Sabtu, 31 Juli 2010

Album Barudax Buana On My Blog








Jumat, 30 Juli 2010

test

①test image→
②test url→ Visit
4shared

③test warna background→


Color set by using color name


-test warna text


A paragraph.



A paragraph.


④test link image→

⑤test teks→
This text is bold


This text is strong


This text is big


This text is emphasized


This text is italic


This text is small


This text is teletype


This text contains subscript


This text contains superscript
Test warna teks
This is some text!

This is some text!

This is some text!
This is some text!

Kamis, 29 Juli 2010

Antara Suami Dan Ibu...!

Antara Suami Dan Ibu
Rabu, 16/06/2010 06:35 WIB |
email | print | share
Assalamu alaikum wr wb...
Semoga pertanyaan saya
bukan karena amarah atau
kekecewaan, tapi untuk
menambah keyakinan dan
khzanah ilmu.
Istri saya jarang sekali mau
menghargai saya dibanding
dengan ibunya, ketika saya
tanya hal itu dia berkata
kalau ibunya lebih berhak
karena ibunya yang
melahirkan dia walaupun
ucapan saya benar. Jika saya
menyarankan sesuatu tetapi
tidak sesuai dengan kebiasaan
ataupun keinginan ibunya, dia
terang-terangan mengabaikan
saya.
Istri sayapun sering
mengungkit sesuatu yang
menurutnya buruk pada
keluarga saya. Jika keluarga
saya minta pertolongan saya
maka segala upaya dia
lakukan agar saya tidak
melakukannya.
Dalam hal keuangan istri saya
berprinsip uang suami harus
dipegang istri saya semua, dan
saat ini saya jarang sedekah
harta karena saya jarang
memiliki uang, bahkan ketika
laparpun terkadang saya
harus meminjam uang teman.
Istri saya begitu menghargai
ibunya walaupun ibunya jauh
dari kehidupan islam dan
sering melakukan hal musyrik
bahkan tak jarang menyakiti
istri saya. Bahkan ketika
mereka bertengkar, istri saya
langsung sholat dan
mengaji.... Tapi hal itu tidak
berlaku bagi saya. Jika dia
ribut sama saya, sholat pun
tak mau dilakukan.
Perlu diketahui perilaku ibu
mertuapun sama demikian
adanya....
Semoga ini bukan kemarahan
saya.
Wassalaam
istri membangkang
Jawaban
Wa’alaikumussalam
warahmatullahi wa
barakatuhu
Bapak Abdullah yang
diberkahi Allah, tentu bukan
perkara yang mudah bagi
Anda menghadapi istri, seperti
yang Anda ceritakan tadi.
Menilik latar belakangnya,
tampaknya istri tidak
dibesarkan dalam didikan
agama yang baik, terbukti ia
tak rutin menjalankan sholat
lima waktu, ia belum
mengetahui hak suami atas
istrinya, begitu juga dengan
kewajibannya masing-masing,
dan ia pun tak mampu
menempatkan skala prioritas
antara suami dan ibunya.
Akibatnya Anda mendapatkan
masalah yang beruntun
karena akar masalahnya,
yaitu interaksi seseorang
dengan agamanya, tidak
dicarikan jalan keluar terlebih
dahulu.
Bapak Abdullah yang
diberkahi Allah,
Sebelum Anda memutuskan
untuk menikahinya dulu, tentu
Anda sudah mengenal istri
Anda, kan Pak? Anda pasti
memiliki alasan yang kuat
kenapa dulu menikahinya.
Apakah semata-mata karena
cantiknya? Atau ada faktor
yang lain? Bila Anda masih
ingat alasan Anda itu,
tentunya Anda sekarang bisa
mengevaluasi, apakah setelah
menikah dengan Anda,
kebaikannya justru Anda
dapatkan atau sebaliknya,
justru keburukannya yang
menjadi lebih dominan?
Namun apapun, semua sudah
Anda putuskan, tentu dengan
segala risikonya, betul kan
Pak?
Bapak Abdullah, pernikahan
adalah ibadah. Maka
menegakkan fungsi masing-
masing adalah keniscayaan
yang harus diwujudkan.
Seorang suami adalah imam,
maka tugasnya adalah
mengarahkan keluarganya
agar jauh dari api neraka.
 “ Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang
diperintahkan ”.(AQ S At
Tahrim :6)
Maka tugas pertama seorang
suami dalam rumah
tangganya adalah mengajak
mereka, istri dan anaknya,
untuk mendekati Allah,
mencintai agama-Nya,
menegakkan syariat-Nya.
Tentu saja ini tidak semata-
mata masalah ritual tetapi
jauh lebih penting adalah
mengubah hati agar
aqidahnya benar, ibadahnya
lurus dan akhlaknya berubah
menjadi baik. Tentu ini bukan
pekerjaan mudah dan
sebentar. Harus dilakukan
secara rutin dan terus
menerus. Dan suamilah yang
harus bertanggungjawab
untuk menjalankan hal ini,
baik secara langsung ataupun
tidak langsung.
Termasuk tugas suami adalah
membentengi anggota
keluarganya dari pengaruh
buruk yang mungkin mengenai
mereka. Pengaruh ini bisa
datang dari mana saja,
termasuk dari mertua Anda
jika mereka jauh dari nilai
agama. Bukan hal mudah
untuk mengatasi hal ini,
namun bukan berarti tidak
mungkin. Optimis, husnudzan
pada Allah, adalah sikap yang
dibutuhkan ke depan. Tentu
Anda sangat mencintai istri
Anda, namun patut diingat
bahwa seorang suami harus
mampu mengarahkan istri
ketika bengkok, dengan
ketegasan tanpa
meninggalkan nuansa kasih
sayang di dalamnya. Jangan
sampai seorang istri dibiarkan
ketika membangkang pada
suami, kurang menjalankan
kewajiban, sampaipun dalam
urusan makan suaminya
terlantar. Anda memang
berkewajiban memberi
nafkah, namun teknisnya tidak
harus semua gaji dipegang
istri sehingga jika Anda punya
keperluan malahan Anda jadi
berhutang. Tegakkan
kewibawaan di hadapan istri,
Pak, sehingga Anda tidak
didominasi olehnya, bukankah
Anda adalah pemimpin
keluarga?
Sikap istri Anda menghormati
dan mencintai Ibunya adalah
hal yang baik, bersyukurla,
namun jangan sampai hal ini
mengalahkan kepatuhannya
pada suami dalam hal yang
ma ’ruf. Cobalah dekati
mertua Anda, tunjukkan
bahwa Anda juga menyayangi
mereka, selain dalam hal
aqidah, mertua tetap berhak
mendapat perlakuan yang
baik. Mungkin ini pintu awal
merebut simpati istri maupun
mertua Anda dan peluang
untuk mendakwahkan
kebaikan pada mereka.
Bersabarlah, Pak...kesabaran
Anda insya Allah tidak akan
sia-sia. Tetap semangat.
Wallahu a ’lam bish-shawab
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wa barakatuh
bu Urba.

Rabu, 28 Juli 2010

Free Download Mp3 Searcher

Silahkan Klik Link Di Atas Untuk Mendownload Mp3 Dengan Pencarian!!!

Selasa, 27 Juli 2010

Mimpi Di Malem Jumat

Orang Jawa dengan
menggunakan bahasa sunda
tetapi logatnya memakai
bahasa Jawa bercerita kepada
Orang Sunda tentang
mimpinya di malam Jum'at.
Orang Jawa : "Mas abdi wengi
ngimpen

Orang Sunda : "ngimpen naon
mas?"

Orang Jawa : "Ngimpen bobo
jeung nu geulis."

Orang Sunda : "Kumaha dina
jero impenannana?"

Orang Jawa : "Pokona endah
pisan ngan pas abdi gugah nu
geulis teh hento aya, pan abdi
teh kesel ah abdi teh bobo
deui we."

Orang Jawa : "Eh ngimpen
deui."

Orang Sunda : "Bari kerung,
ngimpen naon deui mas?"

Orang Jawa : "Ngimpen gaduh
acis seueur pisan. Pas abdi
gugah dicabakan dina pesak
calana, acisna hento aya ah
abdi teh kesel bobo deui we."

Orang Jawa : "Eh abdi
ngimpen deui"

Orang Sunda : "Ngimpen naon
deui mas?"

