Jumat, 06 Agustus 2010

Rahasia Kemenangan Kaum Muslimin di Bulan Ramadhan


oleh Ustadz Fathuddin Jafar,
MA
نإ دمحلا هلل هدحو,
هدمحن و هنيعتسن و
هرفغتسن بوتنو
هيلا ذوعنو هللاب نم
رورش انسفنأ
تائيسو انلامعأ نم
هدهي هللا وهف دتهملا
نمو هللضي نلف
دجت هل ايلو ادشرم,
دهشأ نأ ال هلا الا هللا
هدحو ال كيرش هل
دهشأو نأ ادمحم هدبع
هلوسرو غلب ةلاسرلا
ىدأو ةنامألا حصنو
ةمألل انكرتو ىلع
ةجحملا ءاضيبلا
اهليل اهراهنك ال
غيزي اهنع الا كله,
مهللا لص ملسو ىلع
انيبن دمحم ىلعو هلآ
هبحصو نمو اعد
هتوعدب ىلا موي
نيدلا. امأ دعب, ايف
دابع هللا مكيصوا
يسفنو ةئطاخلا
ةبنذملا ىوقتب هللا
هتعاطو مكلعل
نوحلفت. لاقو هللا
ىلاعت يف مكحم
ليزنتلا دعب ذوعأ
هللاب نم ناطيشلا
ميجرلا :
اَي اَهُّيَأ َنيِذَّلا
اوُنَمَآ اوُقَّتا
َهَّللا َّقَح
ِهِتاَقُت اَلَو
َّنُتوُمَت اَّلِإ
ْمُتْنَأَو َنوُمِلْسُم
)لا نارمع : 102(
Kaum muslimin
rahimakumullah..
Pertama-tama, marilah kita
tingkatkan kualitas taqwa kita
pada Allah dengan berupaya
maksimal melaksanakan apa
saja perintah-Nya yang
termaktub dalam Al-Qur ’an
dan juga Sunnah Rasul saw.
Pada waktu yang sama kita
dituntut pula untuk
meninggalkan apa saja
larangan Allah yang
termaktub dalam Al-Qur ’an
dan juga Sunnah Rasul Saw.
Hanya dengan cara itulah
ketaqwaan kita mengalami
peningkatan dan perbaikan...
Selanjutnya, shalawat dan
salam mari kita bacakan
untuk nabi Muhammad Saw
sebagaimana perintah Allah
dalam Al-Qur ’an : ذوعأ هللاب
نم ناطيشلا ميجرلا
َّنِإ َهَّللا
ُهَتَكِئالَمَو
َنوُّلَصُي ىَلَع
ِّيِبَّنلا اَي اَهُّيَأ
َنيِذَّلا اوُنَمَآ
اوُّلَص ِهْيَلَع
اوُمِّلَسَو
اًميِلْسَت
"Sesungguhnya Allah dan
malaikat-Nya bershalawat
atas Nabi (Muhammad Saw).
Wahai orang-orang beriman,
ucapkan shalawat dan salam
atas Nabi (Muhammad)
Saw." (QS. Al-Ahzab : 56)
Kaum Muslimin
rahimakumullah..
Sebagaimana kita maklumi
bahwa kebersihan hati dan
kesucian jiwa adalah modal
utama untuk mendapatkan
pertolongan dan kemenangan
dari Allah Ta`ala baik di dunia
maupun di akhirat kelak.
Allah Subhanahu Wa Ta`ala
berfirman :
ْدَق َحَلْفَأ ْنَم
اَهاَّكَز ]سمشلا/9[
"Sesungguhnya beruntunglah
orang yang mensucikan jiwa
itu."
Sebaliknya ketika hati dikuasai
oleh hawa nafsu duniawi dan
syahwat hewani maka hati itu
akan menjadi sakit, kotor,
keras, keruh dan bahkan bisa
mati. Dengan demikian
perlahan tapi pasti ia akan
menjerumuskan pemiliknya ke
kubangan kehinaan dan
kerendahan serta
membelokkannya dari tujuan
hidup yang benar sehingga
terperosok ke dalam jurang
kerugian dunia dan akhirat.
Allah Subhanahu Wa Ta`ala
berfirman :
ْدَقَو َباَخ ْنَم
اَهاَّسَد ]سمشلا/10[
"Dan sesungguhnya merugilah
orang yang mengotorinya."
Ramadhan adalah bulan
dimana Allah mewajibkan
hamba-hamba-Nya melakukan
ibadah shaum (memenej
syahwat) sebagai sarana
melatih diri mengendalikan
syahwat baik perut atau
kemaluan, ketenaran,
kebanggaan pada pangkat,
jabatan dan fasilitas duniawi
lainnya dan berbagai syahwat
lainnya. Ibadah Ramadhan
juga bertujuan untuk
membersihkan hati dan jiwa
serta untuk mengantarkan
seorang hamba ke puncak
kemuliaan disisi Allah yaitu
pribadi yang bertaqwa yang
dekat dengan Allah, di
manapun ia berada dan
apapun profesinya. Allah
Ta`ala berfirman ;
اَي اَهُّيَأ َنيِذَّلا
اوُنَمَآ َبِتُك
ُمُكْيَلَع ُماَيِّصلا
اَمَك َبِتُك ىَلَع
َنيِذَّلا ْنِم
ْمُكِلْبَق
ْمُكَّلَعَل
نوُقَّتَت
]ةرقبلا/183[
"Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu
bertaqwa."
