
lalu Dia mengangkatnya bila
Dia menghendaki untuk
mengakhirinya Kemudian
akan berelangsung kembali
babak (5) kekhalifahan
menurut sistim kenabian.
Kemudian beliau diam ”.(HR
Ahmad 17680)
Babak pertama dan kedua
merupakan babak yang sangat
ideal. Pada babak pertama
ummat Islam langsung
dipimpin dan dibimbing oleh
Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam. Sedangkan
babak kedua ditandai dengan
munculnya empat orang Al-
Khulafa Ar-Rasyidin (para
khalifah yang terbimbing)
yang terdiri dari sahabat-
sahabat terbaik, yakni Abu
Bakar Ash-Shiddiq, Umar
ibnul-Khattab, Ustman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu ’anhum ’ajma’iin.
Keempat sahabat ini termasuk
sepuluh sahabat yang
dijanjikan surga oleh Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam.
Sesudah itu, pada babak
ketiga ummat Islam
mengalami kepemimpinan
para raja-raja yang
kebanyakan di antara mereka
berlaku zalim. Namun
demikian –walau jarang- ada
juga yang adil seperti cicit
Umar ibnul-Khattab
radhiyallahu ’anhu, yakni
Umar bin Abdul Aziz
rahimahullah. Babak ketiga
ditandai dengan silih
bergantinya aneka kerajaan
Islam. Namun secara garis
besar ada tiga di antaranya
yang sangat signifikan, yakni
Dinasti Kerajaan Bani
Ummayyah, Bani Abbasiyyah
dan Kesultanan Turki Ustmani.
Setelah runtuhnya
kekhalifahan terakhir yakni
Kesultanan Turki Utsmani,
maka duniapun memasuki
babak keempat. Inilah babak
dimana kita hidup dewasa ini.
Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam menyebutkan
bahwa di babak keempat ini
ummat bakal dipimpin oleh
para Mulkan Jabriyyan (para
penguasa yang menindas/
memaksakan kehendak alias
para diktator). Dan benar
saja, semenjak
ditinggalkannya babak ketiga,
dunia segera menyaksikan
bagaimana kepemimpinan
yang semula berlangsung
selama ribuan tahun di bawah
kepemimpinan ummat Islam
atas dunia, tiba-tiba Allah
gilirkan dan serahkan kepada
kaum kafir yang kemudian
memaksakan kehendak
mereka dan mengabaikan
Kehendak Allah dan
RasulNya. Belum pernah
dalam sejarah Islam di Akhir
Zaman kita merasakan
keterasingan dari ajaran Islam
sebagaimana yang kita alami
dewasa ini. Kepemimpinan
dunia dewasa ini diarahkan
dari Barat yang notabene
merupakan Judeo-Christian
Civilization (Peradaban
Yahudi-Nasrani). Segenap
negeri kaum muslimin
mengekor ke Barat. Keadaan
ini telah di-Nubuwwah-kan
oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sejak dulu:
َّنُعِبَّتَتَل
َنَنَس َنيِذَّلا ْنِم
ْمُكِلْبَق
اًرْبِش ٍرْبِشِب
اًعاَرِذَو ٍعاَرِذِب
ىَّتَح ْوَل اوُلَخَد
يِف ِرْحُج ٍّبَض
ْمُهوُمُتْعَبَّتاَل
اَنْلُق اَي َلوُسَر
ِهَّللا َدوُهَيْلآ
ىَراَصَّنلاَو َلاَق
ْنَمَف
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Sungguh,
kalian benar-benar akan
mengikuti kebiasaan orang-
orang sebelum kalian
sejengkal demi sejengkal dan
sehasta demi sehasta,
sehingga sekiranya mereka
masuk ke dalam lubang
biawak pun kalian pasti akan
mengikuti mereka." Kami
bertanya; "Wahai Rasulullah,
apakah mereka itu Yahudi dan
Nasrani?" Beliau menjawab:
"Siapa lagi kalau bukan
mereka?" (MUSLIM - 4822)
Babak keempat ini merupakan
babak paling kelam dalam
sejarah Islam. Ibarat sebuah
filem, maka babak keempat
merupakan potongan filem
dimana jagoannya mengalami
kekalahan sementara
penjahatnya berada di atas
angin. Di babak ini kaum
muslimin dituntut untuk
bersabar dan
melipatgandakan
kesabarannya menyaksikan
kesewenang-wenangan kaum
kuffar. Puncak dari kegelapan
babak keempat ialah
keluarnya puncak fitnah,
yakni Dajjal. Dajjal merupakan
tanda besar pertama yang
menandakan semakin
dekatnya Kiamat. Tidak
mengherankan bila Ahmad
Thomson, seorang penulis
muslim berkebangsaan
Inggirs, menyatakan bahwa
dunia modern dewasa ini
sedang mengokohkan dirinya
menjadi sebuah Sistem Dajjal
yang kian hari kian hegemonik
dan mempersiapkan diri untuk
menyambut kedatangan
pemimpinnya yakni si mata
tunggal Dajjal. Dan tidak
mengherankan pula bila pada
babak ini terjadi akselerasi
kemunculan tanda-tanda kecil
Kiamat yang umumnya berupa
fenomena pelanggaran hukum
Allah dan RasulNya. Sebab ini
merupakan babak yang
mendahului munculnya babak
kelima dimana pada saat itu
justru dunia akan
menyaksikan kembali
kedamaian dan keberkahan
ketika diberlakukannya
kembali hukum Allah dengan
tegaknya babak (5)
kekhalifahan menurut manhaj
(sistim) kenabian.
ُجُرْخَي يف ِرِخآ
يتَّمُأ ُّيِدَهملَا
ِهيِقْسَي
هللا َُثيَغْلا
ُجِرْخُتَو ُضرَألا
اَهَتاَبَن يِطْعُيَو
َلاَملا اًحاَحِص
ُرُثْكَتَو
ُةَيِشاَملا ُمُظْعَتَو
ُةَّمُألا ُشيِعَي
اًعْبَس ْوَأ
اًيِناَمَث يِنْعَي
اًجَجُح
“Pada masa akhir ummatku
akan muncul Al-Mahdi. Pada
waktu itu Allah menurunkan
banyak hujan, bumi
menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan, memberikan
banyak harta (penghasilan),
banyak ternak, ummat
menjadi mulia dan dia (Al-
Mahdi) hidup selama tujuh
atau delapan tahun. ” (HR Al-
Hakim 4:557-558)
Bila kita ikuti berbagai
perkembangan situasi niscaya
begitu banyak contoh nyata di
sekitar kita yang
membenarkan bahwa kita
sekarang berada dalam babak
paling kelam dalam sejarah
Islam. Kaum muslimin banyak
yang meniru pola hidup kaum
Yahudi-Nasrani. Tidak bisa
dipungkiri bahwa seluruh
dunia dewasa ini berkiblat
kepada kepemimpinan dunia
yang berperadaban Yahudi-
Nasrani. Kebanyakan
pemimpin negeri muslim
mengekor kepada mereka.
Bahkan sistem hukum dan
kemasyarakatanpun menjiplak
sistem mereka. Apalagi di
bidang budaya dan hiburan
praktis kaum muslimin
menikmati produk mereka
sepenuhnya. Padahal Allah
memperingatkan akibat yang
bakal timbul jika tingkah
mengikuti mereka
dilestarikan.
اَي اَهُّيَأ َنيِذَّلا
اوُنَمآ ال اوُذِخَّتَت
َدوُهَيْلا
ىَراَصَّنلاَو
َءاَيِلْوَأ ْمُهُضْعَب
ُءاَيِلْوَأ ٍضْعَب
ْنَمَو ْمُهَّلَوَتَي
ْمُكْنِم ُهَّنِإَف
ْمُهْنِم َّنِإ َهَّللا ال
يِدْهَي َمْوَقْلا
َنيِمِلاَّظلا
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang
Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin (mu);
sebahagian mereka adalah
pemimpin bagi sebahagian
yang lain. Barang siapa di
antara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim. ” (QS.