Orang Jawa : "Ngimpen ee"

Orang Sunda : "Kumaha tah?"

Orang Jawa : "Pas abdi gugah,
dicabak teh aya ee teh.

Hahahahahahaha...."

Penyusuan Yang Sempurna: Antara Sains dan Al-Quran

Oleh Abd-Alda'em Al-Kheel
Baru-baru ini, para ilmuwan
menemukan bahwa makanan
sempurna untuk bayi adalah
air susu ibu, dan bahwa
memberi makan tidak akan
lengkap tanpa ibu menyusui
bayinya selama dua tahun.
Itulah yang dilaporkan
Organisasi Kesehatan Dunia di
awal abad 20. Sesuatu yang
telah dikatakan Al-Qur ’an
empat belas abad yang lalu.
Para dokter berpikir menyusui
bayi hanya hanya memberi
dampak psikologis hubungan
dengan ibunya dan tidak ada
manfaat lebih jauh. Tetapi
setelah melakukan riset
selama setengah abad,
manfaat besar lainnya untuk
menyusui mulai muncul,
bahkan dewasa ini para
ilmuwan menemukan manfaat
baru dari susu ibu. Kekebalan
tubuh yang disebut
imunoglobulin ditemukan pada
susu ibu pada awalnya. Ia
memberikan kekebalan tubuh
terhadap berbagai bakteri dan
virus. Bahkan para ilmuwan
menemukan bahwa jumlah
bakteri dalam usus bayi yang
diberi susu sapi adalah
sepuluh kali lipat lebih banyak
daripada yang ada dalam usus
bayi yang diberi susu ibu.
Keuntungan Bagi Anak:
Kekebalan tubuh
"imunoglobulin" membantu
bayi selama tiga bulan
pertama untuk melindungi
tubuh dari serangan kuman
terus-menerus, bahkan
membantunya untuk
membentuk dan memperkuat
sistem kekebalan sendiri.
Apalagi beberapa penelitian
menunjukkan bahwa sistem
kekebalan bayi tumbuh lebih
cepat ketika ia diberi susu ibu.
Susu ibu juga mengandung
unsur kekebalan yang disebut
"mucins" yang mengandung
banyak protein dan
karbohidrat. Zat ini mengikuti
bakteri dan virus dan
sepenuhnya menghilangkan
mereka dari tubuh tanpa efek
samping, berbeda dengan
obat-obatan kimia.
Susu ibu juga memberikan
stabilitas psikologis bayi,
membantu tidur dan tenang,
ia bekerja sebagai analgesik
alamiah terbaik bagi bayi. ASI
melindungi bayi dari alergi.
Bahaya gizi pada susu sapi,
misalnya, hal itu
meningkatkan kemungkinan
serangan kanker delapan kali
lipat.
Keuntungan Bagi Ibu
Banyak studi yang dilakukan
di tiga puluh negara
menunjukkan ibu yang
menyusui bayinya kurang
terkena kanker payudara.
Rahim melebar dua puluh kali
selama kehamilan dan
melahirkan. Penelitian
menunjukkan menyusui
bermanfaat untuk membantu
rahim kembali ke ukuran
normal. Sebaliknya ibu yang
tidak menyusui bayinya
ukuran rahimnya tetap lebih
dari batas normal. Selain itu,
menyusui juga melindungi dari
kanker rahim.
Penyusuan alami membantu
ibu untuk mengurangi berat
badannya dan melindungi
dirinya dari kegemukan.
Bahkan ia juga bekerja
sebagai analgesik alami rasa
sakit bagi ibu juga. Penyusuan
alami juga membantu ibu dan
anak untuk tidur nyenyak.
Manfaat Bagi Masyarakat
Penyusuan alami tidak mahal
sebaliknya buatan menyusu.
Kita mungkin terkejut ketika
kita tahu bahwa American
Academy for Pediatric
menekankan jika Amerika
Serikat mengikuti cara
menyusu alami itu akan
menghemat 3600 juta dolar
per tahun.
Penyusuan alami juga
berdampak positif pada
lingkungan, karena polusi
terjadi akibat proses
manufaktur, pengeringan susu
botol susu sapi, dan sampah
yang dihasilkan dari
penggunaan susu dan botol.
Periode Ideal Untuk Menyusui
Organisasi Kesehatan Dunia
dan Organisasi UNISAF
melakukan banyak penelitian
pada bayi, dan mendapat hasil
dari penelitian ini bahwa
periode yang ideal adalah dua
tahun. Karena selama dua
tahun pertama bayi memiliki
kebutuhan mendesak
terhadap susu steril seperti
susu ibu, sebagai sistem
kekebalan agar ia dapat
menghadapi setiap
kemungkinan penyakit
sebelum dua tahun usianya.
Organisasi Kesehatan Dunia
menyelenggarakan konferensi
berjudul "Makanan
Pendamping ASI" pada tahun
2001 dengan kesimpulan
sebagai berikut:
Dua tahun pertama dari
kehidupan bayi adalah jendela
kritis di mana fondasi untuk
pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat
dibangun. Menyusui bayi
merupakan inti perawatan
dalam periode ini.
Selain itu, dalam kesimpulan
dari konferensi, periode ideal
untuk menyusui adalah dua
tahun, karena ada kebutuhan
mendesak bagi bayi terhadap
kekebalan tubuh untuk
mengembangkan sistem
kekebalan selama periode ini.
ia tidak dapat menemukannya
selain dalam susu ibu.
Dokter menekankan bahwa
semua jenis makanan tidak
bisa cukup bagi bayi selama
dua tahun pertama usia bayi,
karena bayi menghalami
banyak faktor yang
mengakibatkan banyak
penyakit. Sehingga dua tahun
pertama merupakan masa
kritis dan sensitif untuk bayi di
mana kita harus bergantung
pada susu ibu untuk
menghindari bahaya ini.

Facebook Binatang

Facebook telah menjalar ke
seluruh bagian masyarakat,
tidak hanya kalangan muda
tapi juga orang tua. Bahkan
ada beberapa akun yang
diciptakan oleh orang untuk
binatang piaraannya.
Jika seandainya hewan-hewan
itu benar-benar memiliki akun
Facebook, apa saja status yang
akan diposting mereka?
Kecoa: Maaannn, untung tadi
gw kagak ke injek ama tu
orang.
Anjing pudel : Duh, nunggu mo
ke salon neehhh...
Nyamuk: Untung gw gak kena
HIV!!
Sapi: Gila gw abis diraba-raba
ma majikan gw!!
Kucing: Anak gw yang ke-7
nanya, sapa bapaknya, gawath
gw lupaaa!!!
Ayam: Woy kalo besok gw
blom berkokok yah berarti gw
belom bangun yah!!
Buaya: Ngajak ribut banget c
thu orang, udah tau gw cowok,
masih ajah dipanggil bu!
Semut: Capeeeknya abis latian
paskibra!!!
Cumi2: Abis isi ulang tinta nich.
Babi: Gw difitnah nyebarin flu.
Sialan!!
Kambing: Bentar lagi Idul
Adha. Ya tuhan, selamatkan
aku
Cicak: yang mpunya rumah
baru beli raket elektrik..
hwehe.. gwe pesta nyamuk
panggang gratis nih.. mantab
Nyamuk: abis ngider di rumah
para rastaman... ktularan
giting nih... wuyow
Cacing kremi: buset....
ternyata gw bersarang di
orang maho, cilaka!!