Umat Islam khususnya di
zaman Rasulullah dan sampai
sekitar 13 abad setelahnya
sangat memahami esensi
bulan Ramadhan. Di
antaranya sebagai media
pendidikan jihad melawan
syahwat duniawi dan sekaligus
jihad fi sabilillah. Sebab itu,
sepanjang sejarah umat yang
sudah lebih 14 abad ini,
banyak peristiwa kemenangan
kaum Muslimin dalam
menghadapi musuh-musuh
mereka yang terjadi pada
bulan yang mulia ini yakni
bulan Ramadhan, di antaranya
adalah :
1. Perang Badar Kubra yang
terjadi pada tanggal 17
Ramadhan tahun ke 2 hijrah.
Perang ini dianggap sebagai
perang terbesar dan
kemenangan terbesar yang
diraih kaum Muslimin sejak
kemenangan tentara Thalut
atas tentara kafirin Jalut
beberapa abad sebelumnya.
Menariknya, menurut sebuah
riwayat, jumlah personil
tentara Thalut sama dengan
mujahidin yang terjun dalam
peristiwa perang Badar Kubra
yang dipimpin langsung oleh
Nabi Muhammad Shallallahu
`alaihi wa sallam, yakni
sekitar 315 personil Mujahidin.
Allah mengabadikan peristiwa
kemenangan bersejarah yang
tidak akan pernah dilupakan
oleh kaum Muslimin sepanjang
masa ini dalam ayat-ayat suci
alqur`an. Di antaranya :
اوُمَلْعاَو اَمَّنَأ
ْمُتْمِنَغ ْنِم
ٍءْيَش َّنَأَف
ِهَّلِل ُهَسُمُخ
ِلوُسَّرلِلَو
يِذِلَو ىَبْرُقْلا
ىَماَتَيْلاَو
ِنيِكاَسَمْلاَو
ِنْباَو ِليِبَّسلا
ْنِإ ْمُتْنُك
ْمُتْنَمَآ ِهَّللاِب
اَمَو اَنْلَزْنَأ ىَلَع
اَنِدْبَع َمْوَي
ِناَقْرُفْلا َمْوَي
ىَقَتْلا ِناَعْمَجْلا
ُهَّللاَو ىَلَع ِّلُك
ٍءْيَش ٌريِدَق
]لافنألا/41[
"Dan ketahuilah,
Sesungguhnya apa saja yang
dapat kamu peroleh sebagai
rampasan perang, Maka
Sesungguhnya seperlima
untuk Allah, Rasul, Kerabat
rasul, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan binussabil,
jika kamu beriman kepada
Allah dan kepada apa yang
Kami turunkan kepada hamba
Kami (Muhammad) di hari
Furqaan, Yaitu di hari
bertemunya dua pasukan. dan
Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu."
Yang dimaksud dengan hari
Furqaan ialah hari pemisah
antara kubu iman dan kubu
kekufuran dan sekaligus
benturan antara kubu
keimanan dan kubu
kekufuran. Dalam peristiwa
besar tersebut Allah
membuktikan kekuasaan-Nya
dengan memenangkan
pasukan Islam dan
mengalahkan orang kafir.
Pada hari itu Allah
menegaskan bahwa antara al-
haq dengan al-bathil tidak
akan bercampur lagi untuk
selama-lamanya. Jika kubu
kekufuran masih tetap saja
melakukan kezaliman di muka
bumi, khususnya terhadap
kaum Muslimin, maka
pertemuan di medan tempur
sulit untuk dihindarkan. Hari
Furqan adalah hari dimana
Allah menegaskan bahwa al-
haq itu pasti menang atas al-
bathil selama kubu al-haq itu
beriman kepada-Nya dengan
benar.
Hari Furqan itu terjadi di
wilayah Badar pada hari
Jum'at 17 Ramadhan tahun ke
2 hijrah. Sebagian mufassirin
berpendapat bahwa ayat ini
mengisyaratkan kepada hari
permulaan turunnya Al
Qur ’anul Kariem pada malam
17 Ramadhan saat Rasul Saw
berada di gua Hira ’ sekitar 15
tahun sebelumnya. Sebab itu,
kemenangan kaum Muslimin
pada perang badar Kubra
disebut sebagai awal
kemenangan ideology Islam
atas ideology kekufuran dan
kemusyrikan dalam sejarah
Islam.
2. Fathu Makkah yang terjadi
pada tahun ke 8 hijrah. Fathu
Makkah merupakan sebuah
kemenangan besar ajaran
tauhid dengan semua sistem
syari ’atnya atas ideology,
keyakinan dan sistem hidup
jahiliyah yang dipenuhi
kekufuran, kemusyrikan dan
kezaliman. Indikator
kongkritnya adalah masuknya
manusia dengan berbondong-
bondong ke dalam Islam.
Peristiwa ini mengajarkan
kepada kita bahwa Fathu
Makkah adalah bukti
tegaknya syariat Allah di
muka bumi. Tidak ada lagi
syari’at lain di negeri-negeri
Islam dan masyarakat Islam
selain syari ’at Rabbul ‘Alamin.
Semua sistem jahiliyah baik
yang diciptakan sendiri
maupun peninggalan nenek
moyang hancur berkeping-
keping di hadapan syari ’at
Allah, Tuhan Pencipta alam
semesta. Inilah kemenangan
total dakwah Islam yang
sebenarnya. Kemenangan
dakwah Islam yang tidak
seperti kemenangan pada
Fathu Makkah adalah
kemenangan semu, juz-iyyah
(parsial) dan bahkan bisa juga
kemenangan tipu-tipuan.