Al-Maidah : 51)
Setidaknya ada dua akibat
yang Allah ancam akan
menimpa kaum muslimin jika
menjadikan orang-orang
Yahudi dan Nasrani menjadi
role-model (kiblat
kepemimpinan). Pertama,
Allah katakan ”Barang siapa
di antara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. ”
Artinya, Allah tidak pandang
lagi kita sebagai ummat Islam,
melainkan menjadi bagian dari
mereka (Yahudi dan Nasrani).
Dan kedua, Allah memandang
kita sebagai orang-orang yang
zalim yang tidak layak
memperoleh petunjuk-Nya.
Jika kedua akibat tersebut
telah menjadi kenyataan,
maka tidak mengherankan
bilamana jumlah besar
penduduk muslim di berbagai
penjuru dunia tidak membawa
serta pengaruh signifikan
ajaran Islam yang dianutnya.
Di samping itu kita menjadi
faham mengapa dengan
mudahnya kaum muslimin rela
menanggalkan ideologi Islam
dan menerima ideologi asing
yang ditawarkan kaum
Yahudi-Nasrani. Sebab mereka
lebih tertarik mengikuti
petunjuk kaum Yahudi-Nasrani
daripada petunjuk Allah
dalam menata kehidupan
pribadi maupun kolektif.
Saudaraku, marilah kita
bertekad menjadikan bulan
Ramadhan tahun ini sebagai
turning point (titik balik) agar
kaum muslimin menelusuri
kembali jatidirinya yang sejati.
Marilah kita melaksanakan
shaum (berpuasa) dalam arti
sebenarnya. Kita menahan diri
dari godaan para Mulkan
Jabriyyan (para penguasa yang
menindas/memaksakan
kehendak alias para diktator).
Jangan hendaknya giliran
kepemimpinan kaum Yahudi-
Nasrani di babak keempat
perjalanan sejarah ummat
Islam di Akhir Zaman
membuat kita menjadi inferior
(rendah diri). Sehingga kita
menggunakan kaedah kaum
kafir If you cannot beat them,
then you join them (jika kamu
tidak sanggup mengalahkan
mereka, maka bergabunglah
bersama mereka). Sekal-kali
tidak, saudaraku...!! Marilah
kita bersabar dalam beriman
dan berislam di era paling
kelam dalam sejarah Islam ini.
Memang tidak mudah, tapi
percayalah, hanya dengan
berpegang kepada jatidiri
Iman dan Islam yang
diperintahkan Allah-lah kita
bakal sanggup menyambut
datangnya babak kelima,
yakni tegaknya babak (5)
kekhalifahan menurut manhaj
(sistim) kenabian.
الَو اوُنِهَت الَو
اوُنَزْحَت ُمُتْنَأَو
َنْوَلْعألا ْنِإ
ْمُتْنُك َنيِنِمْؤُم
“Janganlah kamu bersikap
lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang
paling tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang
beriman. ” (QS. Ali Imran : 139)
Saudaraku, marilah kita
mengembangkan mentalitas
pemenang walaupun dalam
realitanya kemenangan itu
belum kita raih. Daripada
mengembangkan mentalitas
pecundang demi terpenuhinya
mimpi seolah-olah sudah
meraih kemenangan...
Hasbun-Allahu wa ni ’mal
Wakiil. Ni’mal Maula wa
ni’man Nashiir.
Wallahu a’lam bish-showwaab.

Rabu, 04 Agustus 2010

Tips Memperpanjang Usia Batre Ponsel


Mungkin Anda pernah
mengalami masalah dengan
batery ponsel yang gampang
"Low Batt", pasti bikin BT.
Sebagai sumber daya, peran
baterai sangat vital untuk
menunjang aktivitas
berponsel. Kehabisan daya
baterai di saat-saat
membutuhkan komunikasi
sangat menyebalkan, bahkan
bisa jadi malah merugikan.
Beruntungnya teknologi
baterai kini sudah lebih maju
dari sebelumnya. Baterai
teknologi terkini yang banyak
digunakan terbuat dari bahan
Lithium Ion dan Litium
Polymer, yang lebih awet dan
memiliki kemampuan
menyimpan daya listrik lebih
besar. Meski begitu
perkembangan baterai pun
dibarengi dengan spesifikasi
ponsel yang lebih berat,
semisal kamera, GPS, musik
player, video player dan lain
sebagainya, yang lebih haus
daya, dan ujung-ujungnya
menyedot baterai lebih cepat.