Sifat Jalma Dumasar Tina Hitutna

Jalma jujur
Jalma nu daek ngaku
mun geus hitut

Jalma teu Jujur
Jalma nu hitut tuluy
nyalahkeun batur

Jalma belegug
Jalma nu nahan hitut
mangjam-jam lilana

Jalma nu
berwawasan
Jalma nu apal iraha
kuduna hitut

Jalma nu Misterius
Jalma nu hitut tapi
batur euweuh nu
nyahoeun

Jalma nu sok gugup
Jalma nu ujug-ujug
nahan hitut mun keur
hitut

Jalma nu Percaya Diri
Jalma nu yakin yen
hitutna seungit

Jalma nu Sadis
Jalma nu hitut bari
dibekep ku leungeun
tuluy dibekepkeun
ka irung batur

Jalma nu Isinan
Jalma nu hitutna teu
disada tapi ngarasa
isin sorangan

Jalma nu Strategic
Lamun hitut sok bari
seuri ngagak-gak
meh nutupan sora
hitutna

Jalma nu Bodo
Lamun geus hitut
tuluy narik napas
keur ngagantian
hitutna nu kaluar

Jalma nu Pedit
Lamun hitut
dikaluarkeun saeutik-
saeutik nepi ka
disada
tit..tit..tit …

Jalma nu Sombong
Jalma nu sok
ngambeuan hitutna
sorangan

Jalma nu ramah
Jalma nu sok resep
ngambeuan hitut
batur

Jalma nu tara gaul
Mun hitut sok bari
nyumput

Jalma nu Sakti
Mun hitut bari make
tanaga dalem

Jalma nu pinter
Jalma nu bisa nyirian
hitut batur

Jalma nu sial
Mun hitut kaluar
jeung bukur-
bukurna …

HAHAHAHAHA....
SEURI BARUDAK....

Senin, 26 Juli 2010

Shalat Tasbih



Shalat Tasbih
Shalat Tasbih merupakan
shalat sunnat yang
didalamnya pelaku shalat
akan membaca kalimat tasbih
(kalimat “Subhanallah wal
hamdu lillahi walaa ilaaha
illallahu wallahu akbar ”)
sebanyak 300 kali (4 raka'at
masing-masing 75 kali tasbih).
Shalat ini diajarkan Rasulullah
SAW kepada pamannya yakni
sayyidina Abbas bin Abdul
Muthallib. Namun beberapa
ulama berbeda pendapat
tentang hal ini.
Hikmah
Hikmah shalat adalah dapat
mencegah perbuatan keji dan
kemungkaran, tentu saja dari
shalat tasbih yang dilakukan
dengan hati yang ikhlas
diharapkan akan dapat pula
seseorang yang melakukannya
dicegah atau terjaga dari
perbuata-perbuatan yang keji
lagi mungkar.
Niat Shalat
Niat shalat ini, sebagaimana
juga shalat-shalat yang lain
cukup diucapkan didalam hati
dan tidak perlu dilafalkan,
tidak terdapat riwayat yang
menyatakan keharusan untuk
melafalkan niat akan tetapi
yang terpenting adalah
dengan niat hanya
mengharapkan Ridho Allah
Ta'ala semata dengan hati
yang ikhlas dan khusyu.
Cara Pengerjaan
Shalat tasbih dilakukan 4
raka'at (jika dikerjakan siang
maka 4 raka'at dengan sekali
salam, jika malam 4 raka'at
dengan dua salam )
sebagaimana shalat biasa
dengan tambahan bacaan
tasbih pada saat-saat berikut:
No. Waktu Jml.
Tasbih
1 Setelah
pembacaan surat
al fatihah dan
surat pendek saat
berdiri 15 kali
2 Setelah tasbih
ruku' (Subhana
rabiyyal adzim...) 10
Kali
3 Setelah I'tidal 10
Kali
4 Setelah tasbih
sujud pertama
(Subhana rabiyyal
a'la...) 10
Kali
5 Setelah duduk
diantara dua sujud 10
Kali
6 Setelah tasbih
sujud kedua
(Subhana rabiyyal
a'la...) 10
Kali
7 Setelah duduk
istirahat sebelum
berdiri (atau
sebelum salam
tergantung pada
raka'at keberapa) 10
Kali
Jumlah total satu
raka'at 75
Jumlah total
empat raka'at
4 X 75
= 300
kali
Perbedaan pendapat ulama
Para ulama berbeda pendapat
mengenai shalat tasbih,
berikut adalah beberapa
pendapat mereka :
Pertama: Sholat tashbih
adalah mustahabbah
(sunnah).
Pendapat ini dikemukakan
oleh sebagian ulama penganut
Mazhab Syafi'i. Hadits
Rasulullah SAW kepada
pamannya Abbas bin Abdul
Muthallib yang berbunyi:
"Wahai Abbas pamanku, Aku
ingin memberikan padamu,
aku benar-benar mencintaimu,
aku ingin engkau melakukan -
sepuluh sifat- jika engkau
melakukannya Allah akan
mengampuni dosamu, baik
yang pertama dan terakhir,
yang terdahulu dan yang baru,
yang tidak sengaja maupun
yang disengaja, yang kecil
maupun yang besar, yang
tersembunyi maupun yang
terang-terangan. Sepuluh sifat
adalah: Engkau melaksankan
shalat empat rakaat; engkau
baca dalam setiap rakaat Al-
Fatihah dan surat, apabila
engkau selesai membacanya
di rakaat pertama dan engkau
masih berdiri, mka
ucapkanlah: Subhanallah
Walhamdulillah Walaa Ilaaha
Ilallah Wallahu Akbar 15 kali,
Kemudian ruku'lah dan
bacalah do'a tersebut 10 kali
ketika sedang ruku, kemudian
sujudlah dan bacalah do'a
tersebut 10 kali ketika sujud,
kemudian bangkitlah dari
sujud dan bacalah 10 kali
kemudian sujudlah dan
bacalah 10 kali kemudian
bangkitlah dari sujud dan
bacalah 10 kali. Itulah 75 kali
dalam setiap rakaat, dan
lakukanlah hal tersebut pada
empat rakaat. Jika engkau
sanggup untuk melakukannya
satu kali dalam setiap hari,
maka lakukanlah, jika tidak,
maka lakukanlah satu kali
seminggu, jika tidak maka
lakukanlah sebulan sekali, jika
tidak maka lakukanlah sekali
dalam setahun dan jika tidak
maka lakukanlah sekali dalam
seumur hidupmu" (HR Abu
Daud 2/67-68)
Ibnu Ma'in. An-Nasaiy berkata:
Ia tidak apa-apa. Az-Zarkasyi
berpendapat: "Hadis shahih
dan bukan dhaif". Ibnu As-
Sholah: "Haditsnya adalah
Hasan"
Kedua: Sholat tasbih boleh
dilaksanakan (boleh tapi
tidak disunnahkan).
Pendapat ini dikemukakan
oleh ulama penganut Mazhab
Hambali. Mereka berkata:
"Tidak ada hadits yang tsabit
(kuat) dan sholat tersebut
termasuk Fadhoilul A'maal,
maka cukup berlandaskan
hadits dhaif."
Ibnu Qudamah berkata: "Jika
ada orang yang melakukannya
maka hal tersebut tidak
mengapa, karena shalat
nawafil dan Fadhoilul A'maal
tidak disyaratkan harus
dengan berlandaskan hadits
shahih" (Al-Mughny 2/123)
Ketiga: Sholat tersebut tidak
disyariatkan.
Imam Nawawi dalam Al-
Majmu' berkata: "Perlu diteliti
kembali tentang kesunahan
pelaksanaan sholat tasbih
karena haditsnya dhoif, dan
adanya perubahan susunan
shalat dalam shalat tasbih
yang berbeda dengan shalat
biasa. Dan hal tersebut
hendaklah tidak dilakukan
kalau tidak ada hadits yang
menjelaskannya. Dan hadits
yang menjelaskan shalat
tasbih tidak kuat".
Ibnu Qudamah menukil
riwayat dari Imam Ahmad
bahwa tidak ada hadis shahih
yang menjelaskan hal
tersebut. Ibnuljauzi
mengatakan bahwa hadits-
hadits yang berkaitan dengan
shalat tasbih termasuk
maudhu`. Ibnu Hajar berkata
dalam At-Talkhis bahwa yang
benar adalah seluruh riwayat
hadits adalah dhaif meskipun
hadits Ibnu Abbas mendekati
syarat hasan, akan tetapi
hadits itu syadz karena hanya
diriwayatkan oleh satu orang
rawi dan tidak ada hadits lain
yang menguatkannya. Dan
juga shalat tasbih berbeda
gerakannya dengan shalat-
shalat yang lain.
Dalam kitab-kitab fiqih
mazhab Hanafiyah dan
Malikiyah tidak pernah
disebutkan perihal shalat
tasbih ini kecuali dalam
Talkhis Al-Habir dari Ibnul
Arabi bahwa beliau
berpendapat tidak ada hadits
shahih maupun hasan yang
menjelaskan tentang shalat
tasbih ini.