Allah mencatatkan peristiwa
ini dalam kitab-Nya yang
abadi ketika Dia berfirman :
اَذِإ َءاَج ُرْصَن
ِهَّللا ُحْتَفْلاَو
)1( َتْيَأَرَو
َساَّنلا َنوُلُخْدَي
يِف ِنيِد ِهَّللا
اًجاَوْفَأ )2(
ْحِّبَسَف ِدْمَحِب
َكِّبَر
ُهْرِفْغَتْساَو
ُهَّنِإ َناَك اًباَّوَت
)3 ]رصنلا/1-3[
"Apabila telah datang
pertolongan Allah dan
kemenangan, dan kamu lihat
manusia masuk agama Allah
dengan berbondong-bondong,
Maka bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu dan
mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah
Maha Penerima taubat."
Dalam surah An-Nashr ini,
Allah menjelaskan
kemenangan da`wah Islam
dengan indikasi yang sangat
jelas yaitu masuk Islamnya
manusia dengan berduyun-
duyun dan diterimanya ajaran
Islam sebagai manhajul hayah
atau the way of life. Atau
dengan kata lain,
kemenangan Islam itu ditandai
oleh tegaknya aturan dan
syari’at Allah di muka bumi
yang dihuni kaum Muslimin.
Sedangkan pemimpinnya
adalah orang yang paling
tinggi taqwanya pada Allah.
Bukanlah bisa disebut
kemenangan dakwah Islam
kalau tidak atau belum
mengindikasikan hal-hal di
atas. Karena, kemenangan itu
bukanlah ketika orang
beramai-ramai makin jauh
dari nilai-nilai Islam, malu
menjadikan nilai-nilai Islam
sebagai landasan perjuangan
dan malu meninggikan syiar
dan ajaran Allah Ta`ala.
Orang-orang seperti ini
bukanlah orang yang sedang
memperjuangkan Islam dan
dakwah Islam, melainkan
berjuang untuk kepentingan
duniawi dengan berbalutkan
Islam dan dakwah Islam.
3. Ma`rakah [perang] Ain Jalut
yang terjadi pada tanggal 24
bulan Ramadhan tahun 658
hijrah.
Pada peperangan ini kaum
Muslimin di bawah pimpinan
seorang amir /pemimpin yang
shalih; Al-Muzhaffar Qutz
berhasil menghancurkan
pasukan Tartar di sebuah
lembah di Negri Palestina
yang dikenal dengan nama Ain
Jalut..
Ada peristiwa yang sangat
menarik dari Ma`rakah
[perang] Ain Jalut yang dicatat
oleh sejarah dengan tinta
emas. Pada saat Al-Muzhaffar
Qutz melihat moral tentara
kaum Muslimin menurun
akibat pukulan dan serangan
yang luar biasa dari pasukan
Tartar yang dikenal sangat
tangguh dan ganas itu, Al-
Muzhaffar Qutz dengan cerdas
menciptakan yel-yel atau
syi ’ar yang akan
mengingatkan para
prajuritnya bahwa mereka
bukanlah sedang mengejar
harta dan kedudukan, dan
bukan pula sedang membela
sejengkal tanah atas dasar
nasionalisme. Akan tetapi,
mereka sedang
meperjuangkan Islam yang
sudah diinjak-injak
kesuciannya oleh pasukan
Tartar sejak mereka
memasuki kawasan Islam,
khsusnya setelah mereka
berhasil menaklukkan
Baghdad sebagai ibu kota
negera Islam. Lalu Al-
Muzhafar memilih kata "wa
Islamah" yang berarti “Duhai
Islamku”
Sebagai pemimpin dan
sekaligus panglima Mujahidin,
Al-Muzhaffar Qutz bukan
hanya mengeluarkan syi ’ar
dan yel-yel itu dari atas
menara dan gedung tinggi dan
membiarkan prajuritnya
bertempur mati-matian atas
dasar perintah dari al-qiyadah
al- ‘ulya (pemimpin tertinggi).
Akan tetapi, ia maju ke baris
terdepan setelah kuda yang
Beliau tunggangi jatuh
terkena anak panah musuh.
Dengan keyakinan yang kuat
pada Allah, Beliau berjalan
sambil bertempur
mengahadapi musuh yang ada
di hadapnya satu persatu.
Melihat sang pemimpin
bertindak seperti itu para
perajuritnya mengatakan : "
janganlah anda
membahayakan diri dengan
berbuat seperti itu, kalau
anda mati bagaimana dengan
Islam? Ini kuda kami, silahkan
anda tunggangi"
Mendengar tawaran yang
logis itu, Al-Muzhaffar Qutz
berkata :" Saya sedang
mencium aroma syurga,
mengapa harus saya
berlambat-lambat menujunya?
Islam itu memiliki Pelindung
yang akan senantiasa
menjaganya dan sungguh
telah terbunuh si fulan dan
sifulan..Telah meninggal Abu
Bakar, Umar, Utsman dan Ali.
Namun, Allah tetap
menegakkan dan memelihara
agama-Nya dengan orang lain
sepeninggalan mereka".
Inilah keteladanan seorang
pemimpin sejati dalam sejarah
Islam. Tidak silau dengan
berbagai fasilitas duniawi,
kapanpun dan di manapun. Di
bawah pemimpin seperti inilah
prajurit kaum Muslimin
mampu mengalahkan dan
menghancurkan pasukan
Tartar dalam Ma`rakah Ain
Jalut yang sangat terkenal itu
dan dikenang sepanjang
sejarah umat Islam dan
tercium harumnya semerbak
sampai akhir zaman.