Anehnya, banyak orang yang
curiga ponselnya bermasalah
karena baterainya cepat
habis. Padahal belum tentu
begitu. Nah sebelum Anda
juga berkesimpulan begitu,
coba deh perhatikan fitur-fitur
yang Anda gunakan setiap
harinya. Di sini kami urutkan
fitur-fitur yang banyak
memakan daya.
1. GPS
GPS menjadi fitur yang paling
boros daya karena GPS
receiver menggunakan
gelombang radio. Belum lagi
jika dalam penggunaan
petanya membutuhkan akses
Internet via 3 G maupun GPRS,
yang berarti memfungsikan
dua fitur sekaligus.
2. Browsing & Komunikasi
Suara
Browsing dan komunikasi
suara sama-sama
membutuhkan daya yang
besar. Untuk itu, di dalam
spesifikasi ponsel disertakan
keterangan waktu bicara.
Informasi ini agar Anda bisa
prepare sewaktu-waktu
membutuhkan komunikasi
yang bersifat urgent.
3. Wi-Fi & Bluetooth
Browsing menggunakan WiFi
memang lebih mengasyikan
apalagi jika menggunakan
hotspot gratisan. Tetapi WiFi
juga termasuk fitur yang
boros baterai. Begitu juga
dengan Bluetooth. Untuk itu
jangan lupa untuk
menonaktifkannya setelah
digunakan.
4. Radio & Pemutar Musik/
Video
Radio dan pemutar musik
memang tak membutuhkan
daya sebesar menggunakan
kamera, tetapi jika fitur ini
sering digunakan tetap akan
mengkonsumsi daya yang
lebih besar. Selain itu ada juga
fitur lainnya yakni game yang
ikut mempengaruhi waktu
standby baterai.
Jenis-jenis Baterai
NiCD Baterai jenis ini
merupakan generasi pertama.
Berkapasitas besar, baterai ini
cocok untuk ponsel lama yang
bertenaga besar. Sesuai
dengan ukuran dan
kapasitasnya, proses pengisian
ulangnya pun cukup
merepotkan. Misalnya,
pengisian ulang harus di
lakukan pada saat dayanya
benar – benar habis. Karena
baterai NiCD memiliki
memory effect, semakin lama
kapasitasnya akan menurun
jika pengisian belum kosong
benar.
NiMh ( Nickel Metal Hydride )
Generasi selanjutnya adalah
NiMH. Baterai isi ulang ini
masih memiliki memory effect
namun hanya bersifat
sementara. Jadi lebih fleksibel
ketimbang jenis NiCD. Untuk
pengisian ulang tak perlu
menunggu benar – benar
habis, namun dengan
konsekuensi akan tersa cepat
habis. Namun hal ini hanya
berlangsung sementara, saat
habis isi kembali dan
kemampuannya akan normal
lagi.
Li-Ion ( Lithium Ion )
Ketimbang dua generasi
sebelumnya, tipe ini tak lagi
memiliki memory effect. Jadi
Anda bisa mengisi ulangnya
tanpa menunggu baterai
habis. Baterai Li-Ion memiliki ”
life cycle ” ( siklus hidup )
yang lebih pendek. Bahkan
apabila dicas berlebihan
baterai lithium ion akan
menurunkan kemampuannya,
ketimbang NiCD atau NiMH.
Li-Po ( Lithium Polymer ) Ini
generasi paling baru baterai
isi ulang. Selain ramah
lingkungan, keunggulannya di
atas baterai Li-Ion. Untuk
perawatan baterai Lithium
Polymer, tak jauh beda
dengan Lithium Ion. Namun,
Penanganannya harus ekstra
hati – hati. Mengingat sifatnya
yang ” liquid ” dengan
tekanan yang cukup keras
bisa menyebabkan bentuk
baterai berubah. Kelemahan
Li-Po justru mengharuskan
kita mengisi ulang baterai
jangan sampai menunggu
ponsel mati dengan
sendirinya. Atau sebisa
mungkin ketika ponsel
memberikan peringatan
baterai lemah. Jika tidak,
ponsel akan susah untuk
diaktifkan karena baterai
belum pulih sepenuhnya.