Sekilas Tentang Superman Is Dead (SID)


Berawal
pada tahun 95.....ketika
personel sebuah band heavy
metal Thunder bernama Ari
Astina aka Jerinx merasa
bosan dan ingin mencari
sebuah inspirasi
baru...kemudian kebetulan
drummer band new wave
punk Diamond Clash Budi
Sartika aka Bobby Cool juga
sedang ingin berganti profesi
tuk menjadi seorg gitaris dan
vokalis....Scr kebetulan kedua
pemuda ini bertemu di Kuta
dan kemudian mrkpun
membentuk sebuah band
punk......Pada saat itu posisi
bass masih diisi oleh additional
bassist bernama Ajuz.....Dan
lagu2nya Green Day pulalah
yg menjadi cover song mrk
pada waktu pertama2 mrk
nge- jam...namun tak lama
kemudian,lewat seorg drug
dealer...datanglah seorg
bernama Eka Arsana aka Eka
Rock....dan dia ini kebetulan
sedang dlm pencarian
identitas diri,oleh krn itu
merasa tertarik dg visi dari
kedua pemuda
tersebut...maka resmilah eka
bergabung dg Jerinx juga
Bobby...Dan pada saat itu
mrkpun mengambil nama
Superman's SilverGun sbg
nama band punk mrk yg
pertama......Merasa bersalah
dan kurang sreg dg pemilihan
nama tsb,maka mrk pun
sepakat menggantinya
menjadi Superman Is Dead yg
dlm konteks ini memiliki arti
bahwa manusia yg sempurna
hanyalah ilusi belaka dan
imaginasi manusia yg tidak
akan pernah ada....Dan
lahirlah Superman Is Dead yg
kerapkali diakronimkan dg
sebutan SID.....sebuah titik
awal dr sebuah
kebangkitan..dan tak lama
nama SID semakin bergaung di
bali,krn padatnya show dan
konser yg digelar pada waktu
itu...ditambah lagi dg aktivitas
underground di Bali yg boleh
dibilang cukup produktif....SID
kian menapakkan sayapnya
utk terbang dan menjadi
sukses.....puncaknya adl
ketika mrk membuka konser
Hoobastank di Hard Rock
Cafe-Kuta Bali....nama mrk
semakin dikenal
publik,apalagi ditambah dg
kehadiran mrk di bbrp even di
Jakarta(PUMA)....semakin
menambah kepercayaan diri
SID utk berani melakukan
gerakan
revolusioner...khususnya di
blantika musik
Indonesia.....dan akhirnya
mrkpun melego Sony Music
Indonesia...Perdebatan yg
demikian alotnya antara pihak
SID dan Sony berlangsung
cukup lama....masing2 pihak
bersikeras mempertahankan
posisinya masing2....Pada
waktu itu terjadi perdebatan
seputar bahasa yg akan
digunakan dlm lagu2
SID......dlm diskusi tsb pihak
SID menginginkan 90% lagu2
mrk akan memakai bhs
inggris,namun pihak Sony
bersikeras agar porsi lagu2
SID yg berbhs inggris
dikurangi.......Dan stlh bbrp
bulan akhirnya kedua belah
pihak menyepakati bahwa
porsi lagu SID akan menjadi
spt: 70%inggris dan sisanya
Indonesia......Sebuah
Gebrakan telah lahir dan
muncul.....SID went to major
label but they're what they
are just like 8 years ago.....