Kaum Muslimin
Rahimakumullah..
Semua kemenangan dan
pertolongan Allah atas kaum
Muslimin dalam sepanjang
sejarah Islam yang lebih 14
abad itu tidaklah datang tanpa
sebab dan tidak pula turun
sim salabim. Harus ada upaya
yang dilakukan dengan
mewujudkan sebab-sebab
diturunkannya pertolongan
dan kemenangan tersebut.
Sejarah Islam itu panjang,
lebih dari 14 abad, bukan dari
tahun 80-an... Sepanjang
sejarah Islam kita menemukan
sebab-sebab kemenangan dan
pertolongan Allah itu datang.
Di antaranya :
1. Kekuatan iman kepada
Allah. Allah berfirman :
اَمَّنِإ َنوُنِمْؤُمْلا
َنيِذَّلا اوُنَمَآ
ِهَّللاِب ِهِلوُسَرَو
َّمُث ْمَل
اوُباَتْرَي اوُدَهاَجَو
ْمِهِلاَوْمَأِب
ْمِهِسُفْنَأَو يِف
ِليِبَس ِهَّللا
َكِئَلوُأ ُمُه
َنوُقِداَّصلا
]تارجحلا/15[
"Sesungguhnya orang-orang
yang beriman itu hanyalah
orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan
harta dan jiwa mereka pada
jalan Allah. mereka Itulah
orang-orang yang benar."
Iman telah menciptakan
banyak keajaiban. Para
Shahabat Rasulullah saw
memenuhi hati mereka
dengan iman dan merasakan
betul lezatnya keimanan itu.
Dengan kekuatan iman
kepada Allah Rabbul `Alamin
jalan ladang da`wah yang
terjal terasa menjadi mulus
dan yang sulit terasa mudah.
Karena iman dan
pengenalannya yang benar
tehadap Penciptanya maka
seorang Mu`min tidak
mengenal putus asa. Dengan
iman ia tidak pernah
dilemahkan oleh gelombang
fitnah dunia, harta dan
jabatan. Dengan iman ia tegar
laksana batu karang. Itulah
yang sudah ditunjukkan oleh
para Shahabat yang mulia
Bilal bin Rabah, Khabbab bin
Arts, keluarga Yasir, Khubaib
bin Adi dan banyak lagi
Shahabat yang lain
Ridhwanullahi `alaihim.
Karena keimanan itulah Allah
menurunkan banyak
pertolongan dan kemenangan
kepada mereka atas musuh-
musuh mereka sebagaimana
Allah berjanji dalam kitab-Nya
yang mulia :
اَّنِإ ُرُصْنَنَل
اَنَلُسُر َنيِذَّلاَو
اوُنَمَآ يِف
ِةاَيَحْلا اَيْنُّدلا
َمْوَيَو ُموُقَي
ُداَهْشَأْلا ]رفاغ/51[
"Sesungguhnya Kami pasti
menolong Rasul-rasul Kami
dan orang-orang yang
beriman dalam kehidupan
dunia dan pada hari berdirinya
saksi-saksi (hari kiamat)."
Karena itu sudah sepatutnya
kita mengharap petunjuk
Allah, beriman kepadaNya
dengan keimanan yang benar
sehingga kita bisa merasakan
kenikmatannya yang akan
mengangkat kita ke maqam
yang tinggi dan mulia..
اَلَو اوُنِهَت اَلَو
اوُنَزْحَت ُمُتْنَأَو
َنْوَلْعَأْلا ْنِإ
ْمُتْنُك َنيِنِمْؤُم
]لآ نارمع/139[
"Janganlah kamu bersikap
lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, Padahal
kamulah orang-orang yang
paling Tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang
beriman."
Benarlah Rasulullah saw saat
Beliau bersabda : "Ada 3 hal
yang apabila dimiliki oleh
seseorang maka ia akan
merasakan manisnya iman;
jika Allah dan RasulNya lebih
dicintai dari pada yang lain,
jika ia mencintai seseorang
semata-mata karena Allah
dan ia membenci kekufuran
sebagaimana ia benci jika
dilemparkan kedalam api"
2. Adanya keteladanan yang
baik [qudwah hasanah] dari
seorang pemimpin
Allah Ta`ala telah menjadikan
Rasul-Nya Muhammad
Shallallahu `alaihi wa sallam
sebagai pemimpin umat
manusia, memerintahkan
Beliau untuk menjadi teladan
bagi mereka dalam semua
segi kehidupan. Sebab itu,
Allah juga memerintahkan
kaum Muslimin untuk
meneladani Beliau.
Kemenangan dan kejayaan
yang diperoleh kaum Muslimin
sepanjang sejarahnya sangat
ditentukan oleh keteladanan
yang diperlihatkan oleh para
pemimpin mereka, baik
keteladanan dalam ibadah,
keteladanan dalam akhlaq
dan prilaku, keteladanan
dalam zuhud dan wara`
terhadap dunia, keteladaan
dalam jihad dan pengorbanan,
keteladanan dalam
memegang teguh prinsip,
keteladanan dalam sifat sabar
dan pemaaf dan keteladanan
dalam bentuk yang lain.
Inilah yang diperlihatkan oleh
Abu Bakar, Umar, Utsman,
dan Ali bin Abi Thalib
Radhiyallahu Anhum
sepeninggalan Rasul saw.