Apakah Memory Effect itu?
Anda mungkin pernah atau
bahkan sering mendengar
istilah ‘memory effect’. Efek
memori hanya terjadi pada
baterai ponsel jenis NiCad dan
NiMH. Gambaran singkatnya
sebagai berikut: jika setiap
saat Anda mengisi baterai
hanya sebesar 60 %, maka
suatu saat baterai akan lupa
bahwa masih ada ruang
sebesar 40 % yang belum
terisi. Baterai akan
menganggap 60 % adalah 100
% alias baterai terisi penuh.
Rugi bukan? Namun jangan
takut, efek memori tersebut
(sekali lagi) hanya terjadi
pada tipe baterai lama seperti
NiCad dan NiMH.
Memperpanjang umur baterai
Hal yang paling simpel untuk
memperpanjang umur baterai
adalah dengan sedikit
perawatan. Umur baterai
rata-rata hingga 400 kali
charge dan discharge,
sebentar kan? Bagaimana
cara mempanjang
pemakaiannya? Jika Anda
melakukan pengecasan pada
setiap malam, umur baterai
Anda setidaknya bisa bertahan
12-15 bulan. Jika Anda bisa
melakukan pengecasan dua
kali seminggu, berarti umur
baterai Anda bisa mencapai
2-3 tahun. Jadi, lebih sedikit
Anda melakukan pengecasan,
maka makin lama pula umur
baterai.
Nah beberapa cara sederhana
bisa Anda lakukan agar
baterai tetap awet . Ini dia!
1. Persingkat Waktu
Pengecasan Cara yang paling
efektif melakukan pengecasan
yakni apabila ponsel dalam
kondisi mati. Tapi ingat,
lakukan hal ini apabila Anda
benar-benar tidak dalam
kondisi menunggu telepon
penting, misalnya selepas jam
kerja.
2. Hindari gonta-ganti SIM
Setiap kali mengganti SIM,
berarti ponsel Anda harus
dimatikan dan pada awal
dihidupkan akan meloading
sistem ponsel dan melakukan
pencarian sinyal operator.
Pekerjaan ini membutuhkan
daya yang besar.
3. Matikan vibrator dan lampu
latar Jika Anda berada dalam
ruangan yang bisa dipastikan
bisa menderngar bunyi dering
ponsel dengan jelas, tak ada
salahnya mematikan vibrator.
Begitu juga dengan lampu
latar, sebisa mungkin diatur
agar tidak aktif pada siang
hari.
4. Hindari penggunaan fitur
yang tidak perlu Fitur ponsel
yang makin beragam
membuat penggunaan
baterainya pun makin boros.
Untuk itu, sebisa mungkin
tidak menggunakan fitur yang
tak diperlukan. Misalnya,
mengaktifkan flash kamera
pada siang hari atau
mengaktifkan Bluetooth
padahal tidak digunakan.
5. Hindari ponsel dari
bentukan & percikan air Salah
satu sebab baterai boros
karena adanya hubung singkat
(korsleting). Korsleting ini bisa
disebabkan karena ponsel
sering terjatuk atau terkena
cairan. Untuk mengurangi
efek negatifnya, sebaiknya
gunakan pelindung.
6. Pastikan Anda di mode GSM
Ponsel 3 G umumnya memiliki
pilihan seting jaringan GSM,
dual mode dan 3 G only. Bila
Anda tak sedang menikmati
fasilitas 3 G, disarankan untuk
menggunakan mode GSM saja.
Pengaturan ini ada di pilihan
“ Jaringan”
7. Jangan biarkan baterai
habis Untuk tipe baterai
Lithium Ion dan Polymer
waktu pengecasan baterai
sebaiknya tidak menunggu
baterai benar-benar habis. Jadi
begitu ada peringatan baterai
lemah, silahkan langsung
dicas.

Sumber: tabloidpulsa

Selasa, 03 Agustus 2010

Perselisihan, Gempa,Tanda-Tanda Kiamatdan Kehadiran ImamMahdi

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.
MOTEKAR-LIFE™ © 2008 Template by:
SkinCorner