Hukum Nisfu Sya'ban


Nisfu Sya’ban berarti
pertengahan bulan sya’ban.
Adapun didalam sejarah kaum
muslimin ada yang
berpendapat bahwa pada saat
itu terjadi pemindahan kiblat
kaum muslimin dari baitul
maqdis kearah masjidil haram,
seperti yang diungkapkan Al
Qurthubi didalam menafsirkan
firman Allah swt :
ُلوُقَيَس
ءاَهَفُّسلا َنِم
ِساَّنلا اَم ْمُهَّالَو
نَع ُمِهِتَلْبِق
يِتَّلا ْاوُناَك
اَهْيَلَع لُق ِهّلِّل
ُقِرْشَمْلا
ُبِرْغَمْلاَو يِدْهَي
نَم ءاَشَي ىَلِإ
ٍطاَرِص
ٍميِقَتْسُّم
Artinya : “Orang-orang yang
kurang akalnya diantara
manusia akan berkata:
"Apakah yang memalingkan
mereka (umat Islam) dari
kiblatnya (Baitul Maqdis) yang
dahulu mereka Telah
berkiblat kepadanya?"
Katakanlah: "Kepunyaan
Allah-lah timur dan barat; dia
memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki-Nya
ke jalan yang lurus". (QS. Al
Baqoroh : 142)
Al Qurthubi mengatakan
bahwa telah terjadi perbedaan
waktu tentang pemindahan
kiblat setelah kedatangannya
saw ke Madinah. Ada yang
mengatakan bahwa
pemindahan itu terjadi setelah
16 atau 17 bulan, sebagaimana
disebutkan didalam (shahih)
Bukhori. Sedangkan
Daruquthni meriwayatkan dari
al Barro yang
mengatakan,”Kami
melaksanakan shalat bersama
Rasulullah saw setelah
kedatangannya ke Madinah
selama 16 bulan menghadap
Baitul Maqdis, lalu Allah swt
mengetahui keinginan nabi-
Nya, maka turunlah firman-
Nya, ”Sungguh kami (sering)
melihat mukamu menengadah
ke langit. ”. Didalam riwayat
ini disebutkan 16 bulan, tanpa
ada keraguan tentangnya.
Imam Malik meriwayatkan
dari Yahya bin Said dari Said
bin al Musayyib bahwa
pemindahan itu terjadi dua
bulan sebelum peperangan
badar. Ibrahim bin Ishaq
mengatakan bahwa itu terjadi
di bulan Rajab tahun ke-2 H.
Abu Hatim al Bistiy
mengatakan bahwa kaum
muslimin melaksanakan shalat
menghadap Baitul Maqdis
selama 17 bulan 3 hari.
Kedatangan Rasul saw ke
Madinah adalah pada hari
senin, di malam ke 12 dari
bulan Rabi ’ul Awal. Lalu Allah
swt memerintahkannya untuk
menghadap ke arah ka ’bah
pada hari selasa di
pertengahan bulan sya’ban.
(Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an
jilid I hal 554)
Kemudian apakah Nabi saw
melakukan ibadah-ibadah
tertentu didalam malam nisfu
sya ’ban ? terdapat riwayat
bahwa Rasulullah saw banyak
melakukan puasa didalam
bulan sya ’ban, seperti yang
diriwayatkan oleh Bukhori
Muslim dari Aisyah
berkata, ”Tidaklah aku melihat
Rasulullah saw
menyempurnakan puasa satu
bulan kecuali bulan
Ramadhan. Dan aku
menyaksikan bulan yang
paling banyak beliau saw
berpuasa (selain ramadhan,
pen) adalah sya ’ban. Beliau
saw berpuasa (selama) bulan
sya ’ban kecuali hanya sedikit
(hari saja yang beliau tidak
berpuasa, pen). ”
Adapun shalat malam maka
sessungguhnya Rasulullah saw
banyak melakukannya pada
setiap bulan. Shalat malamnya
pada pertengahan bulan sama
dengan shalat malamnya pada
malam-malam lainnya. Hal ini
diperkuat oleh hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah
didalam Sunannya dengan
sanad yang lemah, ”Apabila
malam nisfu sya’ban maka
shalatlah di malam harinya
dan berpuasalah di siang
harinya.
Sesungguhnya Allah swt turun
hingga langit dunia pada saat
tenggelam matahari dan
mengatakan, ”Ketahuilah
wahai orang yang memohon
ampunan maka Aku telah
mengampuninya. Ketahuilah
wahai orang yang meminta
rezeki Aku berikan rezeki,
ketahuilah wahai orang yang
sedang terkena musibah maka
Aku selamatkan, ketahuilah
ini ketahuilah itu hingga terbit
fajar. ”
Syeikh ‘Athiyah Saqar
mengatakan,”Walaupun
hadits-hadits itu lemah namun
bisa dipakai dalam hal
keutamaan amal. ” Itu semua
dilakukan dengan sendiri-
sendiri dan tidak dilakukan
secara berjama ’ah (bersama-
sama).
Al Qasthalani menyebutkan
didalam kitabnya “al Mawahib
Liddiniyah” juz II hal 259
bahwa para tabi’in dari ahli
Syam, seperti Khalid bin
Ma ’dan dan Makhul
bersungguh-sungguh dengan
ibadah pada malam nisfu
sya ’ban. Manusia kemudian
mengikuti mereka dalam
mengagungkan malam itu.
Disebutkan pula bahwa yang
sampai kepada mereka adalah
berita-berita israiliyat. Tatkala
hal ini tersebar maka
terjadilah perselisihan di
masyarakat dan diantara
mereka ada yang
menerimanya.
Ada juga para ulama yang
mengingkari, yaitu para ulama
dari Hijaz, seperti Atho ’, Ibnu
Abi Malikah serta para fuqoha
Ahli Madinah sebagaimana
dinukil dari Abdurrahman bin
Zaid bin Aslam, ini adalah
pendapat para ulama Maliki
dan yang lainnya, mereka
mengatakan bahwa hal itu
adalah bid ’ah.
Kemudian al Qasthalani
mengatakan bahwa para
ulama Syam telah berselisih
tentang menghidupkan malam
itu kedalam dua pendapat.
Pertama : Dianjurkan untuk
menghidupkan malam itu
dengan berjama ’ah di masjid.
Khalid bin Ma’dan, Luqman bin
‘Amir dan yang lainnya
mengenakan pakaian
terbaiknya, menggunakan
wangi-wangian dan
menghidupkan malamnya di
masjid. Hal ini disetujui oleh
Ishaq bin Rohawaih. Dia
mengatakan bahwa
menghidupkan malam itu di
masjid dengan cara
berjama ’ah tidaklah bid’ah,
dinukil dari Harab al Karmaniy
didalam kitab Masa ’ilnya.
Kedua : Dimakruhkan
berkumpul di masjid untuk
melaksanakan shalat, berdoa
akan tetapi tidak dimakruhkan
apabila seseorang
melaksanakan shalat
sendirian, ini adalah pendapat
al Auza ’i seorang imam dan
orang faqih dari Ahli Syam.
Tidak diketahui pendapat
Imam Ahmad tentang malam
nisfu sya ’ban ini, terdapat dua
riwayat darinya tentang
anjuran melakukan shalat
pada malam itu. Dua riwayat
itu adalah tentang melakukan
shalat di dua malam hari raya.
Satu riwayat tidak
menganjurkan untuk
melakukannya dengan
berjama ’ah. Hal itu
dikarenakan tidaklah berasal
dari Nabi saw maupun para
sahabatnya. Dan satu riwayat
yang menganjurkannya
berdasarkan perbuatan
Abdurrahman bin Zaid al
Aswad dan dia dari kalangan
tabi ’in.
Demikian pula didalam
melakukan shalat dimalam
nisfu sya ’ban tidaklah sedikit
pun berasal dari Nabi saw
maupun para sahabatnya.
Perbuatan ini berasal dari
sekelompok tabi ’in khususnya
para fuqaha Ahli Syam.
(Fatawa al Azhar juz X hal 31)
Sementara itu al Hafizh ibnu
Rajab mengatakan bahwa
perkataan ini adalah aneh dan
lemah karena segala sesuatu
yang tidak berasal dari dalil-
dalil syar ’i yang menyatakan
bahwa hal itu disyariatkan
maka tidak diperbolehkan
bagi seorang muslim untuk
menceritakannya didalam
agama Allah baik dilakukan
sendirian maupun berjama ’ah,
sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan berdasarkan
keumuman sabda Rasulullah
saw, ”Barangsiapa yang
mengamalkan suatu amal
yang tidak kami perintahkan
maka ia tertolak. ” Juga dalil-
dalil lain yang menunjukkan
pelarangan bid ’ah dan
meminta agar waspada
terhadapnya.
Didalam kitab “al Mausu’ah al
Fiqhiyah” juz II hal 254
disebutkan bahwa jumhur
ulama memakruhkan
berkumpul untuk
menghidupkan malam nisfu
sya ’ban, ini adalah pendapat
para ulama Hanafi dan Maliki.
Dan mereka menegaskan
bahwa berkumpul untuk itu
adalah sautu perbuatan bid ’ah
menurut para imam yang
melarangnya, yaitu ‘Atho bin
Abi Robah dan Ibnu Malikah.
Sementara itu al Auza’i
berpendapat berkumpul di
masjid-masjid untuk
melaksanakan shalat
(menghidupkan malam nisfu
sya ’ban, pen) adalah makruh
karena menghidupkan malam
itu tidaklah berasal dari Rasul
saw dan tidak juga dilakukan
oleh seorang pun dari
sahabatnya.
Sementara itu Khalid bin
Ma ’dan dan Luqman bin ‘Amir
serta Ishaq bin Rohawaih
menganjurkan untuk
menghidupkan malam itu
dengan berjama ’ah.”
Dengan demikian
diperbolehkan bagi seorang
muslim untuk menghidupkan
malam nisfu sya ’ban dengan
berbagai bentuk ibadah
seperti shalat, berdzikir
maupun berdoa kepada Allah
swt yang dilakukan secara
sendiri-sendiri. Adapun apabila
hal itu dilakukan dengan
brjama’ah maka telah terjadi
perselisihan dikalangan para
ulama seperti penjelasan
diatas.
Hendaklah ketika seseorang
menghidupkan malam nisfu
sya ’ban dengan ibadah-ibadah
diatas tetap semata-mata
karena Allah dan tidak
melakukannya dengan cara-
cara yang tidak diperintahkan
oleh Rasul-Nya saw. Janganlah
seseorang melakukan shalat
dimalam itu dengan niat
panjang umur, bertambah
rezeki dan yang lainnya
karena hal ini tidak ada
dasarnya akan tetapi
niatkanlah semata-mata
karena Allah dan untuk
mendekatkan diri kepada-Nya.
Begitu pula dengan dzikir-
dzikir dan doa-doa yang
dipanjatkan hendaklah tidak
bertentangan dengan dalil-
dalil shahih didalam aqidah
dan hukum.
Dan hendaklah setiap muslim
menyikapi permasalahan ini
dengan bijak tanpa harus
menentang atau bahkan
menyalahkan pendapat yang
lainnya karena bagaimanapun
permasalahan ini masih
diperselisihkan oleh para
ulama meskipun hanya
dilakukan oleh para tabi ’in.
Wallahu A’lam

Shalat tasbih dan shalat sya'ban itu bid'ah?