Keteladanan itu pula
kemudian yang diperlihatkan
oleh Umar bin Abdil Aziz,
Shalahuddin Al-Ayyubi, Al-
Muzhaffar Qutz, Muhammad
Al-Fatih. Demikian pula yang
diperlihatkan oleh para
pemimpin di masa kini seperti
Imam Hasan Al-Banna, Sayyid
Quthb, Mustafa As-Siba`i,
Syaikh Abdullah `Azzam,
Syekh Ahmad Yasin dan tokoh-
tokoh lain yang menjadi
teladan kebanggaan umat dan
pemuda Islam saat ini. Dengan
keteladanan itulah umat
bangkit, panji-panji Islam
menjulang di seluruh pelosok
negeri, izzah Islam dan kaum
Muslimin tegak, pertolongan
dan bantuan Allah turun
kepada mereka
Salah satu contoh keteladanan
seorang pemimpin adalah apa
yang diperlihatkan oleh Imam
Hasan Al-Banna
Rahimahullah :
Suatu hari utusan dari
Kedubes Inggris datang
berkunjung ke Markaz
Ikhwanul Muslimin untuk
bertemu degan Imam Hasan
Al-Banna Rahimahullah.
Utusan itu berkata kepada
Beliau: "Pemerintah Inggris
mempunyai program untuk
membantu organisasi
keagamaan dan juga
masyarakat dan salah satu
yang terpilih untuk
mendapatkan bantuan itu
adalah organisasi Tuan...Kami
akan memberikan bantuan
tidak mengikat, ini cek
sejumalah 10.000 pound utk
membantu jamaah Ikhwanul
Muslimin"
Mendengar tawaran itu, Imam
Al-Banna-pun tersenyum
sambil berkata:
"Sesungguhnya kalian lebih
membutuhkan uang itu dari
pada kami, karena kalian
sedang berperang"
Karena tawaran itu ditolak,
utusan Inggris tersebut
menambahkan jumlahnya,
namun Imam Al-Banna tetap
menolaknya. Sebagian
anggota jamaah ada yang
heran dan saling berbisik:
"Kenapa kita tidak menerima
uang itu? lalu kita gunakan
untuk melawan mereka"
Lalu Imam Al-Banna
menjelaskan: "Sesungguhnya
tangan yang sudah terbuka
tidak mungkin lagi ditutup,
tangan yang sudah menerima
bantuan tidak akan mampu
lagi memukul, kita akan
berjihad dengan harta dan
jiwa kita sendiri, bukan
dengan harta dan jiwa orang
lain..
3. Cinta jihad dan mati syahid.
Jihad adalah amal yang paling
utama di sisi Allah. Ia adalah
puncak ajaran Islam [zarwatu
sanamil Islam]. Allah memberi
pujian kepada para Mujahid
dengan pujian yang tinggi dan
menjanjikan kepada mereka
balasan yang melimpah di
syurga. Di sana terdapat
sesuatu yang belum pernah
dilihat mata, belum pernah
didengar telinga dan sesuatu
yang belum pernah terlintas
dalam benak manusia. Kaum
Muslimin disepanjang sejarah
mereka bersepakat bahwa
jihad adalah amal yang di
syariatkan Allah sampai hari
kiamat dan dipraktekkan oleh
para Shahabat, Tabi ’in,
Tabi’ittabi’in dan siapa saja
setelah mereka yang
mendapat hidayah. Dengan
amal jihad ini kaum Muslimin
menegakkan syariat Allah,
menegakkan keadilan,
membela kehormatan agama,
tanah air dan diri mereka
serta mengangkat kezaliman
yang menimpa umat manusia.
Karena itu mereka selalu
merespon panggilan Allah dan
RasulNya untuk berjihad.
Dengannya kehormatan
dibangun untuk menggantikan
kehinaan, kekuatan
ditegakkan untuk
menggantikan kelemahan,
keadilan ditegakkan untuk
menggatikan kezaliman.
Kaum Muslimin juga
memahami tidak ada
kematian yang lebih mulia
dibanding orang yang mati
syahid, seperti yang dijelaskan
Allah :
اَلَو َّنَبَسْحَت
َنيِذَّلا اوُلِتُق
يِف ِليِبَس
ِهَّللا اًتاَوْمَأ ْلَب
ٌءاَيْحَأ َدْنِع
ْمِهِّبَر َنوُقَزْرُي
]لآ نارمع/169[
"Janganlah kamu mengira
bahwa orang-orang yang
gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka itu hidup disisi
Tuhannya dengan mendapat
rezki."
Dalam sebuah peperangan,
Rasulullah berkata kepada
para Shahabatnya:
"Bangkitlah kalian menuju
syurga yang luasnya seluas
langit dan bumi". Syurga yang
luasnya seluas langit dan
bumi?" tanya Umair bin
Hammam Al-Anshari ra. "Ya"
jawab Rasulullah. "kalau
begitu bagus, bagus.." sahut
Umair.
"Mengapa kau katakan bagus,
bagus.." tanya Rasulullah. "Ya
Rasulallah, aku ingin menjadi
penghuninya". "Engkau salah
satu penghuninya," Jawab
Rasulullah. Mendengar
jawaban itu, seketika itu juga
ia mengambil korma dalarn
kantongnya yang hendak ia
makan. Kemudian ia berkata:
"Kalau aku habiskan korma
ini, betapa lamanya aku
hidup," katanya. Kemudian ia
lemparkan korma itu lalu
terjun ke medan jihad dan
Umair-pun meraih syahid-nya
Shahabat Anas bin Malik ra
berkata: " Abu Thalhah ra
membaca surah Baro`ah,
ketika sampai ayat :
اوُرِفْنا اًفاَفِخ
اًلاَقِثَو اوُدِهاَجَو
ْمُكِلاَوْمَأِب
ْمُكِسُفْنَأَو يِف
ِليِبَس ِهَّللا
ْمُكِلَذ ٌرْيَخ
ْمُكَل ْنِإ ْمُتْنُك
نوُمَلْعَت َ
)ةبوتلا/41(
"Berangkatlah kamu baik
dalam keadaan merasa ringan
maupun berat, dan
berjihadlah kamu dengan
harta dan dirimu di jalan
Allah. Yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui."