Pertanyaan :
Apakah
Shalat
tasbih
dan
shalat
nisfu
sya ’ban
itu
bid’ah ?
Jawaban
dari
Habib
Munzir
Al Musawwa
Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,
kebahagiaan dan Kesejukan
Rahmat Nya semoga selalu
menaungi hari hari anda dg
kebahagiaan,
Saudaraku yg kumuliakan,
Mengenai shalat tasbih,
riwayatnya adalah berkata
Rasulullah saw kepada Abbas
ra : “Wahai Abbas, wahai
pamanku, maukah kau
kuberi?, maukah kau
termuliakan?, maukah kau
kuajari keluhuran..?, maka
perbuatlah 10 hal, yg jika kau
kerjakan maka Allah akan
mengampuni dosamu yg
pertama dan terakhir, dosa yg
terdahulu dan yg baru, yg
sengaja dan tak sengaja, yg
besar dan yg kecil, yg
tersembunyi dan yg terang
terangan, 10 bagian yaitu kau
shalat 4 rakaat, dan kau
membaca pada setiap rakaat
surat Fatihah dan surat
lainnya,jika selesai dari
bacaannya maka bacalah
Subhanallah walhamdulilllah
walaa ilaha illallah wallahu
akbar 15X, lalu ……(demikian
Rasul saw meneruskan bacaan
shalat tasbih sebagaimana
kita ketahui).. maka jadilah
setiaprakaat 75X dzikir itu,
lakukan demikian 4 rakaat,
maka lakukanlah jika mampu
akan hal itu setiap hari, jika
tidak maka setiap jumat
sekali, jika tidak maka setiap
bulan sekali,jika tidak maka
setahun sekali, jika tidak
maka seumur hidupmu sekali
(HR Sunan Abi Dawud bab
shalat tasbih, Mustadrak ala
shahihain Bab Shalat
Tattawwu ’, Fathul Baari
Bisyarah Shahih Bukhari Bab
Fadhl Attasbih, dll).
Mengenai shalat nisfu sya ’ban
saya belum menemukan
riwayatnya yg shahih dan
tsigah, namun kita lebih
percaya pada parea Kyai kita
daripada mereka yg dangkal
dalam ilmu hadits
jikapun hal itu bid’ah, maka
tentunya Bid’ah hasanah,
Shalat sunnah boleh
dil;akukan kapan saja, maka
jika memperbanyak ibadah di
malam nisfu sya ’ban dengan
memperbanyak shalat,
apakah salahnya?
salahkan orang
memperbanyak sujud dimalam
itu?
sebagaimana riwayat shahih
ketika Imam Masjid Quba
mengada ada dengan
membaca surat alikhlas pada
setiap rakaat setelah fatihah
baru kemudian surat lainnya,
maka makmumnya
memprotesnya, kenapa surat
al ikhlas disederajatkan dg
fatihah??
maka imam itu keras kepala
dan tak mau merubahnya,
kabar disampaikan pada Rasul
saw, dan Rasul saw
memanggilnya dan
menanyakannya, maka Imam
Masjid Quba menjawab tanpa
dalil, seraya berkata : “Aku
mencintai surat Al Ikhlas..,
maka Rasul saw bersabda :
cintamu pada surat al ikhlas
akan membuatmu masuk
sorga ” (Shahih Bukhari).
jelas sudah, Rasul saw tak
menyalahkan orang yg
membuat buat suatu hal yg
beliau saw tak ajarkan,
selama hal itu baiik, berikut
masalah Bid ’ah hasanah :
BID’AH
1. Nabi saw memperbolehkan
berbuat bid ’ah hasanah.
Nabi saw memperbolehkan
kita melakukan Bid ’ah
hasanah selama hal itu baik
dan tidak menentang syariah,
sebagaimana sabda beliau
saw : “Barangsiapa membuat
buat hal baru yg baik dalam
islam, maka baginya
pahalanya dan pahala orang
yg mengikutinya dan tak
berkurang sedikitpun dari
pahalanya, dan barangsiapa
membuat buat hal baru yg
buruk dalam islam, maka
baginya dosanya dan dosa
orang yg mengikutinya dan
tak dikurangkan sedikitpun
dari dosanya ” (Shahih Muslim
hadits no.1017, demikian pula
diriwayatkan pada Shahih Ibn
Khuzaimah, Sunan Baihaqi
Alkubra, Sunan Addarimiy,
Shahih Ibn Hibban dan banyak
lagi). Hadits ini menjelaskan
makna Bid’ah hasanah dan
Bid;ah dhalalah.
Perhatikan hadits beliau saw,
bukankah beliau saw
menganjurkan?, maksudnya
bila kalian mempunyai suatu
pendapat atau gagasan baru
yg membuat kebaikan atas
islam maka perbuatlah..,
alangkah indahnya bimbingan
Nabi saw yg tidak mencekik
ummat, beliau saw tahu
bahwa ummatnya bukan hidup
untuk 10 atau 100 tahun, tapi
ribuan tahun akan berlanjut
dan akan muncul kemajuan
zaman, modernisasi, kematian
ulama, merajalela
kemaksiatan, maka tentunya
pastilah diperlukan hal hal yg
baru demi menjaga muslimin
lebih terjaga dalam
kemuliaan, demikianlah
bentuk kesempurnaan agama
ini, yg tetap akan bisa dipakai
hingga akhir zaman, inilah
makna ayat : “ALYAUMA
AKMALTU LAKUM
DIINUKUM..dst, “hari ini
Kusempurnakan untuk kalian
agama kalian, kusempurnakan
pula kenikmatan bagi kalian,
dan kuridhoi islam sebagai
agama kalian ”, maksudnya
semua ajaran telah sempurna,
tak perlu lagi ada pendapat
lain demi memperbaiki agama
ini, semua hal yg baru selama
itu baik sudah masuk dalam
kategori syariah dan sudah
direstui oleh Allah dan rasul
Nya, alangkah sempurnanya
islam,
bila yg dimaksud adalah tidak
ada lagi penambahan, maka
pendapat itu salah, karena
setelah ayat ini masih ada
banyak ayat ayat lain turun,
masalah hutang dll, berkata
para Mufassirin bahwa ayat ini
bermakna Makkah
Almukarramah sebelumnya
selalu masih dimasuki orang
musyrik mengikuti hajinya
orang muslim, mulai kejadian
turunnya ayat ini maka
Musyrikin tidak lagi masuk
masjidil haram, maka
membuat kebiasaan baru yg
baik boleh boleh saja.
namun tentunya bukan
membuat agama baru atau
syariat baru yg bertentangan
dg syariah dan sunnah Rasul
saw, atau menghalalkan apa
apa yg sudah diharamkan oleh
Rasul saw atau sebaliknya,
inilah makna hadits beliau
saw : “Barangsiapa yg
membuat buat hal baru yg
berupa keburukan …dst”,
inilah yg disebut Bid’ah
Dhalalah.
Beliau saw telah memahami
itu semua, bahwa kelak
zaman akan berkembang,
maka beliau saw
memperbolehkannya (hal yg
baru berupa kebaikan),
menganjurkannya dan
menyemangati kita untuk
memperbuatnya, agar ummat
tidak tercekik dg hal yg ada
dizaman kehidupan beliau saw
saja, dan beliau saw telah
pula mengingatkan agar
jangan membuat buat hal yg
buruk (Bid ’ah dhalalah).
Mengenai pendapat yg
mengatakan bahwa hadits ini
adalah khusus untuk sedekah
saja, maka tentu ini adalah
pendapat mereka yg dangkal
dalam pemahaman syariah,
karena hadits diatas jelas jelas
tak menyebutkan pembatasan
hanya untuk sedekah saja,
terbukti dengan perbuatan
bid ’ah hasanah oleh para
Sahabat dan Tabi’in.
2. Siapakah yg pertama
memulai Bid ’ah hasanah
setelah wafatnya Rasul saw?
Ketika terjadi pembunuhan
besar besaran atas para
sahabat (Ahlul yamaamah) yg
mereka itu para Huffadh (yg
hafal) Alqur ’an dan Ahli
Alqur’an di zaman Khalifah
Abubakar Asshiddiq ra,
berkata Abubakar Ashiddiq ra
kepada Zeyd bin Tsabit ra :
“ Sungguh Umar (ra) telah
datang kepadaku dan
melaporkan pembunuhan atas
ahlulyamaamah dan
ditakutkan pembunuhan akan
terus terjadi pada para
Ahlulqur ’an, lalu ia
menyarankan agar Aku
(Abubakar Asshiddiq ra)
mengumpulkan dan menulis
Alqur ’an, aku berkata :
Bagaimana aku berbuat suatu
hal yg tidak diperbuat oleh