Setelah itu ia berkata:
"Menurutku, Allah
memerintahkan kita untuk
berangkat ke medan jihad,
baik pemuda maupun orang
tua. Wahai anak-ku!
Persiapkan bekal-ku untuk
berangkat berjihad.." Anak-
anakny berkata: "Semoga
Allah merahmati ayah. Ayah
telah ikut berperang bersama
Rasulullah saw hingga akhir
hayat Beliau, bersama Umar
hingga akhir hayat Beliau..
Ayah..Biarlah kami yang
berangkat sementara ayah
tinggal di rumah" Abu Thalhah
berkata: "Tidak, siapkan
perbekalan ayah untuk
berangkat"..
Maka Shahabat Rasulullah
yang mulia inipun berangkat
dan bertempur di lautan, ia
meninggal ditengah laut dan
para mujahidin baru
menemukan pulau untuk
menguburkan jenazahnya
setelah tujuh hari, selama
tujuh hari itu jenazah Abu
Thalhah tidak berubah dan
tidak membusuk..
4. Mencintai negeri Akhirat
َكْلِت ُراَّدلا
ُةَرِخَآْلا اَهُلَعْجَن
َنيِذَّلِل اَل
َنوُديِرُي اًّوُلُع
يِف ِضْرَأْلا اَلَو
اًداَسَف
ُةَبِقاَعْلاَو
َنيِقَّتُمْلِل
]صصقلا/83[
"Negeri akhirat itu, Kami
jadikan untuk orang-orang
yang tidak ingin
menyombongkan diri dan
berbuat kerusakan di (muka)
bumi. dan kesudahan (yang
baik) itu adalah bagi orang-
orang yang bertaqwa."
Imam Ali bin Abi Thalib ra
berkata : " Wahai dunia,
perdayalah orang selain aku,
wahai dunia, aku menjatuhkan
thalaq tiga kepadamu. Setelah
itu Beliau membaca ayat
diatas [Al-Qashash : 83]
Kenapa generasi Islam
terdahulu berhasil menthalak
tiga dunia dan di mata, pikiran
dan hati mereka ingin cepat-
cepat kembali kepada
kampung akhirat? Sejarah
mengajarkan pada kita bahwa
interaksi mereka dengan Al-
Qur`an dan dengan sunnah
Rasulullah saw adalah kunci
rahasianya. Berinteraksi
dengan Al-Qur ’an dan Sunnah
Rasul secara baik dan
maksimal telah memberikan
pemahaman kepada mereka
bahwa dunia ini adalah tempat
tinggal sementara, tempat
ujian dan cobaan dan pada
hakikatnya dunia ini adalah
ladang Akhirat, Setiap kita
menanam kebaikan hari ini
untuk memetiknya esok di
hari akhirat, bukan di dunia ini
juga. Hidup kita ini adalah
untuk akhirat, bukan untuk
kehidupan dunia itu sendiri.
Allah menjelaskan :
يِذَّلا َقَلَخ
َتْوَمْلا َةاَيَحْلاَو
ْمُكَوُلْبَيِل
ْمُكُّيَأ ُنَسْحَأ
اًلَمَع َوُهَو
ُزيِزَعْلا ُروُفَغْلا
] كلملا 2[
"Dzat yang menciptakan
kematian dan kehidupan agar
Dia mengujimu siapa dari
kamu yang paling baik
amalnya dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha
pengampun."
Para Shahabat sangat
memahami hal tersebut. Oleh
karenanya mereka berjuang
keras membuang jauh-jauh
dunia dari hati mereka meski
mereka memiliki harta dunia
yang memenuhi bumi.
Abu Bakar ra pernah
membawa seluruh hartanya
sebagai bekal prajurit dalam
jihad fi sabilillah. ketika Nabi
saw bertanya: “Apa yang
engkau sisakan bagi
keluargamu ?” Abu Bakar
menjawab: ”Aku tinggalkan
bagi mereka Allah dan Rasul-
Nya ”
Khalifah Umar ra mengunjungi
rumah gubernurnya Abu
Ubaidah binul Jarrah ra di
Syam. Khalifah hanya melihat
pedang, perisai dan tombak di
rumahnya.
Ketika Rasul saw memobilisasi
dana untuk operasi militer,
Abdurrahman bin Auf ra
pulang ke rumahnya dan
segera kembali, kemudian ia
berkata: “Ya Rasulallah, saya
mempunyai uang 4.000 dinar,
2.000 aku pinjamkan kepada
Allah, 2.000 aku tinggalkan
untuk keluargaku ”
Rasul saw berkata: ”Semoga
Allah memberkahi yang kamu
berikan dan memberkahi apa
yang kamu sisakan “
Kaum Muslimin
Rahimakumullah..
Pesan dari kisah tersebut
adalah ketika para Shahabat
membebaskan diri dari
kekuasaan dunia dengan
segala daya tariknya dan
mereka hanya tunduk, patuh,
dan menyerahkan dirinya
kepada Allah, mencintai
negeri akhirat, maka Allah
berkenan memuliakan
mereka, menolong dan
membantu mereka atas
musuh-musuhnya.
Kalau kita ingin meraih apa
yang telah dicapai para
Shahabat, syaratnya adalah
kita harus membuang cinta
dunia dari dalam hati kita
sejauh-jauhnya, meskipun kita
memiliki dunia sebanyak
hamparan padang pasir,
kemudian kita bangun
orientasi semua aktifitas kita
untuk kepentingan akhirat
saja.
5. Bersungguh-sungguh
menolong agama Allah
اَي اَهُّيَأ َنيِذَّلا
اوُنَمَآ ْنِإ
اوُرُصْنَت َهَّللا
ْمُكْرُصْنَي
ْتِّبَثُيَو
ْمُكَماَدْقَأ ]دمحم/7[
"Hai orang-orang mukmin, jika
kamu menolong (agama)
Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu."
Rasulullah SAW bersabda :
َلّـفـكت هللا نمل
دهاج ىف هليبس ال
هجرخي نم هتيب الإ
داهجلا ىف هليبس و
ُقيِدْصَـت هِتملك
نأ هلخدي ةنجلا وأ
ّدُرَي َه ىلإ هنكسم
امب َلاَن نم ٍرجأ وأ
ٍةمينغ ] ناخيشلا[
"Allah menjamin seseorang
yang berjihad fii sabilillah
yang keluar rumahnya tidak
lain hanya bertujuan untuk
berjihad dan untuk
membuktikan kebenaran
janjiNya bahwa Allah akan
memasukkannya ke dalam
syurga atau mengembalikan ia
ke rumahnya yang telah
ditinggalkannya dengan
membawa pahala atau
ghanimah yang ia peroleh"
Bersungguh-sungguh membela
agama Allah adalah salah
satu akhlaq para Shahabat
yang menyebabkan mereka
mendapatkan bantuan dan
pertolongan Allah. Para
Shahabat mendengar sendiri
Firman Allah dan sabda Rasul-
Nya dan melihat langsung
praktek Rasulullah tentang
hal ini, seperti yang
ditegaskan Allah dan Rasul-
Nya dalam ayat dan hadits di
atas.
Mereka menyaksikan
Rasulullah secara nyata
mengamalkan perintah Allah
ini. Aktifitas inilah yang sangat
menyibukkan Beliau siang dan
malam, susah dan senang, di
saat safar atau di rumah,
kapan dan dimanapun. Karena
itu para Shahabatpun
bergerak menjalankan
kewajiban ini, mereka
curahkan seluruh perhatian
untuk membela agama Allah,
mereka mencintainya,
menyibukkan diri dengannya
dan menjadi pembicaraan
mereka disaat bangun serta
mimpi mereka disaat tidur..
Inilah salah satu gambaran
kesungguhan mereka
membela agama Allah,
mereka datang jauh dari
Madinah ke Mesir untuk
menda`wahkan Islam di
benua hitam tersebut. Adalah
Shahabat Amru binul Ash
datang ke Mesir untuk
menda`wahkan Islam kepada
penduduknya, menyelamatkan
mereka dari jilatan api neraka
dan meninggikan kalimat
tauhid La Ilaha Illallah.
Penguasa Mesir dari bangsa
Romawi yg berkuasa saat itu
bernama Muqauqis. Dia
menyadari betul bahwa
pertempuran dengan kaum
Muslimin merupakan sesuatu
yang tak mungkin lagi
dihindari.. Sebelum
pertempuran benar-benar
berlangsung, Muqauqis
mengirim utusan kepada
Amru binul Ash untuk
melakukan perundingan.
Panglima Amru binul Ash
mengutus 10 orang Shahabat
terkemuka yang dipimpin oleh
Ubadah bin Shamit
Radhiyallahu `anhu, Beliau
adalah seorang yang sangat
hitam, berpostur tinggi dan
disegani.
Ketika utusan kaum Muslimin
itu sampai, Muqauqis
merasakan takut merasuki
dirinya seraya berkata:
"Jauhkan orang saya dari
orang hitam ini – yang
dimasud adalah Shahabat
mulia Ubadah bin Shamit–
dan suruh orang lain yang
maju dan berbicara dengan
saya."
Semua anggota delegasi kaum
Muslimin berkata: "Laki-laki
ini adalah seorang shahabat
Nabi yang mulia. Beliau
adalah yang paling alim
diantara kami. Beliau diangkat
menjadi pemimpin kami dan
kami diperintah untuk
merujuk kepada perkataan
dan pendapatnya. Bagi kami
orang hitam atau putih sama
saja, hanya taqwa dan amal
shalih seseorang yang dapat
unggul dari yang lainnya."
Selanjutnya Muqauqis
memberi isyarat kepada
Ubadah bin Shamit untuk
berbicara..Ubadah berkata:
"Sesungguhnya dibelakang
saya ada 1000 orang lagi
Shahabat saya yang serupa
dengan saya bahkan mereka
lebih hitam dibanding saya.
Kalau anda melihat mereka
anda pasti lebih takut kepada
mereka daripada saya..
Sungguh saya telah ditunjuk
sebagai komandan dan saya
telah meninggalkan semua
kesenangan dunia. Namun
demikian –dan segala puji
hanya bagi Allah- saya tidak
pernah takut berhadapan
dengan 100 orang musuh
meskipun mereka menyerang
saya dalam waktu
bersamaan..