Rasulullah..??, maka Umar
berkata padaku bahwa Demi
Allah ini adalah demi
kebaikan dan merupakan
kebaikan, dan ia terus
meyakinkanku sampai Allah
menjernihkan dadaku dan aku
setuju dan kini aku
sependapat dg Umar, dan
engkau (zeyd) adalah pemuda,
cerdas, dan kami tak
menuduhmu (kau tak pernah
berbuat jahat), kau telah
mencatat wahyu, dan
sekarang ikutilah dan
kumpulkanlah Alqur ’an dan
tulislah Alqur’an..!” berkata
Zeyd : “Demi Allah sungguh
bagiku diperintah
memindahkan sebuah gunung
daripada gunung gunung tidak
seberat perintahmu padaku
untuk mengumpulkan
Alqur ’an, bagaimana kalian
berdua berbuat sesuatu yg tak
diperbuat oleh Rasulullah
saw ??”, maka Abubakar ra
mengatakannya bahwa hal itu
adalah kebaikan, hingga iapun
meyakinkanku sampai Allah
menjernihkan dadaku dan aku
setuju dan kini aku
sependapat dg mereka berdua
dan aku mulai mengumpulkan
Alqur ’an”. (Shahih Bukhari
hadits no.4402 dan 6768).
Nah saudaraku, bila kita
perhatikan konteks diatas
Abubakar shiddiq ra mengakui
dengan ucapannya : “sampai
Allah menjernihkan dadaku
dan aku setuju dan kini aku
sependapat dg Umar ”, hatinya
jernih menerima hal yg baru
(bid ’ah hasanah) yaitu
mengumpulkan Alqur’an,
karena sebelumnya alqur’an
belum dikumpulkan menjadi
satu buku, tapi terpisah pisah
di hafalan sahabat, ada yg
tertulis di kulit onta, di
tembok, dihafal dll, ini adalah
Bid ’ah hasanah, justru mereka
berdualah yg memulainya.
Kita perhatikan hadits yg
dijadikan dalil menafikan
(menghilangkan) Bid ’ah
hasanah mengenai semua
bid ’ah adalah kesesatan,
diriwayatkan bahwa Rasul saw
selepas melakukan shalat
subuh beliau saw menghadap
kami dan menyampaikan
ceramah yg membuat hati
berguncang, dan membuat
airmata mengalir.., maka
kami berkata : “Wahai
Rasulullah.. seakan akan ini
adalah wasiat untuk
perpisahan …, maka beri
wasiatlah kami..” maka rasul
saw bersabda : “Kuwasiatkan
kalian untuk bertakwa kepada
Allah, mendengarkan dan
taatlah walaupun kalian
dipimpin oleh seorang Budak
afrika, sungguh diantara
kalian yg berumur panjang
akan melihat sangat banyak
ikhtilaf perbedaan pendapat,
maka berpegang teguhlah
pada sunnahku dan sunnah
khulafa ’urrasyidin yg mereka
itu pembawa petunjuk,
gigitlah kuat kuat dg geraham
kalian (suatu kiasan untuk
kesungguhan), dan hati
hatilah dengan hal hal yg
baru, sungguh semua yg
Bid;ah itu adalah kesesatan”.
(Mustadrak Alasshahihain
hadits no.329).
Jelaslah bahwa Rasul saw
menjelaskan pada kita untuk
mengikuti sunnah beliau dan
sunnah khulafa ’urrasyidin, dan
sunnah beliau saw telah
memperbolehkan hal yg baru
selama itu baik dan tak
melanggar syariah, dan
sunnah khulafa ’urrasyidin
adalah anda lihat sendiri
bagaimana Abubakar shiddiq
ra dan Umar bin Khattab ra
menyetujui bahkan
menganjurkan, bahkan
memerintahkan hal yg baru,
yg tidak dilakukan oleh Rasul
saw yaitu pembukuan
Alqur ’an, lalu pula selesai
penulisannya dimasa Khalifah
Utsman bin Affan ra, dg
persetujuan dan kehadiran Ali
bin Abi Thalib kw.
Nah.. sempurnalah sudah
keempat makhluk termulia di
ummat ini, khulafa’urrasyidin
melakukan bid’ah hasanah,
Abubakar shiddiq ra dimasa
kekhalifahannya
memerintahkan pengumpulan
Alqur ’an, lalu kemudian Umar
bin Khattab ra pula dimasa
kekhalifahannya
memerintahkan tarawih
berjamaah dan seraya
berkata : “Inilah sebaik baik
Bid’ah!”(Shahih Bukhari hadits
no.1906) lalu pula selesai
penulisan Alqur ’an dimasa
Khalifah Utsman bin Affan ra
hingga Alqur ’an kini dikenal
dg nama Mushaf Utsmaniy,
dan Ali bin Abi Thalib kw
menghadiri dan menyetujui
hal itu.
Demikian pula hal yg dibuat-
buat tanpa perintah Rasul saw
adalah dua kali adzan di
Shalat Jumat, tidak pernah
dilakukan dimasa Rasul saw,
tidak dimasa Khalifah
Abubakar shiddiq ra, tidak
pula dimasa Umar bin khattab
ra dan baru dilakukan dimasa
Utsman bn Affan ra, dan
diteruskan hingga kini (Shahih
Bulkhari hadits no.873).
Siapakah yg salah dan
tertuduh?, siapakah yg lebih
mengerti larangan Bid’ah?,
adakah pendapat mengatakan
bahwa keempat
Khulafa ’urrasyidin ini tak
faham makna Bid’ah?
3. Bid’ah Dhalalah
Jelaslah sudah bahwa mereka
yg menolak bid ’ah hasanah
inilah yg termasuk pada
golongan Bid ’ah dhalalah, dan
Bid’ah dhalalah ini banyak
jenisnya, seperti penafian
sunnah, penolakan ucapan
sahabat, penolakan pendapat
Khulafa ’urrasyidin, nah…
diantaranya adalah penolakan
atas hal baru selama itu baik
dan tak melanggar syariah,
karena hal ini sudah
diperbolehkan oleh Rasul saw
dan dilakukan oleh
Khulafa’urrasyidin, dan Rasul
saw telah jelas jelas
memberitahukan bahwa akan
muncul banyak ikhtilaf,
berpeganglah pada Sunnahku
dan Sunnah
Khulafa ’urrasyidin, bagaimana
Sunnah Rasul saw?, beliau saw
membolehkan Bid ’ah hasanah,
bagaimana sunnah
Khulafa ’urrasyidin?, mereka
melakukan Bid’ah hasanah,
maka penolakan atas hal
inilah yg merupakan Bid ’ah
dhalalah, hal yg telah
diperingatkan oleh Rasul saw.
Bila kita menafikan
(meniadakan) adanya Bid ’ah
hasanah, maka kita telah
menafikan dan membid ’ahkan
Kitab Al-Quran dan Kitab
Hadits yang menjadi panduan
ajaran pokok Agama Islam
karena kedua kitab tersebut
(Al-Quran dan Hadits) tidak
ada perintah Rasulullah saw
untuk membukukannya dalam
satu kitab masing-masing,
melainkan hal itu merupakan
ijma/kesepakatan pendapat
para Sahabat
Radhiyallahu ’anhum dan hal
ini dilakukan setelah
Rasulullah saw wafat.
Buku hadits seperti Shahih
Bukhari, shahih Muslim dll
inipun tak pernah ada
perintah Rasul saw untuk
membukukannya, tak pula
Khulafa ’urrasyidin
memerintahkan menulisnya,
namun para tabi ’in mulai
menulis hadits Rasul saw.
Begitu pula Ilmu
Musthalahulhadits, Nahwu,
sharaf, dan lain-lain sehingga
kita dapat memahami
kedudukan derajat hadits, ini
semua adalah perbuatan
Bid ’ah namun Bid’ah Hasanah.
Demikian pula ucapan
“ Radhiyallahu’anhu” atas
sahabat, tidak pernah
diajarkan oleh Rasulullah saw,
tidak pula oleh sahabat,
walaupun itu di sebut dalam
Al-Quran bahwa mereka para
sahabat itu diridhoi Allah,
namun tak ada dalam Ayat
atau hadits Rasul saw
memerintahkan untuk
mengucapkan ucapan itu
untuk sahabatnya, namun
karena kecintaan para Tabi’in
pada Sahabat, maka mereka
menambahinya dengan
ucapan tersebut.
Dan ini merupakan Bid ’ah
Hasanah dengan dalil Hadits di
atas, Lalu muncul pula kini Al-
Quran yang di kasetkan, di CD
kan, Program Al-Quran di
handphone, Al-Quran yang
diterjemahkan, ini semua
adalah Bid’ah hasanah.
Bid’ah yang baik yang
berfaedah dan untuk tujuan
kemaslahatan muslimin,
karena dengan adanya Bid ’ah