Para Shahabat saya adalah
orang-orang yang memiliki
misi yang sama yaitu jihad fi
sabilillah demi tegaknya
kalimat Allah. Demi Allah..
Tidak seorangpun di antara
kami yang peduli apakah ia
memiliki segudang emas atau
hanya memiliki satu dirham
saja. Sungguh bagi kami
kenikmatan duniawi bukanlah
sebuah kenikmatan dan
kemegahannya bukanlah
kebanggaan. Itulah prinsip
yang diajarkan Allah dan
Rasul-Nya kepada kami"
Penuturan lantang ini sangat
berpengaruh dalam diri
Muqauqis sehingga ucapan ini
semakin membuat nyalinya
menciut. Kemudian ia berkata
kepada orang-orang yang ada
disekelilingnya: "Saya prediksi
bahwa orang-orang ini akan
menguasai seluruh negeri di
muka bumi ini"
Kemudian Muqauqis berkata:
"Saya telah mendengar
penuturan tuan, hanya saja
saya masih yakin tujan kalian
berperang hanyalah karena
kecintaan kalian terhadap
dunia. Pasukan Romawi
dengan jumlah sangat banyak
telah bergerak untuk
memerangi kalian dan kami
lebih memilih berdamai
dengan kalian. Kami akan
memberikan 2 dinar kepada
setiap prajurit kalian, 100
dinar untuk setiap komandan
kalian serta 1000 dinar untuk
Khalifah kalian, ambillah
semuanya dan kami tidak
ingin melihat kalian
dihancurkan oleh pasukan
Romawi itu."
Ubadah bin Shamit menyadari
bahwa itu hanyalah omong
kosong dan tipu daya
terhadap kaum Muslimin,
sehingga mereka akan
berdecak kagum dengan
pemikiran matrealis yang
menuhankan harta dan
kekayaan.
Dengan semangat keislaman
Ubadah bin Shamit yang mulia
ini mengatakan: "Tuan, jangan
sekali-kali tertipu dengan
orang disekeliling anda.
Ancaman yang anda ucapkan
tidak akan pernah
menyurutkan langkah kami.
Harta anda yang melimpah
takkan membuat kami
berpaling, jika anda
berperang hingga tetes darah
kami yang terakhir hal itu
justru lebih baik bagi kami,
demi negeri akhirat kami dan
itu lebih memungkinkan kami
mendapatkan ridha Allah dan
syurgaNya yang penuh
kenikmatan..."
"Sepanjang hari, pagi dan
petang setiap orang dari kami
selalu berdoa dan memohon
dengan penuh harap kepada
Allah agar Dia
menganugrahkan syahid dan
agar Allah tidak
mengembalikan setiap kami
ke tanah air dan sanak
keluarga.. Anda hanya punya
tiga pilihan : Masuk Islam,
membayar jizyah atau perang.
Inilah yang diperintahkan
Khalifah dan Komandan kami,
demikian pula yang diperintah
oleh Allah dan RasulNya
kepada kami.." Lalu Muqauqis
bertanya: " Tidak adakah
pilihan selain tiga hal itu?"
Ubadah bin Shamit
menunjukkan jari tangannya
ke arah langit sambil berkata:
" Demi Rabb langit, tidak ada
lagi, pilihlah salah satu dari
ketiga hal itu untuk kalian.."
Muqauqispun tunduk, akan
tetapi para elite
kepemimpinan lain tidak
menerima, akhirnya mereka
terjun dalam arena
peperangan dengan semangat
orang-orang yang kalah.
Ketika kaum Muslimin
berhasil menguasai benteng-
benteng mereka di bawah
kumandang Takbir, tahta
kekaisaran Romawipun seolah
berguncang hebat. Lalu,
kecongkakan dan arogansi
bangsa Romawipun hancur di
tangan prajurit Muslim yang
telah penuh ikhlas menjual
nyawa dan hartanya untuk
agama Allah dan kepentingan
akhirat mereka.
Muqauqis berkomentar: "Jika
kaum ini berhadapan dengan
gunung-gunung yang kokoh
dan tinggi menjulang, niscaya
mereka mampu melenyapkan
gunung-gunung itu dari
tempatnya"
Izzah Imaniyah seperti inilah
yang mengantarkan kaum
Muslimin ke puncak kejayaan,
dulu, sekarang dan di masa
yang akan datang.
Kaum Muslimin
rahimakumullah...
Demikianlah khutbah ini,
semoga Allah sampaikan kita
di bulan Ramadhan tahun 1431
hijrah ini dan memasukkan
kita ke dalam golongan
hamba-Nya mendapatkan
kemenangan. Semoga Allah
pilih kita menjadi orang-orang
yang sukses di akhirat kelak,
yakni dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam
Syurga. Semoga Allah
berkenan menghimpunkan
kita di syurga Firdaus yang
paling tinggi bersama Rasul
Saw, para shiddiqin, syuhada’,
dan shalihin sebagaimana
Allah himpunkan kita di
tempat yang mulia ini.
Allahumma amin..
كراب هللا يل مكلو
يف نآرقلا ميظعلا
ينعفنو مكايإو امب
هيف نم تايآلا و
ركذلا ميكحلا لوقأ
يلوق اذه رفغتسأو
هللا يل مكلو هنإ
ىلاعت داوج ميرك كلم
فوؤر ميحر هنإ وه
عيمسلا ميلعلا ......

0 komentar:

Posting Komentar

MOTEKAR-LIFE™ © 2008 Template by:
SkinCorner