hasanah di atas maka semakin
mudah bagi kita untuk
mempelajari Al-Quran, untuk
selalu membaca Al-Quran,
bahkan untuk menghafal Al-
Quran dan tidak ada yang
memungkirinya.
Sekarang kalau kita menarik
mundur kebelakang sejarah
Islam, bila Al-Quran tidak
dibukukan oleh para Sahabat
ra, apa sekiranya yang terjadi
pada perkembangan sejarah
Islam ?
Al-Quran masih bertebaran di
tembok-tembok, di kulit onta,
hafalan para Sahabat ra yang
hanya sebagian dituliskan,
maka akan muncul beribu-ribu
Versi Al-Quran di zaman
sekarang, karena semua
orang akan mengumpulkan
dan membukukannya, yang
masing-masing dengan
riwayatnya sendiri, maka
hancurlah Al-Quran dan
hancurlah Islam. Namun
dengan adanya Bid ’ah
Hasanah, sekarang kita masih
mengenal Al-Quran secara
utuh dan dengan adanya
Bid ’ah Hasanah ini pula kita
masih mengenal Hadits-hadits
Rasulullah saw, maka jadilah
Islam ini kokoh dan Abadi,
jelaslah sudah sabda Rasul
saw yg telah
membolehkannya, beliau saw
telah mengetahui dg jelas
bahwa hal hal baru yg berupa
kebaikan (Bid ’ah hasanah),
mesti dimunculkan kelak, dan
beliau saw telah melarang hal
hal baru yg berupa keburukan
(Bid ’ah dhalalah).
Saudara saudaraku, jernihkan
hatimu menerima ini semua,
ingatlah ucapan
Amirulmukminin pertama ini,
ketahuilah ucapan ucapannya
adalah Mutiara Alqur ’an,
sosok agung Abubakar
Ashiddiq ra berkata mengenai
Bid ’ah hasanah : “sampai
Allah menjernihkan dadaku
dan aku setuju dan kini aku
sependapat dg Umar ”.
Lalu berkata pula Zeyd bin
haritsah ra : ”..bagaimana
kalian berdua (Abubakar dan
Umar) berbuat sesuatu yg tak
diperbuat oleh Rasulullah
saw??, maka Abubakar ra
mengatakannya bahwa hal itu
adalah kebaikan, hingga iapun
(Abubakar ra) meyakinkanku
(Zeyd) sampai Allah
menjernihkan dadaku dan aku
setuju dan kini aku
sependapat dg mereka
berdua ”.
Maka kuhimbau saudara
saudaraku muslimin yg
kumuliakan, hati yg jernih
menerima hal hal baru yg baik
adalah hati yg sehati dg
Abubakar shiddiq ra, hati
Umar bin Khattab ra, hati
Zeyd bin haritsah ra, hati para
sahabat, yaitu hati yg
dijernihkan Allah swt,
Dan curigalah pada dirimu bila
kau temukan dirimu
mengingkari hal ini, maka
barangkali hatimu belum
dijernihkan Allah, karena tak
mau sependapat dg mereka,
belum setuju dg pendapat
mereka, masih menolak bid ’ah
hasanah, dan Rasul saw sudah
mengingatkanmu bahwa akan
terjadi banyak ikhtilaf, dan
peganglah perbuatanku dan
perbuatan khulafa ’urrasyidin,
gigit dg geraham yg
maksudnya berpeganglah erat
erat pada tuntunanku dan
tuntunan mereka.
Allah menjernihkan
sanubariku dan sanubari
kalian hingga sehati dan
sependapat dg Abubakar
Asshiddiq ra, Umar bin
Khattab ra, Utsman bin Affan
ra, Ali bin Abi Thalib kw dan
seluruh sahabat.. amiin
Pendapat para Imam dan
Muhadditsin mengenai Bid’ah
1. Al Hafidh Al Muhaddits Al
Imam Muhammad bin Idris
Assyafii rahimahullah (Imam
Syafii)
Berkata Imam Syafii bahwa
bid ’ah terbagi dua, yaitu
bid’ah mahmudah (terpuji) dan
bid’ah madzmumah (tercela),
maka yg sejalan dg sunnah
maka ia terpuji, dan yg tidak
selaras dengan sunnah adalah
tercela, beliau berdalil dg
ucapan Umar bin Khattab ra
mengenai shalat tarawih :
“inilah sebaik baik bid’ah”.
(Tafsir Imam Qurtubiy juz 2
hal 86-87)
2. Al Imam Al Hafidh
Muhammad bin Ahmad Al
Qurtubiy rahimahullah
“ Menanggapi ucapan ini
(ucapan Imam Syafii), maka
kukatakan (Imam Qurtubi
berkata) bahwa makna hadits
Nabi saw yg berbunyi :
“ seburuk buruk permasalahan
adalah hal yg baru, dan
semua Bid ’ah adalah
dhalalah” (wa syarrul umuuri
muhdatsaatuha wa kullu
bid ’atin dhalaalah), yg
dimaksud adalah hal hal yg
tidak sejalan dg Alqur ’an dan
Sunnah Rasul saw, atau
perbuatan Sahabat
radhiyallahu ‘anhum, sungguh
telah diperjelas mengenai hal
ini oleh hadits lainnya :
“ Barangsiapa membuat buat
hal baru yg baik dalam islam,
maka baginya pahalanya dan
pahala orang yg mengikutinya
dan tak berkurang sedikitpun
dari pahalanya, dan
barangsiapa membuat buat
hal baru yg buruk dalam
islam, maka baginya dosanya
dan dosa orang yg
mengikutinya ” (Shahih Muslim
hadits no.1017) dan hadits ini
merupakan inti penjelasan
mengenai bid ’ah yg baik dan
bid’ah yg sesat”. (Tafsir Imam
Qurtubiy juz 2 hal 87)
3. Al Muhaddits Al Hafidh Al
Imam Abu Zakariya Yahya bin
Syaraf Annawawiy
rahimahullah (Imam Nawawi)
“ Penjelasan mengenai hadits :
“Barangsiapa membuat buat
hal baru yg baik dalam islam,
maka baginya pahalanya dan
pahala orang yg mengikutinya
dan tak berkurang sedikitpun
dari pahalanya, dan
barangsiapa membuat buat
hal baru yg dosanya”, hadits
ini merupakan anjuran untuk
membuat kebiasaan kebiasaan
yg baik, dan ancaman untuk
membuat kebiasaan yg buruk,
dan pada hadits ini terdapat
pengecualian dari sabda
beliau saw : “semua yg baru
adalah Bid’ah, dan semua yg
Bid’ah adalah sesat”, sungguh
yg dimaksudkan adalah hal
baru yg buruk dan Bid ’ah yg
tercela”. (Syarh Annawawi
‘ala Shahih Muslim juz 7 hal
104-105)
Dan berkata pula Imam
Nawawi bahwa Ulama
membagi bid ’ah menjadi 5,
yaitu Bid’ah yg wajib, Bid’ah yg
mandub, bid’ah yg mubah,
bid’ah yg makruh dan bid’ah
yg haram.
Bid ’ah yg wajib contohnya
adalah mencantumkan dalil
dalil pada ucapan ucapan yg
menentang kemungkaran,
contoh bid ’ah yg mandub
(mendapat pahala bila
dilakukan dan tak mendapat
dosa bila ditinggalkan) adalah
membuat buku buku ilmu
syariah, membangun majelis
taklim dan pesantren, dan
Bid;ah yg Mubah adalah
bermacam macam dari jenis
makanan, dan Bid ’ah makruh
dan haram sudah jelas
diketahui, demikianlah makna
pengecualian dan kekhususan
dari makna yg umum,
sebagaimana ucapan Umar ra
atas jamaah tarawih bahwa
inilah sebaik2 bid’ah”. (Syarh
Imam Nawawi ala shahih
Muslim Juz 6 hal 154-155)
Al Hafidh AL Muhaddits Al
Imam Jalaluddin Abdurrahman
Assuyuthiy rahimahullah
Mengenai hadits “Bid’ah
Dhalalah” ini bermakna
“Aammun makhsush”,
(sesuatu yg umum yg ada
pengecualiannya), seperti
firman Allah : “… yg
Menghancurkan segala
sesuatu ” (QS Al Ahqaf 25) dan
kenyataannya tidak segalanya
hancur, (*atau pula ayat :
“ Sungguh telah kupastikan
ketentuanku untuk memenuhi
jahannam dengan jin dan
manusia keseluruhannya ” QS
Assajdah-13), dan pada
kenyataannya bukan semua
manusia masuk neraka, tapi
ayat itu bukan bermakna
keseluruhan tapi bermakna
seluruh musyrikin dan orang
dhalim.pen) atau hadits : “aku
dan hari kiamat bagaikan
kedua jari ini ” (dan
kenyataannya kiamat masih
ribuan tahun setelah wafatnya
Rasul saw) (Syarh Assuyuthiy
Juz 3 hal 189).
MOTEKAR-LIFE™ © 2008 Template by:
SkinCorner